Kehamilan & Parenting

Tanda-Tanda Depresi Saat Hamil

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Depresi pada ibu mungkin lebih dikenal terjadi setelah melahirkan, disebut juga sebagai baby blues. Tapi sebenarnya tidak sedikit wanita yang juga mengalami depresi ketika sedang mengandung.

Riset menunjukkan bahwa sekitar 7% wanita hamil mengalami kondisi ini. Depresi adalah salah satu gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan tidak bersemangat yang tidak mau hilang. [1, 3, 4]

Depresi yang terjadi saat hamil, disebut depresi antepartum, berkaitan dengan perubahan pada zat kimia di otak. Saat kehamilan terjadi, perubahan hormon bisa mempengaruhi keseimbangan kimia di otak yang kemudian berhubungan langsung dengan terpicunya depresi dan kecemasan. [1, 2, 3, 4]

Beberapa wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi antepartum karena beberapa faktor, termasuk riwayat depresi sebelum hamil, kondisi sosial ekonomi, masalah pribadi atau dengan pasangan, belum siap untuk hamil, dan sebagainya. [2, 4]

Apakah ada perbedaan antara rasa cemas dan khawatir yang umum dengan depresi? Berikut tanda-tanda depresi saat hamil yang mudah dikenali: [1, 2, 3, 4]

  • Cemas berlebihan tentang kondisi bayi dalam kandungan
  • Memiliki kepercayaan diri yang rendah, misalnya merasa tidak mampu menjaga kandungan atau nantinya tidak bisa menjadi orangtua yang baik
  • Merasa bersalah, tidak berdaya atau tidak berarti
  • Hampir sepanjang hari suasana hati terasa buruk atau merasa sedih
  • Sulit tidur atau malah tidur terlalu banyak karena merasa tidak bersemangat
  • Selalu merasa lelah atau tidak berenergi
  • Menangis tanpa alasan yang jelas
  • Tidak bisa menikmati aktivitas-aktivitas yang biasanya dianggap menyenangkan
  • Mengalami kesulitan untuk berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • Sulit untuk diyakinkan tentang kemampuan diri sendiri
  • Sulit untuk berkomitmen melakukan perawatan prenatal
  • Merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
  • Selera makan berubah, entah itu jadi makan terlalu banyak atau tidak mau makan
  • Sering berpikir tentang kematian atau bunuh diri

Beberapa riset menemukan bahwa episode depresi pada ibu hamil ini lebih sering terjadi saat trimester pertama dan ketiga.

Tanpa penanganan yang tepat, wanita hamil yang mengalami depresi cenderung tidak mengurus kandungannya, tidak mendapat asupan gizi serta istirahat yang cukup. Kondisi ini bisa mengarah pada risiko mengalami keguguran, bayi lahir premature atau bayi lahir dengan berat badan rendah. [4]

Jika depresi saat hamil tidak diatasi, maka bisa berlanjut ke depresi pasca persalinan yang bisa berlangsung hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Kondisi ini jauh lebih serius daripada baby blues.

Ini sebabnya, bila ibu hamil merasakan gejala-gejala depresi pada dirinya, atau bila orang-orang terdekat melihat ada tanda-tanda ini pada ibu hamil, maka segera lakukan konsultasi dengan dokter.

1. Mayo Clinic Staff. Depression during pregnancy: You're not alone. Mayo Clinic; 2019.
2. Cleveland Clinic Professional. Depression During Pregnancy. Cleveland Clinic; 2020.
3. APA Team. Depression During Pregnancy; Signs, Symptoms, and Treatment. American Pregnancy Association.
4. Canadian Paediatric Society. Depression in pregnant women and mothers: How children are affected. Paediatrics and Child Health; 2004.

Share