Daftar isi
Vitiligo adalah kondisi penyakit kronis (bertahan lama) yang menyebabkan timbulnya bintik atau tambalan berwarna putih pucat pada kulit di area tubuh tertentu.
Vitiligo disebabkan oleh kurangnya melanin yang merupakan pigmen pada tubuh manusia. Area yang dipengaruhi oleh vitiligo bisa di mana saja, namun biasanya muncul pada wajah, leher, tangan, serta lipatan kulit. [2, 3]
Kelainan ini terjadi pada sekitar 1% orang dari populasi dunia. Vitiligo dapat mengenai semua orang tanpa pandang asal, etnis, atau jenis kelamin.
Namun, keberadaannya lebih mudah ditandai atau dikenali pada orang dengan kulit yang lebih gelap.
Biasanya kelainan ini juga mengenai pertama kali, pada seseorang sebelum umur 20 tahun di area yang sering terpapar sinar matahari. Kelainan ini juga tidak menyebabkan rasa tidak nyaman terhadap tubuh seperti kulit kering namun bisa saja menimbulkan sedikit rasa gatal. [3, 4]
Vitiligo berkembang pada seseorang ketika sel yang bernama melanosit mati. Melanosit ini adalah sel yang memberikan warna pada kulit dan rambut manusia.
Hingga saat ini sebenarnya para ilmuwan masih belum menemukan dengan jelas kenapa sel melanosit mengalami kematian. Salah satu jenis vitiligo, yaitu non-segmental vitiligo dicurigai terjadi akibat penyakit autoimun.
Selain itu beberapa pasien dengan segmental vitiligo dicurigai disebabkan oleh kimia yang dilepaskan dari ujung saraf pada kulit. Bahan kimia ini bersifat racun pada sel kulit. [1, 3]
Ada pula kemungkinan bahwa vitiligo dapat dipacu oleh beberapa kejadian seperti: [3]
Beberapa pasien yang lebih rentan mengalami vitiligo adalah: [3]
Vitiligo ditandai dengan adanya kemunculan atau bintik putih pada area tubuh seperti: [3]
Kemunculan area yang memutih pada tubuh seseorang ini dapat berkembang hingga bagian kulit kepala.
Tidak hanya itu, vitiligo juga dapat mempengaruhi rambut seperti rambut kepala, alis, bulu mata, dan janggut.
Pada bagian tubuh yang terdapat pembuluh darah di bawah kulit, biasanya vitiligo akan memberikan kesan berwarna merah muda dari pada putih. [3]
Vitiligo yang timbul pada seseorang memiliki dua jenis, segmental vitiligo dan non-segmental vitiligo.
Segmental vitiligo juga disebut dengan unilateral vitiligo. Beberapa tanda seseorang mengalami segmental vitiligo adalah: [1]
Non-segmental vitiligo biasanya juga disebut dengan bilateral vitiligo, vitiligo vulgaris, atau vitiligo umum. Vitiligo jenis ini adalah yang paling banyak dialami oleh orang dengan vitiligo. Beberapa tanda yang menunjukkan terjadinya non-segmental vitiligo adalah: [1]
Komplikasi yang biasa dialami oleh pasien yang mengalami vitiligo adalah rentannya kulit terhadap matahari.
Pasien dianjurkan untuk menggunakan tabir surya agar kulit terhindar dari serangan matahari. Selain itu vitiligo juga terkadang menimbulkan masalah seperti: [3]
Pasien yang menunjukkan gejala vitiligo akan menjalani pemeriksaan untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit yang dialami.
Beberapa tahapan pemeriksaan tidaklah rumit, karena dokter akan menanyakan pertanyaan seperti: [3]
Selain menanyakan beberapa hal terkait kulit pasien, dokter juga akan menanyakan apakah bintik atau ruam keputihan (vitiligo) tersebut menyebabkan pasien kehilangan kepercayaan diri atau tidak, atau bahkan apakah penyakit tersebut menyebabkan pasien kehilangan kegiatan atau pekerjaannya.
Tiga tujuan yang ingin dicapai dari pemeriksaan dan pengobatan vitiligo adalah: [2]
Ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan untuk mengobati vitiligo. Pilihan ini biasanya ditawarkan dan dilakukan berdasarkan tingkat keparahan serta umur atau kondisi pasien yang akan menjalani pengobatan. [3]
Pada pengobatan ini, pasien akan diberikan obat topikal yang dapat menambah warna pada kulit pasien.
Resep yang biasa diberikan oleh dokter adalah kortikosteroid dengan dosis tertentu, yang dapat pasien berikan pada kulit yang mengalami vitiligo. [1]
Sekitar 45% pasien yang diberikan resep ini, mendapatkan kembali warna kulit alaminya setelah empat atau enam bulan pemakaian. Kortikosteroid akan dikombinasikan dengan obat lain agar memberikan hasil lebih baik. [1]
Obat ini biasanya lebih bekerja pada pasien yang memiliki warna kulit lebih gelap dan pada aera kulit seperti wajah. Kortikosteroid ini paling tidak efektif jika diberikan pada area tangan atau kaki.
Obat yang diberikan harus dalam pemantauan dokter, karena dapat memberikan efek samping seperti atrofi kulit. Atrofi kulit adalah keadaan kulit yang menipis, kering, dan rapuh. [1]
Salah satu cara lain untuk mengatasi vitiligo adalah dengan menggunakan cahaya untuk mengembalikan warna alami kulit yang hilang.
Pada pengobatan ini pasien akan diminta untuk duduk pada kotak cahaya atau menerima perawatan excimer laser. Biasanya pengobatan ini dilakukan untuk area vitiligo yang kecil dan bekerja dengan baik pada area wajah dan paling tidak efektif pada tangan dan kaki. [1]
Tingkat keefektifan terapi cahaya adalah 70%, namun hasilnya menghilang pada 44% pasien yang berhenti melakukan perawatan dalam satu tahun. Dan pada pasien yang berhenti selama empat tahun, 86% pasien kehilangan warna yang telah dipulihkan. [1]
Terapi cahaya juga memakan banyak waktu, karena harus dijalani sebanyak tiga kali dalam satu minggu serta dijalani dalam waktu beberapa minggu. Selain itu, perawatan ini juga dapat dikombinasikan dengan perawatan lain yaitu kortikosteroid. [1]
Terapi ini menggunakan sinar UV dan obat yang disebut dengan psoralen yang dapat membantu mengembalikan warna kulit. Psoralen ini dapat diminum atau juga diterapkan pada kulit pasien. [1]
Terapi ini dapat mengobati vitiligo yang lebih luas. Sekitar 50%-75% pasien dapat mengembalikan pigmen kulitnya pada bagian wajah, lengan atas, tangan, dan kaki bagian atas. [1]
Terapi ini juga memakan banyak waktu, yaitu harus dilakukan setidaknya sekali seminggu dalam satu tahun.
Psoralen yang dikonsumsi biasanya dapat memengaruhi mata, sehingga perlu adanya persiapan berupa pemeriksaan mata sebelum dan sesudah terapi dilakukan, untuk mencegah efek samping. Pasien selama menjalani terapi ini juga perlu dimonitor oleh dokter dengan cermat. [1]
Operasi adalah pilihan terakhir ketika terapi cahaya atau penggunaan obat tidak dapat bekerja dengan baik. Pada pasien dewasa yang memiliki vitiligo yang sudah cukup stabil.
Operasi tidak disarankan untuk dilakukan pada anak kecil atau orang dengan keloid yang sedang berkembang.
Sebagian besar operasi ini dilakukan dengan mengambil kulit atau sel kulit ada bagian kulit lain dan ditempatkan pada area kulit yang mengalami vitiligo.
Operasi ini juga bisa bekerja dengan baik pada sekitar 90% hingga 95% pasien, namun dengan kemungkinan efek samping seperti cobblestone kulit (kulit seperti membatu) dan infeksi. [1]
Beberapa vitamin, mineral, asam amino, dan enzim dipercaya dapat membantu mengembalikan warna kulit pasien yang mengalami vitiligo.
Sebagian besar belum diteliti, sehingga belum ada bukti yang mendukung serta belum diketahunya efek sampingnya.
Ginko biloba merupakan ramuan yang telah dipelajari dengan uji klinis dan menunjukkan bahwa ramuan ini dapat mengembalikan warna kulit dan mampu menghambat memperburuknya vitiligo.
Uji coba ginko biloba telah dilakukan pada 10 pasien dan mengalami pengembalian warna kulit yang jelas dan menyeluruh. Dua pasien di antaranya juga menggunakan plasebo. [1]
Perawatan yang dilakukan untuk menghilangkan pigmen yang tersisa dari kulit. Perawatan ini dilakukan hanya oleh sedikit sekali pasien vitiligo.
Ini disebabkan karena depigmentasi dapat membuat pasien menjadi memiliki kulit putih sepenuhnya. Menghilangkan pigmen kulit dilakukan dengan memberikan krim sekali atau dua kali dalam satu hari.
Krim yang diberikan akan secara bertahap menghilangkan warna kulit pasien. Depigmentasi dapat memakan waktu 4 tahun.
Setelah perawatan selesai, beberapa pasien biasanya bisa melihat kembali bintik pigmen dari warna natural kulit pasien, sehingga untuk membuatnya putih kembali pasien harus menggunakan krim penghilang warna lagi. [1]
Perawatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan kosmetik untuk menyamarkan warna kulit yang terdampak. Biasanya yang digunakan adalah krim pembantu pematangan kulit.
Langkah ini adalah langkah yang paling aman untuk menyamarkan vitiligo dan paling sering direkomendasikan untuk anak kecil karena dapat menghindari efek samping dari penggunaan obat.
Namun, langkah ini memerlukan waktu yang cukup lama dan memakan waktu untuk dapat memberikan hasil yang lebih natural. [1]
Selain belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan gen yang memberi dampak seseorang mengalami vitiligo, pencegahan penyakit ini juga belum diketahui.
Para dokter dan ilmuwan hingga hari ini masih belum dapat memaparkan dan memberikan cara agar seseorang terhindari dari vitiligo dan mencegah seseorang menglami vitiligo.. [5, 6]
1. Anonim. Diakses 2020. American Academy of Dermatology Association. Vitiligo: Diagnosis and Treatment.
2. Anonim. 2019. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Deseases. Vitiligo.
3. Anonim 2019. NHS. Vitiligo.
4. Anonim. Diakses 2020. American Osteophatic College of Dermatology. Vitiligo.
5. Anonim. Diakses 2020. Harvard Health Publishing. Vitiligo.
6. Anonim. Diakses 2020. Ministry of Health. Vitiligo.