Alpukat adalah buah berwarna hijau baik di bagian kulit maupun dagingnya dengan biji yang berukuran cukup besar di bagian tengah.
Alpukat kini tidak lagi hanya bisa diolah menjadi jus alpukat yang diberi susu kental manis cokelat.
Alpukat bahkan menjadi salah satu buah yang dapat dinikmati sebagai isian roti lapis, pelengkap salad, maupun topping untuk roti saat sarapan.
Bahkan tidak jarang pula alpukat dijadikan smoothies yang mudah dibuat.
Alpukat terkenal akan buah yang berkandungan lemak sehat dan kaya akan vitamin E, namun penting juga untuk memahami seberapa aman jika mengonsumsi bagian bijinya [1,2].
Amankah makan biji alpukat?
Walaupun biji alpukat diketahui mengandung berbagai nutrisi, penelitian mengenai konsumsi biji alpukat dan manfaatnya masih terbatas [3,4,5].
Penelitian tentang konsumsi biji alpukat masih hanya sebatas keterlibatan penelitian terhadap hewan dan bukan manusia [3,4,5].
Oleh sebab itu, meski boleh mengonsumsi biji alpukat, keamanan dan manfaat bagi kesehatan belum terjamin [3,4,5].
Dari keterbatasan penelitian tentang biji alpukat, ditemukan bahwa bagian buah bernutrisi tinggi ini mengandung karbohidrat, bermacam-macam asam lemak, serat makanan, jumlah kecil protein serta fitokimia [6,7,8,9].
Walau masih memerlukan penelitian lebih lanjut, berikut adalah kemungkinan-kemungkinan manfaat makan biji alpukat bagi kesehatan :
Ekstrak dari biji alpukat sangat bagus untuk merilekskan pembuluh darah bagi penderita tekanan darah tinggi [10,11].
Walau penelitian ini dilakukan pada hewan, terbukti bahwa biji alpukat dapat menurunkan dan menstabilkan tekanan darah [10,11].
Seperti telah banyak diketahui, tekanan darah tinggi merupakan faktor peningkat risiko penyakit jantung, maka dengan menstabilkannya otomatis dapat menurunkan risiko masalah jantung [3].
Di Nigeria, ekstrak biji alpukat sudah banyak digunakan dan memiliki efektivitas tinggi sebagai penstabil tekanan darah [7].
Menurut hasil penelitian terhadap tikus yang diberi biji alpukat untuk dikonsumsi, kadar gula darah dalam badan tikus tersebut terbukti berkurang [12,13].
Meski belum terdapat bukti ilmiah tentang efek baik biji alpukat terhadap tubuh manusia, diyakini bahwa efeknya akan sama besar dalam mengurangi kadar gula darah yang tinggi [12,13].
Hasil studi terhadap hewan ini juga turut menunjukkan bahwa biji alpukat dapat bermanfaat sebagai anti-diabetes sehingga berpotensi besar dijadikan sebagai obat ampuh bagi penderita diabetes [12,13].
Tepung pada biji alpukat terbukti mampu mengurangi kadar kolesterol dalam darah [8].
Bahkan manfaatnya juga besar dalam menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL [8].
Meski penelitian ini menunjukkan efektivitas biji alpukat pada kadar kolesterol dalam tubuh tikus, terdapat keyakinan bahwa efeknya akan sama terhadap manusia bila mengonsumsinya [8].
Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa biji alpukat dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur, khususnya jenis Candida albicans [14,15].
Jamur yang biasanya menjadi salah satu penyebab infeksi dan radang pada pencernaan atau usus ini rupanya dapat diatasi oleh biji alpukat [14,15].
Sebuah hasil studi lainnya menunjukkan bahwa ekstrak dari biji alpukat bermanfaat sebagai antioksidan yang kuat [9,16].
Antioksidan sendiri merupakan senyawa yang dapat memperbaiki sel-sel dalam tubuh yang mengalami kerusakan.
Antioksidan yang ada di dalam tubuh juga mampu mencegah sel-sel tubuh dari kerusakan.
Antioksidan alami adalah vitamin C dan vitamin E di mana buah alpukat sendiri diketahui mengandung vitamin E tinggi.
Selain antijamur, biji alpukat menurut penelitian lainnya juga dapat menjadi antibakteri [17].
Hal ini dibuktikan dengan kemampuan ekstrak biji alpukat yang bisa menghentikan pertumbuhan bakteri Clostridium sporogenes [17].
Adakah risiko bahaya makan biji alpukat?
Ada, terlepas dari berbagai manfaat kesehatan yang diperkirakan, ada pula beberapa risiko dan kekhawatiran yang perlu diketahui dari biji alpukat.
Seperti beberapa biji dalam buah tertentu, terdapat toksin atau racun yang terkandung di dalamnya.
Begitu pula dengan biji alpukat yang juga memiliki kandungan yang berisiko bahaya, terutama cyanogenic glycosides dan trypsin inhibitors [18].
Uji keamanan dari konsumsi biji alpukat sayangnya baru sebatas penelitian terhadap hewan dan masih berada dalam tahap sangat awal, sehingga belum diketahui apakah kandungan tersebut memiliki sifat bahaya ringan atau berat bagi manusia [3].
Pada sebuah studi terhadap sejumlah ekor tikus, ekstrak biji alpukat dinyatakan tidak mengandung racun dengan konsentrasi mencapai 500 mg/kg per berat badan setiap hari, namun tikus-tikus yang mengonsumsi dengan kadar lebih dari itu dalam waktu 24 jam terbukti mati [19].
Meski demikian, sebuah hasil studi di Nigeria terhadap hewan menunjukkan bahwa ekstrak alpukat yang diberikan dalam dosis tinggi tidak memberi efek berbahaya sama sekali sekalipun hewan tersebut mengonsumsinya selama 28 hari lebih [7].
Jadi bisa diartikan bahwa dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi ekstrak biji alpukat bisa membahayakan tikus, sedangkan bagi manusia belum diketahui jelas [3].
Kesimpulan
Belum ada penjelasan dan bukti ilmiah yang pasti terkait efek dari biji alpukat bagi kesehatan tubuh manusia.
Beberapa hasil penelitian terbatas hanya berfokus pada penelitian ekstrak biji alpukat (bukan seluruh biji alpukat) terhadap hewan.
Jadi, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat serta efek konsumsi biji alpukat bagi tubuh manusia agar kesimpulan amankah makan biji alpukat bisa diperoleh.
1. Mark L. Dreher & Adrienne J. Davenport. Hass Avocado Composition and Potential Health Effects. Critical Reviews in Food Science and Nutrition; 2013.
2. Celia Vincent, Tania Mesa, & Sergi Munne-Bosch. Identification of a New Variety of Avocados (Persea americana Mill. CV. Bacon) with High Vitamin E and Impact of Cold Storage on Tocochromanols Composition. Antioxidants (Basel); 2020.
3. Sharon O'Brien MS, PGDip. Is It Safe and Healthy to Eat the Seed of an Avocado?. Healthline; 2018.
4. Alison Mango. No, You Shouldn't Start Eating Avocado Seeds. Health; 2023.
5. Dr. Josh Axe, DC, DNM, CN. Avocado Seed: Unsafe to Eat or the New Super-Seed?. Dr. Axe; 2021.
6. Deepti Dabas, Rachel M Shegog, Gregory R Ziegler, & Joshua D Lambert. Avocado (Persea americana) seed as a source of bioactive phytochemicals. Current Pharmaceutical Design; 2013.
7. Raymond I Ozolua, Ogochukwu N Anaka, Stephen O Okpo, & Sylvester E Idogun. Acute and Sub-Acute Toxicological Assessment of the Aqueous Seed Extract of Persea Americana Mill (Lauraceae) in Rats. African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines; 2009.
8. María Elena Pahua-Ramos, Alicia Ortiz-Moreno, Germán Chamorro-Cevallos, María Dolores Hernández-Navarro, Leticia Garduño-Siciliano, Hugo Necoechea-Mondragón, & Marcela Hernández-Ortega. Hypolipidemic effect of avocado (Persea americana Mill) seed in a hypercholesterolemic mouse model. Plant Foods for Human Nutrition; 2012.
9. Yean-Yean Soong & Philip J Barlow. Antioxidant activity and phenolic content of selected fruit seeds. Food Chemistry; 2004.
10. J A O Ojewole, D R Kamadyaapa, M M Gondwe, & K Moodley, C T Musabayane. Cardiovascular effects of Persea americana Mill (Lauraceae) (avocado) aqueous leaf extract in experimental animals. Cardiovascular Journal of Africa; 2007.
11. Mbang A Owolabi, Smith I Jaja, & Herbert A B Coker. Vasorelaxant action of aqueous extract of the leaves of Persea americana on isolated thoracic rat aorta. Fitoterapia; 2005.
12. Anthonet Ndidi Ezejiofor, Abednego Okorie, & Orish Ebere Orisakwe. Hypoglycaemic and Tissue-Protective Effects of the Aqueous Extract of Persea Americana Seeds on Alloxan-Induced Albino Rats. Malaysian Journal of Medical Sciences; 2013.
13. A. Alhassan, M. Sule, M. Atiku, A. Wudil, H. Abubakar, & S. A. Mohammed. Effects of aqueous avocado pear ( Persea americana ) seed extract on alloxan induced diabetes rats. Semantic Scholar; 2012.
14. João Jaime Giffoni Leite, Erika Helena Salles Brito, Rossana Aguiar Cordeiro, Raimunda Sâmia Nogueira Brilhante, José Júlio Costa Sidrim, Luciana Medeiros Bertini, Selene Maia de Morais, & Marcos Fábio Gadelha Rocha. Chemical composition, toxicity and larvicidal and antifungal activities of Persea americana (avocado) seed extracts. Revista da Sociedade Brasileira de Medicina Tropical; 2009.
15. D. Jesus, J. R. Oliveira, F. E. Oliveira, K. C. Higa, J. C. Junqueira, A. O. C. Jorge, G. N. Back-Brito, & L. D. Oliveira. Persea americana Glycolic Extract: In Vitro Study of Antimicrobial Activity against Candida albicans Biofilm and Cytotoxicity Evaluation. The Scientific World Journal; 2015.
16. Ganiyu Oboh, Veronica O Odubanjo, Fatai Bello, Ayokunle O Ademosun, Sunday I Oyeleye, Emem E Nwanna, & Adedayo O Ademiluyi. Aqueous extracts of avocado pear (Persea americana Mill.) leaves and seeds exhibit anti-cholinesterases and antioxidant activities in vitro. Journal of Basic and Clinical Physiology and Pharmacology; 2016.
17. Dariana Graciela Rodríguez-Sánchez, Adriana Pacheco, María Isabel García-Cruz, Janet Alejandra Gutiérrez-Uribe, Jorge Alejandro Benavides-Lozano, & Carmen Hernández-Brenes. Isolation and structure elucidation of avocado seed (Persea americana) lipid derivatives that inhibit Clostridium sporogenes endospore germination. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2013.
18. E M Aregheore. A review of implications of antiquality and toxic components in unconventional feedstuffs advocated for use in intensive animal production in Nigeria. Veterinary and human toxicology. Veterinary and human toxicology; 1998.
19. Eduardo Padilla-Camberos, Moisés Martínez-Velázquez, José Miguel Flores-Fernández, & Socorro Villanueva-Rodríguez. Acute Toxicity and Genotoxic Activity of Avocado Seed Extract (Persea americana Mill., c.v. Hass). The Scientific World Journal; 2013.