Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Abatacept adalah obat yang digunankan untuk mengatasi nyeri, pembengkakan, dan kerusakan sendi akibat artritis reumatik. Obat ini merupakan golongan obat keras dan tidak dijual bebas, sehingga penggunaannya
Abatacept adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala rheumatoid arthritis, yang merupakan suatu penyakit autoimun. Kondisi autoimun tidak disembuhkan dengan Abatacept. Penggunaan obat ini, hanya bertujuan untuk meringankan gejala. [1]
Daftar isi
Berikut ini terdapat beberapa informasi terkait Abatacept yang mungkin diperlukan. [1][2]
Indikasi | Rheumatoid arthritis |
Kategori | Obat resep |
Konsumsi | Dewasa dan anak-anak minimal usia 2 tahun |
Kelas | Obat antirematik pemodifikasi penyakit |
Bentuk | Infus (intravena), suntik (subkutan) |
Dosis | Dewasa : Rheumatoid arthritis Melalui Intravena Dosis permulaan: → < 60 kg : 500 mg → 60 – 100 kg : 750 mg → >100 kg : 1 gram ⇔ Pemberian melalui infus intravena selama 30 menit ⇔ Ulangi dalam 2 minggu dan 4 minggu setelah dosis awal, lalu setiap 4 minggu setelahnya. ⇔ Abatacept diberikan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan methotrexate atau obat antirematik pemodifikasi penyakit lainnya. Melalui Subkutan → 125 mg satu minggu sekali ⇔ Jika terapi diawali dengan infus intravena tunggal, berikan 125 mg sehari setelah infus intravena, diikuti 125 mg satu kali seminggu. Anak Anak : Juvenile idiopathic arthritis → 6 – 17 tahun < 75 kg :10 mg/kg ⇔ Pemberian melalui infus intravena selama 30 menit ⇔ Ulangi dalam 2 minggu dan 4 minggu setelah dosis awal, lalu setiap 4 minggu setelahnya. ⇔ Abatacept diberikan sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan dengan methotrexate atau obat antirematik pemodifikasi penyakit lainnya. → ≥ 75 kg sama dengan dosis dewasa |
Kontraindikasi | Hipersensitif. Infeksi yang parah dan tidak terkendali, sepsis, tuberkulosis aktif, hepatitis B, infeksi oportunistik. Menyusui. Penggunaan bersamaan dengan tumor necrosis factor (TNF) inhibitor atau obat imunosupresif biologi. |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut dianjurkan berkonsultasi lebih lanjut sebelum menggunakan Abatacept: → Pasien dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis, → Pasien dengan riwayat infeksi terbaru, → Pasien dengan kondisi dasar yang dapat mempengaruhi infeksi → Pasien dengan infeksi kronis, laten, atau terlokalisir → Admin vaksin hidup → Anak-anak → Ibu hamil |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Kategori C: Studi pada hewan percobaan menunjukkan adanya pengaruh buruk pada janin dan belum ada studi pada wanita atau studi pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat kategori ini dapat diberikan jika manfaatnya lebih besar daripada risiko terhadap janin. |
Abatacept dikenal obat yang digunakan untuk mengatasi gejala peradangan sendi akibat autoimun. Abatacept berguna mencegah kerusakan sendi akibat rheumatoid arthritis. [1]
1. Rheumatoid Arthritis[3,4]
Rheumatoid arthritis merupakan salah satu jenis penyakit autoimun. Imun, yang seharusnya melindungi tubuh manusia dari serangan zat asing, justru menyerang jaringan di dalam tubuh sehingga muncul penyakit autoimun.
Pada rheumatoid arthritis, bagian tubuh yang diserang adalah jaringan sendi. Akibatnya, terjadi inflamasi pada lapisan sendi.
Bagian tubuh yang terkena rheumatoid arthritis biasanya bagian kiri dan kanan sekaligus.
Rheumatoid arthritis menyebabkan sakit yang bersifat simetris. Misalnya, jika lutut kiri terkena, lutut kanan pun terkena. Jika tangan kanan terdampak, tangan kiri pun demikian.
Namun demikian, rheumatoid arthritis dapat juga terjadi pada bagian tubuh lain. Penyakit ini juga dapat menyerang bagian tubuh selain sendi. Penyakit ini dapat terjadi pada mata, paru-paru, kulit, pembuluh darah, jantung, dan lain-lain.
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Disinyalir faktor gen, gaya hidup, hormon, atau lingkungan menjadi salah satu penyebabnya. Terdapat juga kemungkinan virus atau bakteri tertentu yang membuat imun bereaksi menyerang sendi.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan untuk menyembuhkan rheumatoid arthritis secara total, termasuk penggunaan Abatacept . Pengobatan difokuskan untuk mengurangi gejala sehingga pasien dapat beraktivitas kembali.
2. Psoriatic Arthritis
Psoriatic Arthritis adalah radang sendi yang dialami oleh orang yang mengalami kondisi kulit psoriatis. Kondisi kulit ini ditandai dengan kulit ruam bersisik dan kemerahan. [5]
3. Juvenile Idiopathic Arthritis
Juvenile Idiopathic Arthritis adalah radang sendi yang terjadi sebelum usia 16 tahun. Faktor genetik dan lingkungan diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap munculnya penyakit ini. Namun, sama seperti rheumatoid arthritis, penyebab spesifiknya belum diketahui dengan pasti. [6][7]
Juvenile idiopathic arthritis terbagi menjadi tujuh tipe. Ketujuh tipe ini dibedakan berdasarkan tanda dan gejala, jumlah sendi yang terkena dampak, hasil laboratorium, dan faktor keluarga. Tipe-tipe tersebut adalah:[6]
Juvenile idiopathic arthritis dapat mempengaruhi pertumbuhan. Penyakit ini juga dapat mempengaruhi kesehatan mata dan menyebabkan kerusakan sendi.
Oleh sebab itu, perlu ditangani agar tidak mengganggu tumbuh kembang. Sadari gejalanya sedini mungkin, seperti jika terjadi bengkak, kekakuan, atau nyeri sendi. [5]
Pengobatan juvenile idiopathic arthritis dapat dilakukan melalui pemberian obat antiinflamasi nonsteroid, obat antirematik pemodifikasi penyakit, agen biologis, atau kortikosteroid. [5]
Obat antirematik pemodifikasi penyakit biasanya bukan pilihan utama. Umumnya, jika obat antiinflamasi nonsteroid gagal mengurangi gejala atau berisiko tinggi menimbulkan kerusakan, barulah pemberian obat antirematik pemodifikasi penyakit diberikan. [5]
Pemberian dosis Abatacept dibagi menjadi dua cara, yaitu melalui infus intravena dan melalu subkutan atau jaringan di bawah kulit. Dosis yang diberikan dengan kedua metode ini pun berbeda.
Dosis Abatacept intravena diberikan berdasarkan berat badan pasien. Hal ini berlaku untuk dosis anak maupun dewasa. Namun, pemberian dosis untuk anak juga diukur berdasarkan usia.
Berikut adalah dosis Abatacept. [2]
Dosis dewasa dibagi menjadi dosis untuk pemberian melalui intravena dan pemberian melalui subkutan.
Intravena ⇔ Pemberian Abatacept berupa terapi tunggal atau dikombinasikan methotrexate maupun obat antirematik pemodifikasi penyakit lainnya. Dosis diberikan berdasarkan berat badan: → Dosis awal: → berat badan kurang dari 60 kg : 500 mg → berat badan 60 – 100 kg : 750 mg → berat badan lebih dari 100 kg : 1 gram ⇔ Pemberian melalui infus intravena, dilakukan selama 30 menit. ⇔ Ulangi dalam 2 minggu dan 4 minggu setelah dosis awal, lalu setiap 4 minggu setelahnya. |
Subkutan: → 125 mg setiap satu minggu sekali ⇔ Jika terapi diawali dengan infus intravena tunggal, berikan 125 mg sehari setelah infus intravena, diikuti 125 mg satu kali seminggu. |
Dosis untuk anak-anak perlu mempertimbangkan usia dan berat badan. Berikut dosis Abatacept untuk anak-anak:
Intravena: ⇔ Pemberian Abatacept berupa terapi tunggal atau dikombinasikan methotrexate maupun obat antirematik pemodifikasi penyakit lainnya. Dosis berdasarkan usia dan berat badan: → usia 6 sampai 17 tahun, dengan berat kurang dari 75 kg :10 mg/kg ⇔ Pemberian melalui infus intravena selama 30 menit ⇔ Ulangi dalam 2 minggu dan 4 minggu setelah dosis awal, lalu setiap 4 minggu setelahnya. → Anak dengan berat badan 75 kg atau lebih diberikan dosis dewasa. |
Abatacept dapat menimbulkan beberapa efek samping, di antaranya: [1][2]
Abatacept juga dapat menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis menjadi lebih parah. [2]
Fungsi hati pun dapat terkena dampak Abatacept. Selain itu, jika pasien mempunyai virus hepatitis B di dalam tubuhnya, virus tersebut dapat aktif kembali akibat Abatacept. Oleh sebab itu, screening hepatitis B diperlukan sebelum pemberian Abatacept. [2]
Perlu diwaspadai juga potensi yang bersifat fatal, seperti pneumonia, sepsis, dan alergi yang dapat mengancam nyawa. [1]
Tabel berikut berisi beberapa hal lebih lanjut mengenai Abatacept. [1][2]
Penyimpanan | → Simpan pada suhu antara 2°C sampai 8°C. → Hindarkan dari cahaya. → Jangan dibekukan. → Hindarkan dari jangkauan anak-anak |
Cara Kerja | → Abatacept berikatan dengan CD80 dan CD86 pada sel penyaji antigen sehingga menghalangi aktivitas CD28 pada limfosit T. |
Interaksi dengan obat lain | → Beberapa obat dapat meningkatkan risiko infeksi jika dikombinasikan dengan Abatacept, di antaranya: Adalimumab, Infliximab, dan Certolizuma. → Beberapa jenis vaksin dapat menyebabkan infeksi atau respon terhadap vaksin tersebut berkurang jika berinteraksi dengan Abatacept, seperti vaksi demam kuning dan vaksin rubella. Daftar di atas belum dapat dikatakan lengkap. Beri tahu dokter mengenai obat, vaksin, atau suplemen yang digunakan. |
Overdosis | ⇔ Jika terdapat gejala overdosis, segera hubungi dokter |
Pengaruh pada hasil lab | → Dapat memberikan hasil tes palsu pada pemeriksaan gula darah. Abatacept dapat membuat hasil tes gula darah menunjukkan angka tinggi. |
Apakah Abatacept menyebabkan berat badan bertambah?
Terdapat kemungkinan kecil Abatacept dapat meningkatkan berat badan. Kasus seperti ini jarang terjadi. [1]
Apakah Abatacept dapat menyembuhkan rheumatoid arthritis secara permanen?
Pemberian Abatacept bertujuan meringankan gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Rheumatoid arthritis adalah penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan secara total. [1][3][4]
Apakah penggunaan Abatacept dapat dilakukan di rumah?
Penggunaan Abatacept membutuhkan suatu metode khusus agar dapat sesuai dan bekerja dengan benar. Cara penggunaan ini perlu dipelajari dengan benar jika ingin melakukan terapi Abatacept di rumah. Selain cara penggunaan, cara penyimpanan pun perlu diperhatikan agar kualitas Abatacept tidak menurun dan tidak mudah rusak. [1]
Contoh merek dagang obat yang mengandung Abatacept adalah Orencia.
1) Anonim. Diakses 2020. Drugs.com. Abatacept.
2) Anonim. Diakses 2020. MIMS Indonesia. Abatacept.
3) Anonim. Diakses 2020. National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases, National Institutes of Health. Rheumatoid Arthritis.
4) Anonim. Diakses 2020. WebMD. What Is Rheumatoid Arthritis?
5) Anonim. Diakses 2020. WebMD. Psoriatic Arthritis.
6) Anonim. Diakses 2020. Genetics Home Reference, US National Library of Medicine, National Institute of Health. Juvenile Idiopathic Arthritis.
7) Mayo Clinic Staff. Diakses 2020. Mayo Clinic. Juvenile idiopathic arthritis