Alergi musiman atau yang kadang-kadang disebut dengan hay fever atau alergi rhinitis musiman merupakan gejala alergi yang terjadi pada waktu tertentu setiap tahunnya. Waktu tertentu ini ketika lumut yang berada di luar ruangan mengeluarkan spora, dan pepohonan, rumput melepaskan partikel serbuk sari yang halus ke udara. [1]
Menurut laporan American Academy of Allergy, Asthma and Immunology sebanyak 8% warga Amerika Serikat mengalami alergi musiman setiap tahunnya. Serbuk sari merupakan salah satu bahan pemicu alergi (alergen) yang terdapat di luar rumah. Tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap serbuk sari ini sehingga menimbulkan alergi. [2]
Alergi musiman merupakan hal yang umum terjadi. Alergi ini terjadi sebagai hasil Anda terpapar alergen yang disebarkan melalui udara. Bergantung pada jenis alergen yang membuat Anda alergi, Anda dapat mengalami alergi musiman ini pada musim hujan atau musim kemarau. [3]
Daftar isi
Adapun gejala alergi musiman yang umum dirasakan adalah: [1,2,4]
Sedangka gejala yang kurang umum dialami adalah: [2]
Sistem kekebalan tubuh pada orang mengalami reaksi alergi terhadap spora lumut atau serbuk sari memperlakukan alergen (pemicu alergi) sebagai musuh. Oleh karena itu, sistem kekebalan tubuh melepaskan suatu senyawa kimia termasuk histamin ke aliran darah. Pelepasan senyawa kimia inilah yang menyebabkan gejala alergi. [1]
Anda dapat mengalami alergi terhadap salah satu atau beberapa jenis spora lumut atau serbuk sari. Anda bisa saja alergi terhadap serbuk sari yang berasal dari pepohonan, rumput-rumputan, gulma, atau bahkan spora lumut. [1]
Berikut ini adalah beberapa contoh dari tumbuhan yang mampu menimbulkan gejala alergi musiman yaitu: [2]
Diagnosis alergi musiman berdasarkan gejala dan keadaan saat gejala tersebut terjadi apakah saat musim tertentu. Informasi ini dapat juga membantu dokter mengidentifikasi alergen. Biasanya, diagnosis tidak membutuhkan uji tertentu. Akan tetapi, kadang-kadang cairan yang keluar dari hidung akan diperiksa. [3]
Tujuan dari pemeriksaan cairan yang keluar dari hidung ini adalah untuk melihat apakah cairan tersebut mengandung eosinofil (suatu jenis sel darah putih yang dihasilkan dalam jumlah besar selama reaksi alergi). Selain itu, terdapat pula uji tusuk kulit dan uji alergen imunoglobulin spesifik untuk mengetahui alergi. [3]
Uji tusuk kulit dapat membantu memastikan diagnosis dan mengidentifikasi alergen. Untuk melakukan tes ini, setetes ekstrak dari setiap bahan yang diduga dapat memicu alergi ditempatkan di atas kulit. Kemudian, kulit ditusuk dengan menggunakan jarum. [3]
Kemudian, dokter mengamati apakah ada reaksi. Reaksi ditandai dengan pembengkakan yang dikelilingi oleh area berwarna merah. Pembengkakan yang terjadi membuat permukaan kulit menonjol sedikit dan berwarna pucat. [3]
Uji ini disebut sebagai uji alergen spesifik imunoglobulin (IgE). Uji ini dilakukan bila uji tusuk kulit tidak memberikan hasil yang jelas. Uji imunoglobulin dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk dperiksa di laboratorium. [3]
Alergi musiman diatasi dengan berbagai cara misalnya dengan menghindari alergen, mengonsumsi obat-obatan, atau menggunakan alternatif lain. Berikut ini cara mengatasi alergi musiman yakni: [2]
Konsumsi obat-obatan yang dapat diperoleh di apotek jenis dekongestan dan antihistamin. Antihistamin dapat membantu meredakan bersin, gatal, hidung dan mata berair. Beberapa contoh obat antihistmain adalah loratadine, cetirizine, dan fexofenadine. [2,5]
Dekongestan berbentuk oral dapat memberikan efek melegakan hidung yang tersumbat untuk sementara. Salah satu contoh dekongestan oral adalah pseudoephedrine. Bisa juga mengonsumsi obat resep dari dokter seperti obat steroid yang disemprotkan ke hidung. [2,5]
Adapun penggunaan obat spray paling efektif jika disemprotkan sebelum gejala timbul. Contoh obat nasal spray ini yaitu cromolyn sodium. Selain menringankan gejala, obat ini tidak memiliki efek samping yang serius. [5]
Pada kasus yang parah, dokter akan menganjurkan imunoterapi. Jenis terapi ini merupakan suntikan yang dilakukan secara berkala. Hal ini akan membantu tubuh mengurangi sensitifitas sistem kekbalan tubuh terhadap alergen. [2]
Langkah pencegahan utamanya dilakukan dengan cara menghindari alergen. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari alergen yakni: [2,5]
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari cara lain untuk mengatasi alergi musiman. Beberapa orang percaya bahwa penanganan alternatif di bawah ini mampu meredakan alergi musiman yakni: [2]
1. Jordan C. Smallwood. Seasonal Allergies (Hay Fever). Nemours Kids Health; 2016.
2. Michael Kerr & Alana Biggers. Seasonal Allergies: Symptoms, Causes, and Treatment. Healthline; 2019.
3. Peter J. Delves. Seasonal Allergies. MSD Manuals; 2020.
4. Anonim. Seasonal Allergies. Access Community Health Network; 2021.