Skin Prick Test: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Skin Prick Test

Skin prict test merupakan salah satu tes alergi yang paling umum. Pada tindakan medis ini, dokter akan meneteskan cairan yang mengandung zat tertentu yang dicurigai sebagai alergi pasien. Kulit yang tertimpa cairan kemudian akan ditusuk dengan lembut.[1]

Apabila pasien alergi terhadap zat tersebut maka akan muncul benjolan merah yang gatal dalam waktu 15 menit.[1]

Zat apa pun yang menimbulkan reaksi alergi disebut alergen. Pada saat alergen diteteskan kemudian kulit yang terkena zat tersebut ditusuk, maka sistem kekebalan akan bekerja. Sistem ini mengirimkan antibodi untuk melawan yang diyakini sebagai zat berbahaya.[2]

Ketika alergen berikatan dengan jenis antibodi tertentu, hal ini memicu pelepasan bahan kimia, seperti histamin. Histamin berperan pada reaksi alergi. Selama reaksi ini terjadi, tubuh akan memberikan respon, seperti:[2]

  • Pembuluh darah melebar
  • Cairan keluar dari pembuluh darah yang menyebabkan kemerahan dan bengkak.
  • Tubuh menghasilkan lebih banyak lendir, yang menyebabkan hidung tersumbat, pilek, dan mata berkaca-kaca.
  • Ujung saraf dirangsang, yang menyebabkan gatal dan ruam
  • Perut menghasilkan lebih banyak asam.

Dalam kasus yang lebih parah, dua hal lain mungkin terjadi:[2]

  • Tekanan darah turun karena pembuluh darah melebar.
  • Saluran udara membengkak dan saluran bronkial menyempit, mengakibatkan pasien sulit bernapas.

Informasi hasil dari skin prick test dapat membantu dokter mengembangkan rencana pengobatan alergi yang mencakup penghindaran alergen, pengobatan atau suntikan alergi (imunoterapi).[3]

Skin prick test bisa digunakan untuk membantu mendiagnosis kondisi alergi, seperti serbuk sari, bulu hewan peliharaan, makanan dan tungau debu.[3]

Persiapan Skin Prick Test

Terdapat beberapa persiapan yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalani prosedur skin prick test, antara lain yaitu:[1]

  • Memberitahu dokter mengenai riwayat kesehatan dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
  • Memberikan rincian tentang alergi pasien, seperti kapan dan di mana alergi terjadi dan bagaimana tubuh merespon.
  • Berhenti mengonsumsi antihistamin selama seminggu sebelum prosedur. Termasuk obat-obatan flu yang mengandung antihistamin.
  • Hindari penggunaan lotion atau parfum pada area kulit tempat pengujian akan dilakukan.

Prosedur Skin Prick Test

Secara umum, tahapan prosedur skin prick test, meliputi:[1]

  • Dokter membersihkan area tubuh yang akan diuji dengan alhokol
  • Perawat akan membuat serangkaian tanda di kulit pasien. Tanda ini akan digunakan untuk melacak alergen yang berbeda dan bagaimana kulit pasien bereaksi terhadapnya
  • Sejumlah kecil alergen akan diteteskan di atas kulit
  • Kemudian perawat akan menusuk permukaan kulit yang terkena tetesan alergen dengan lembut. Tindakan ini bertujuan agar alergen meresap ke dalam kulit. Biasanya proses ini tidak menyakitkan, tetapi beberapa orang merasa sedikit iritasi.
  • Pasien akan menunggu reaksi tubuh selama 15-20 menit. Jika pasien alergi terhadap zat yang diberikan maka akan timbul benjolan merah yang gatal. Area tempat alergen diletakkan akan terlihat seperti gigitan nyamuk yang dikelilingi oleh lingkaran merah
  • Reaksi pasien akan dievaluasi dan diukur. Benjolan akibat reaksi kulit biasanya hilang dalam beberapa jam.

Pasien dapat pulang pada hari yang sama setelah selesai menjalani prosedur.[1]

Risiko Skin Prick Test

Skin prick test aman dilakukan oleh orang dewasa, remaja, bahkan bayi yang berusia 6 bulan. Skin prick test jarang memicu jenis reaksi alergi yang lebih parah.[1]

Risiko yang paling umum dari skin prick test adalah sedikit bengkak, merah, dan gatal. Bintik-bintik gatal ini mungkin paling terlihat selama pengujian. [3]

Namun, pada beberapa pasien, area yang bengkak, kemerahan, dan gatal dapat berkembang beberapa jam setelah tes dan bertahan selama beberapa hari.[3]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment