Daftar isi
Tumor rahang merupakan salah satu jenis tumor yang jarang ditemukan bahkan dalam panduan American Cancer Society yang membahas jenis kanker [1].
Mengingat, tumor yang terjadi atau mempengaruhi rahang umumnya tidak dimulai dari rahang melainkan dapat dimulai dari mulut, tenggorokan atau kelenjar ludah [1].
Dengan demikian, istilah kanker mulut, tenggorokan atau kelenjar ludah lebih banyak digunakan daripada tumor rahang sendiri [1].
Jadi, tumor rahang sendiri adalah tumor yang terjadi atau ditemukan dirahang tanpa memperdulikan asalnya [1].
Tumor rahang ini dapat dikategorikan sebagai tumor jinak, namun dapat mengganggu kemampuan mengunyah, menelan dan berbicara jika tumbuh cukup besar [1].
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait dengan tumor rahang yang perlu untuk diketahui [1, 2] :
Menurut tempat terjadinya, tumor rahang ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu tumor mandibula dan tumor langit langit [1].
Tumor rahang mandibula adalah tumor rahang yang terjadi dibagian bawah rahang, sedangkan tumor rahang langit langit adalah tumor rahang yang terjadi di langit langit bagian atas rahang [1].
Tumor rahang menurut tingkat keparahannya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu tumor rahang jinak dan tumor rahang ganas [1, 2].
Untuk tumor rahang jinak sendiri diketahui memiliki beberapa jenis sebagai berikut [1] :
Tumor rahang jenis ini diketahui merupakan tumor yang tumbuh dari sel-sel di enamel yang melindungi gigi dan sering kali terbentuk di dekat gigi bungsu atau geraham dan dapat menyerang tulang dan jaringan lunak lokal.
Meskipun jarang terjadi, tumor rahang jenis ameloblastoma ini telah diketahui dapat menjadi kanker, khususnya jika kambuh setelah operasi pengangkatan.
Tumor rahang jenis ini berupa lesi yang biasanya terjadi di bagian depan rahang bawah.
Tumor rahang jenis ini sebagian besar memerlukan operasi pembedahan dan beberapa mungkin tumbuh dengan cepat.
Akibatnya, tumor rahang jenis ini dapat menyebabkan rasa sakit dan mempengaruhi tulang.
Kista ini dapat dikategorikan sebagai salah satu tumor rahang, di mana bermula di jaringan yang mengelilingi gigi sebelum “meletus” atau menembus permukaan.
Kista jenis ini biasanya terjadi di dekat gigi bungsu, tetapi gigi lain juga dapat terkena.
Jenis tumor odontogenik yang paling umum ini memiliki penampilan gigi yang cacat. Odontoma seringkali tidak memiliki gejala tetapi dapat mengganggu perkembangan atau erupsi gigi.
Kista jenis ini juga termasuk dalam jenis tumor rahang jinak yang tumbuh lambat dan sering berkembang di rahang bawah dekat molar ketiga.
Kista jenis ini diketahui juga dapat merusak area di sekitar rahang bawah, sering kambuh dan bisa menjadi ganas walaupun jarang terjadi.
Tumor langka yang tumbuh lambat ini bisa menjadi besar dan agresif, menyerang rahang dan jaringan sekitarnya, dan menggeser gigi. Biasanya terjadi di rahang bawah dan dapat kambuh setelah operasi.
Tumor jinak ini terjadi di rahang yang mempengaruhi mandibula dan bisa asimtomatik atau menyebabkan rasa sakit dan bengkak.
Berikut ini merupakan beberapa gejala untuk tumor rahang jinak [1] :
Jika tumor rahang berkembang menjadi kanker rahang maka akan menunjukkan gejala gejala berikut ini [1] :
Tumor dan kista rahang odontogenik diketahui dapat disebabkan oleh sel dan jaringan yang terlibat dalam perkembangan gigi normal [3].
Tumor rahang juga dapat disebabkan oleh adanya pengaruh nonodontogenik, artinya tumor tersebut dapat berkembang dari jaringan lain di dalam rahang yang tidak berhubungan dengan gigi [3].
Meskipun demikian, penyebab tumor dan kista rahang masih belum diketahui secara pasti [3].
Beberapa peneliti menemukan adanya keterkaitan tumor rahang dengan sindrom genetic, di mana sindrom karsinoma sel basal nevoid (sindrom Gorlin-Goltz) adalah suatu kondisi yang menyebabkan kekurangan gen yang menekan tumor [3].
Sindrom ini diketahui dapat menyebabkan timbulnya beberapa keratokista odontogenik di dalam rahang, beberapa kanker kulit sel basal, dan karakteristik lainnya [3].
Jika terjadi gejala gejala tumor atau kanker rahang maka sangat disarankan untuk dapat segera memeriksakan diri kedokter [3].
Dan jika diperlukan, rujukan kedokter spesialis akan menjadi solusi yang tepat untuk mengdiagnosis dan melakukan pengobatan tumor rahang tersebut [3].
Dalam melakukan diganosa tulang rahang, maka dokter umumnya akna merekomendasikan beberapa tes berikut ini [3] :
Dengan hasil tes tersebut, dokter akan menyusun rencana perawatan yang terbaik untuk mengobati tumor rahang yang efektif untuk pasiennya [3].
Pengobatan untuk tumor rahang umumnya ditentukan berdasarkan jenis lesi, tahap pertumbuhan lesi dan gejala yang dialami [3].
Menurut jenisnya, pengobatan tumor rahang dapat dijelaskan sebagai berikut [1] :
Pengobatan ini, dilakukan dengan prosedur menghilangkan beberapa bagian rahang bawah.
Jika tumor telah tumbuh melawan tulang rahang, tetapi tidak menginvasi maka mandibulektomi marginal dapat dilakukan dengan mengangkat sebagian dari rahang bawah dan tulang tetap utuh.
Jika tumor telah menyerang tulang, mandibulektomi segmental akan dilakukan dengan melakukan sayatan melalui seluruh ketebalan mandibula dan sebagian tulang akan diangkat.
Kemudian, celah direkonstruksi agar rahang dapat berfungsi dan tampak normal di luar. Rekonstruksi ini biasanya dilakukan dengan tulang dari bagian lain tubuh seperti kaki, punggung, lengan, atau pinggul.
Maksilektomi ini merupakan pengobatan tumor rahang yang terjadi pada bagian atas rahang.
Di mana, maksilektomi ini bergantung pada letak tumor dalam kaitannya dengan mata, hidung, gigi, dan langit-langit keras.
Jika, maksilektomi total dilakukan maka akan terjadi pengangkatan seluruh rahang atas di satu sisi wajah dan membutuhkan rekonstruksi ekstensif.
Secara umum, berikut ini merupakan beberapa metode pengobatan tumor rahang [3] :
Pengobatan tumor rahang umumnya mengguanakan metode operasi perawatan bedah.
Selama operasi, dokter akan melakukan pengangkatan tumor, yang mungkin termasuk mencabut gigi, jaringan dan tulang rahang di dekatnya.
Selanjutnya, jaringan yang dingkat tersebut akan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.
Pengobatan tumor rahang dengan metode operasi bedah ini juga umumnya dipadukan dengan terapi medis untuk hasil yang lebih baik.
Tumor rahang hingga kini belum diketahui penyebabnya secara jelas, sehingga pencegahannya menjadi suatu hal yang tidak diketahui juga [3].
Meskipun demikian, ada fakta di mana tumor rahang juga dapat terjadi karena pengaruh dari penyebaran tumor atau kanker mulut [1, 3].
Maka, untuk mencegah tumor rahang terjadi akibat kanker mulut maka perlu dilakukan pencegahan terhadap kanker mulut terlebih dahulu.
Adapun, kanker mulut dapat dicegah dengan menjaga kebersihan mulut dan mengurangi penggunaan tembakau serta alkohol [4].
Dengan pencegahan kanker mulut ini, diharapkan risiko terjadinya tumor rahang juga dapat berkurang.
1. Stephanie Wood & Grace Suh. Let’s Talk About Jaw Cancer. Healthcentral; 2020.
2. Susmita Saxena, Sanjeev Kumar & Siddharth Pundir. Pediatric jaw tumors: Our experience. J Oral Maxillofac Pathol; 2012.
3. Anonim. Jaw tumors and cysts. Mayo Clinic; 2020.
4. Rengaswamy Sankaranarayanan, Kunnambath Ramadas, Hemantha Amarasinghe, Sujha Subramanian & Newell Johnson. Cancer: Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 3). National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.