Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Depresi antepartum adalah depresi yang dialami oleh seorang ibu saat kehamilannya (sebelum melahirkan). Depresi berbeda dengan rasa sedih biasa. Dimana saat merasa sedih seseorang dapat mengembalikan mood... gembira dengan cara melakukan hal yang menyenangkan, dan rasa sedih bisa berangsur membaik seiring berjalannya waktu. Pada kondisi depresi maka perasaan sedih sangat hebat, tidak membaik dengan cara apapun, terus menerus merasa lelah dan tidak bersemangat melakukan apapun (bahkan untuk hal yang biasanya menyenangkan), dan menyebabkan perubahan pola makan, tidur, serta libido. Pada wanita yang mengalami depresi antepartum, wanita tersebut dapat merasakan kecemasan yang terus menerus, perasaan tidak siap untuk menjadi ibu, dan ketakutan tidak dapat mengurus anak dengan baik. Hal ini jika dibiarkan terus menerus tentu akan berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan bayi. Adanya gangguan termasuk perubahaan suasana hati yang terus menerus dapat menjadi tanda bahwa seorang wanita hamil perlu memeriksakan diri kepada dokter. Read more
Daftar isi
Apa itu Depresi Antepartum?
Pernahkah Anda mendengar bahwa seorang ibu dapat mengalami depresi setelah melahirkan atau disebut juga depresi postpartum?
Ternyata tidak hanya setelah melahirkan, seorang ibu hamil juga dapat mengalami depresi sebelum melahirkan dan disebut depresi antepartum. [1]
Depresi ini terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Persentase perempuan hamil yang mengalami kondisi ini adalah 7 persen, bahkan mencapai 15 persen di beberapa negara. Depresi ini juga sering disebut sebagai depresi ibu, depresi prenatal, dan depresi perinatal. [1]
Gejala Depresi Antepartum
Depresi antepartum dapat dialami oleh perempuan yang sedang hamil. Hal ini juga didukung oleh perubahan mood selama kehamilan. Beberapa gejala yang akan muncul saat ibu hamil mengalami depresi antepartum adalah: [2]
- Perasaan sedih yang terus-menerus
- Merasa hampa dan putus asa untuk menjalani kehidupan
- Sering menangis
- Masalah dalam jam tidur (terlalu sedikit atau terlalu banyak)
- Kecemasan
- Kekhawatiran akan kemampuan menjadi orang tua
- Tingkat percaya diri yang sangat rendah
- Menarik diri dari kehidupan sosial
- Tidak menyukai kegiatan yang dahulu disukai
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri
- Nafsu makan menurun
- Memiliki pikiran bunuh diri
Penyebab Depresi Antepartum
Seorang ibu hamil dapat mengalami depresi antepartum tanpa adanya penyebab sama sekali, murni karena kehamilan. Namun, ada beberapa penyebab yang mampu mendorong seorang ibu hamil untuk mengalami depresi antepartum, yaitu:
- Tidak Mendapatkan Dukungan Sosial
Saat sedang hamil, perempuan tersebut membutuhkan dukungan sosial, baik itu dari pasangannya, keluarga, atau teman-temannya. Dukungan ini dapat membantu untuk menurunkan risiko terkena depresi antepartum. [1]
Hal ini karena kehamilan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perempuan. perlu adanya dukungan dari orang sekitar sehingga mampu melewati fase kehamilan dengan menyenangkan dan tidak sendirian. [1]
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecemasan serta stres mampu menjadi pemicu seseorang mengalami depresi antepartum. [3]
- Nutrisi
Ibu hamil akan identik dengan kebutuhan nutrisi yang tinggi karena nutrisi yang diperoleh dari makanan tersebut tidak hanya berguna untuk diri sendiri, namun juga untuk janin. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan nutrisi juga berperan dalam timbulnya depresi. [4]
Seperti kekurangan vitamin D yang menjadi salah satu penyebab depresi pada ibu hamil atau setelah melahirkan. Tidak hanya vitamin D saja, kekurangan vitamin B, zat besi, seng juga mampu menjadi penyebab depresi. [4]
Faktor Risiko Depresi Antepartum
Wanita yang sudah pernah mengalami depresi sebelum kehamilan, maka dirinya memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami depresi antepartum saat kehamilan. Selain itu, beberapa kondisi berikut juga menjadi faktor risiko seseorang mengalami depresi antepartum: [5]
- Kecemasan
- Stres
- Kurangnya dukungan sosial
- Kehamilan yang tidak diinginkan
- Kekerasan dalam rumah tangga
- Penghasilan keluarga yang rendah
- Tingkat pendidikan yang rendah
- Merokok
- Status lajang (tidak memiliki pasangan yang sah)
- Kualitas hubungan dengan orang terdekat yang buruk
Dampak Depresi Antepartum pada Kehamilan
Seorang ibu hamil yang mengalami depresi antepartum dapat mengalami komplikasi, seperti preeklamsia. Preeklamsia merupakan suatu kondisi ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi. [5]
Selain itu, depresi juga dapat menyebabkan bayi yang lahir memiliki berat badan di bawah normal, hingga bayi tersebut lahir secara prematur. Tidak hanya itu saja, seorang perempuan yang mengalami depresi saat kehamilan, maka dirinya akan lebih berisiko untuk mengalami depresi setelah melahirkan. [5]
Pengobatan Depresi Antepartum
Jika Anda sedang hamil dan merasakan beberapa gejala depresi antepartum di atas, maka segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melihat lebih jauh bagaimana keadaan Anda dan apa penyebab Anda mengalami depresi. [1]
Beberapa obat antidepresan yang akan diberikan oleh dokter dan aman untuk dikonsumsi adalah: [1]
- Citalopram (Celexa)
- Sertraline (Zoloft)
- Duloxetine (Cymbalta)
- Venlafaxine (Effexor XR)
- Bupropion (Wellbutrin)
Jika Anda mengalami depresi berat, maka Anda juga akan melakukan konseling atau terapi, seperti terapi perilaku kognitif serta psikoterapi interpersonal.
Dokter juga mungkin menyarankan Anda untuk mengikuti terapi stimulasi otak. Salah satunya adalah terapi elektrokonvulsif (ECT) yang menggunakan arus listrik. Namun, teknik ini merupakan upaya terakhir untuk mengobati depresi antepartum. [5]
Pencegahan Depresi Antepartum
Mengalami depresi saat kehamilan sangat tidak diinginkan bagi seluruh ibu hamil. Maka dari itu, penting untuk Anda mencegahnya. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gejala depresi antepartum semakin parah adalah:
- Rutin Olahraga dan Melakukan Aktivitas Fisik
Tidak ada salahnya untuk rutin olahraga atau melakukan aktivitas fisik saat kehamilan. Aktivitas tersebut akan bermanfaat bagi kesehatan Anda juga mampu untuk mengurangi gejala depresi.
Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua jenis olahraga disarankan untuk ibu hamil. Diskusikan dahulu pada dokter jika Anda ingin rutin melakukan olahraga tertentu dan tidak yakin akan keamanannya. [2]
- Istirahat yang Cukup
Kualitas dan kuantitas tidur yang cukup merupakan salah satu faktor penting dalam kehamilan. Seorang ibu hamil yang kurang tidur dapat mengalami stres hingga mampu menimbulkan depresi. [2]
- Konsumsi Makanan Sehat
Tubuh Anda membutuhkan lebih banyak nutrisi saat hamil dibandingkan sebelum hamil. Mulailah untuk konsumsi makanan-makanan sehat seperti buah, sayur, lemak sehat. Bila perlu, konsultasikan kepada ahli gizi untuk merancang pola makan Anda sehari-hari. [2]
- Jalin Komunikasi dengan Orang Sekitar
Cara yang tepat untuk mengurangi gejala depresi saat hamil adalah dengan menjalin komunikasi. Komunikasi dapat Anda lakukan pada keluarga, teman, maupun komunitas Anda. [2]