Kehamilan & Parenting

9 Tanda Kehamilan Selain Telat Haid

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kehamilan adalah kondisi di mana produk fertilisasi—atau bisa disebut janin—tertanam di dalam rahim seseorang [1]. Keadaan ini umumnya berlangsung sekitar 40 minggu sebelum sang ibu melahirkan [2]. Selain karena kelahiran, kehamilan dapat dihentikan oleh tindakan aborsi atau keguguran [1]. Pada periode tersebut, calon ibu akan mengalami perubahan yang besar terhadap sistem-sistem organ mereka guna mendukung perkembangan janin [1].

Cara paling valid dan akurat untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau tidak adalah dengan melakukan tes kehamilan. Ada dua jenis tes kehamilan, yaiu tes urin dan tes darah. Tes urin dilakukan dengan mengunakan test pack di kediaman masing-masing. Sedangkan tes darah dapat dilakukan dengan bantuan dokter. [3]

Walaupun begitu, kehamilan juga bisa ditandai oleh kemunculan gejala-gejala tertentu pada wanita. Beberapa orang hanya mengetahui bahwa tanda kehamilan adalah telat haid. Ternyata ada juga gejala lainnya yang membuka kemungkinan bahwa seorang wanita sedang hamil. Gejala yang dialami ini tidak melulu sama pada setiap wanita. [4]

Beberapa gejala menyerupai kondisi ketika sedang haid atau masuk angin/tidak enak badan sehingga beberapa orang mungkin tidak menyadari mereka hamil [4]. Dalam sebuah artikel ilmiah yang dipublikasi tahun 2021, dikatakan bahwa banyak wanita hamil yang mengeluhkan gejala-gejala seperti sakit perut, pendarahan yang tidak normal, serta haid yang tidak teratur [1].

Tanda Kehamilan Selain Telat Haid

  • Payudara Membengkak

Payudara bengkak adalah salah satu tanda kehamilan. Kondisi ini terjadi karena wanita mengalami perubahan hormon yang pesat setelah proses pembuahan. Perubahan hormon tersebut menyebabkan payudara menjadi bengkak, nyeri, serta terasa lebih berat dan lembut. Area di sekitar puting (areola) juga akan terlihat lebih gelap daripada biasanya. Gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu ketika tubuh sudah beradaptasi dengan perubahan hormon ini. [4, 5]

  • Mual dan Muntah-Muntah

Tanda yang satu ini juga dikenal dengan istilah morning sickness. Gejalanya berupa rasa mual disertai/tanpa muntah. Kondisi ini bisa dipicu oleh bau-bauan, makanan pedas, panas, ludah berlebihan, atau bahkan tanpa alasan apapun. Gejala berikut bisa muncul kapankun; entah pagi, siang, atau malam. Gejala mual dan muntal ini umumnya terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan. walau demikian, ada pula wanita hamil yang tidak pernah mengalami kondisi tersebut. [5, 7]

  • Munculnya Bercak-Bercak Darah

Nama lain dari tanda ini adalah pendarahan implantasi. Pendarahan implantasi terlihat seperi haid versi ringan dan kadang bisa disalahpahami sebagai haid asli karena muncul di waktu-waktu ketika seseorang seharusnya mengalami haid. [6, 8]

Gejalannya berupa munculnya bercak-bercak darah berwarna merah, pink, atau cokelat, dan biasanya berlangsung selama kurang dari 3 hari. Jumlahnya lebih sedikit dibandingkan darah haid. Gejala berikut terkadang juga disertai dengan kram perut ringan. Tidak semua wanita mengalami gejala ini. Muncul pada 10-14 hari setelah pembuahan. [6, 8]

  • Kelelahan

Kelelahan banyak dialami oleh wanita hamil. Ini bisa terjadi kapan saja, khususnya di awal-awal kehamilan. Gejala berikut kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron pada masa-masa kehamilan. Selain itu, penurunan kadar gula darah, penurunan tekanan darah, serta peningkatan produksi darah juga mampu berkontribusi terhadap munculnya gejala kelelahan ini. Bila gejala kelelahan muncul, wanita hamil sebaiknya banyak beristirahat dan mengonsumsi makanan yang kaya akan dan zat besi. [4, 5, 6]

  • Sering Kencing

Wanita hamil mungkin menyadari bahwa mereka lebih sering buang air kecil daripada waktu-waktu biasanya. Keadaan ini terjadi karena produksi darah meningkat selama kehamilan. Peningkatan kadar darah di dalam tubuh menyebabkan ginjal menyaring lebih banyak cairan. Oleh sebab itu, jumlah urin yang dihasilkan juga lebih banyak. Selain itu meningkatnya frekuensi buang air kecil juga bisa disebabkan oleh faktor hormon. [4, 6]

  • Sembelit

Sembelit atau konstipasi adalah gejala yang umum dialami wanita hamil. Sebagian wanita mengalami sembelit di awal-awal kehamilan. Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh perubahan hormon. Perubahan hormon di awa-awal kehamilan membuat usus memperlambat pergerakan tinja. Semakin lambat bergerak, semakin banyak air di dalam tinja yang diserap oleh usus besar. Lama-kelamaan tinja memadat dan akhirnya sulit untuk dikeluarkan. [9]

Sembelit dapat menyebabkan kembung, rasa ketidaknyamanan, serta rasa perih saat buang air besar. Untuk meredakan gejala sembelit, wanita hamil dalam melakukan cara-cara, seperti: mengonumsi lebih banyak serat, meminum air putih yang cukup, atau mengonsumsi probiotik. [9]

  • Emosi Berubah-ubah

Emosi yang mudah berubah-ubah atau mood swing adalah gejala yang biasa terjadi di masa-masa kehamilan, apalagi pada 3 bulan pertama. Bukan tanpa alasan, ada beberapa sebab yang mendasari munculnya mood swing pada seorang wanita hamil. Faktor utamanya adalah perubahan kadar hormon dalam tubuh. [10]

Pada periode awal kehamilan, wanita mengalami peningkatan hormon esterogen dan progesteron yang pesat. Kedua hormon ini memiliki dampak tehadap keadaan mental seseorang. Esterogen ada kaitannya dengan kondisi kecemasan, depresi, dan mudah marah. Sedangkan progesteron menyebabkan kondisi lelah, lesu, dan bahkan sedih. [10]

  • Tidak Nafsu Makan

Wanita yang sedang hamil terkadang menunjukkan gejela tidak nafsu makan. Keadaan ini terjadi akibat meningkatnya hormon yang disebut Human Chorionic Gonadotropin (hCG). Hormon ini dapat memengaruhi nafsu makan ibu hamil selama masa kehamilan [11]. Dalam sebuah tulisan ilmiah, ditegaskan bahwa gejala tidak nafsu makan ini ada hubungannya dengan gejala mual dan munta selama kehamilan [10].

  • Hidung Tersumbat

Sebagian wanita hamil mengalami rinitis kehamilan. Rinitis kehamilan adalah peradangan pada selaput lendir yang melapisi bagian dalam hidung. Kondisi ini menyebabkan hidung berair atau tersumbat. Kondisi ini bisa terjadi selama berminggu-minggu. Gejalanya akan memburuk ketika seseorang tiduran, sehingga akan mengganggu waktu istirahat wanita hamil. [12]

Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan wanita hamil untuk meredakan gejala tersebut, contohnya: banyak mengonsumsi cairan, meningkatkan kelembaban rumah, beraktivitas, serta meninggikan posisi kepala saat tidur (memakai bantal tambahan). [12]

1. Pascual ZN, Langaker MD. Physiology, Pregnancy. StatPearls Publishing; 2022
2. Anonim. Why Is 40 Weeks so Important? New York State: Department of Health; 2021.
3. Annie Stuart & Brunilda Nazario, MD. Pregnancy Tests. WebMD; 2020.
4. Joseph Saling & Trina Pagano, MD. Early Pregnancy Symptoms. WebMD; 2020.
5. Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH & Kimberly Holland. Early Pregnancy Symptoms. Healthline; 2021.
6. Anonim. Symptoms of pregnancy: What happens first. Mayo Clinic; 2021.
7. Anonim. Morning sickness. Mayo Clinic; 2021.
8. Wendy A. Satmary, MD & Rena Goldman. What Is Implantation Bleeding? Healthline; 2021.
9. Holly Ernst, P.A. & Nicole Galan, RN. Constipation and pregnancy: What to know. Healthline; 2019.
10. Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT & Lauren Barth. Pregnancy Mood Swings: Why You’re Feeling Them and What to Do. Healthline; 2021.
10. Schachtman, Todd R., et al. Psychological Factors in Food Aversions, Nausea, and Vomiting During Pregnancy. Journal of Food and Nutrition Research; 2016.
11. Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI & Lisa C. Baker. Everything You Need to Know About Food Aversions During Pregnancy. Healthline 2018.
12. Bowers, Nancy, RN, BSN, MPH Foley, Maryann, RN, BSN. Pregnancy Rhinitis: Relief for Ongoing Nasal Congestion Is Possible. Nationwide Children’s Hospital; 2016.

Share