Angina Ludwig atau Ludwig’s angina merupakan jenis penyakit infeksi kulit langka yang disebabkan oleh bakteri dan menyerang bagian dasar mulut [1,2,3,4].
Infeksi ini biasanya terjadi setelah timbul abses gigi (timbunan nanah di bagian tengah gigi) atau adanya infeksi maupun cedera pada bagian dalam mulut [1,2,3,4].
Angina Ludwig merupakan jenis infeksi yang tepatnya terjadi pada bawah lidah dan lebih berisiko dialami oleh orang dewasa daripada anak-anak [1,2,3,4].
Daftar isi
Infeksi bakteri adalah penyebab utama terjadinya angina Ludwig dan jenis bakteri yang dapat menginfeksi adalah Staphylococcus serta Streptococcus [1,2].
Namun, infeksi ini juga rentan terjadi usai seseorang mengalami infeksi lain pada mulut yang menimbulkan abses, terutama abses gigi [1,2,3].
Selain itu, angina Ludwig juga berpeluang untuk timbul setelah terjadi cedera pada mulut [1,2,3].
Namun selain dari adanya infeksi lain serta cedera pada bagian dalam mulut, beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko angina Ludwig adalah [1,3] :
Walaupun infeksi bakteri menyerang bagian bawah atau dasar lidah, akan nampak pembengkakan di bagian leher dan mulut pada penderita angina Ludwig.
Pembengkakan berpotensi berkembang semakin parah dan memicu kesulitan bernafas pada penderitanya.
Berikut ini adalah gejala-gejala angina Ludwig lainnya yang menyertai [1,2,3,4] :
Selain gejala dialami pada bagian mulut, ada pula beberapa penderita angina Ludwig yang mengalami keluhan lain seperti [5] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Segera ke dokter untuk memeriksakan diri apabila mengalami gejala atau keluhan yang telah disebutkan di atas dan mencurigainya sebagai tanda angina Ludwig.
Semakin dini gejala diperiksa, semakin dini pula infeksi dapat diatasi sehingga berbagai risiko komplikasi bisa dihindari.
Sebab bila terlambat diobati, gejala dapat memburuk menyebabkan sejumlah gangguan kesehatan pernafasan hingga mengancam jiwa penderita.
Segera hubungi bantuan medis darurat apabila gejala yang dirasakan sudah pada tahap sulit bernafas.
Untuk memastikan bahwa gejala benar-benar menandakan angina Ludwig, pasien perlu menjalani sejumlah metode pemeriksaan seperti berikut.
Dokter awalnya akan memeriksa fisik pasien terlebih dulu dan menanyakan perihal riwayat medis pasien secara lengkap [1,2,3].
Riwayat medis pasien akan menjadi pertimbangan bagi dokter dalam menentukan hasil diagnosa [1,2,3].
Namun biasanya, pemeriksaan fisik maupun riwayat medis harus ditunjang dengan metode diagnosa lain agar hasilnya lebih akurat [1,2,3].
Untuk mengetahui tingkat keparahan infeksi, maka tes pemindaian seperti CT scan yang dilakukan pada leher pasien secara intravena perlu dilakukan [1].
Selain itu, MRI scan juga kemungkinan akan dokter anjurkan sekaligus untuk mendeteksi keberadaan abses [1].
Sinar-X dan USG juga diperlukan khususnya untuk memeriksa area dada dan leher yang juga bermanfaat dalam mengetahui penyebaran abses apakah telah terjadi [1].
Tes laboratorium berupa tes kultur darah juga menjadi pendukung tes-tes sebelumnya [1].
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi penyebaran infeksi secara hematogen [1].
Bagaimana prognosis angina Ludwig?
Apabila gejala angina Ludwig sudah sampai pada tahap obstruksi saluran nafas atau mengakibatkan penderita sulit bernafas, maka hal ini mampu meningkatkan risiko prognosis buruk [1].
Jika terjadi komplikasi tersebut, maka risiko angina Ludwig mengancam jiwa cukup tinggi [1].
Hal ini menjadi alasan mengapa tingkat kematian penderita angina Ludwig pada waktu pengobatan antibiotik belum berkembang sangat tinggi (lebih dari 50%) [1].
Namun dengan adanya terapi antibiotik, risiko kematian pada penderitanya mengalami penurunan sekitar 8% sehingga setidaknya prognosis bisa sedikit lebih baik [1].
Pengobatan angina Ludwig tergantung dari gejala dan kondisi yang memicunya.
Berikut ini merupakan beberapa metode penanganan untuk para pasien angina Ludwig.
Karena infeksi terjadi karena bakteri, maka pengobatan utama untuk angina Ludwig adalah antibiotik [1,2,3,4].
Pemberian antibiotik ini biasanya dilakukan melalui metode suntikan atau injeksi (melalui intravena) [1,2,3,4].
Pemberian antibiotik secara intravena akan terus dilakukan sampai gejala yang pasien alami benar-benar hilang [1,2,3,4].
Dokter nantinya berkemungkinan memberi resep antibiotik oral untuk dikonsumsi pasien apabila gejala sudah lebih reda [1,2,3,4].
Trakeostomi atau trakeotomi merupakan sebuah tindakan operasi atau bedah untuk proses pemasangan tabung pernapasan pada saluran udara atau trakea dengan melubangi bagian tersebut lebih dulu [6].
Dengan metode bedah ini, dokter dapat memasukkan oksigen ke paru pasien secara lebih mudah, terutama pasien dengan kondisi gagal napas atau obstruksi saluran napas [6].
Selain dapat digunakan untuk mengatasi angina Ludwig, beberapa penyakit yang umumnya ditangani dengan metode trakeostomi adalah disfungsi diafragma, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit paru bawaan, sleep apnea, syok anafilaktik, kanker leher, hingga kondisi koma [1,2,3,4].
Infeksi bakteri pada area mulut dan leher seringkali dapat menimbulkan penumpukan nanah atau cairan yang memnyebabkan pembengkakan dan sumbatan saluran nafas [1,2,3].
Maka untuk membersihkan jalan nafas dan meredakan pembengkakan, prosedur operasi pembuangan cairan atau nanah sangat diperlukan [1,2,3].
Pasien perlu menempuhnya setelah berkonsultasi dengan dokter agar kondisi gejala angina Ludwig tidak semakin serius [1,2,3].
Pada beberapa kasus, pasien juga perlu menempuh operasi gigi untuk mengatasi beberapa masalah atau kerusakan yang terjadi di bagian dalam mulut [1,2,3].
Angina Ludwig dapat berkembang secara cepat karena kondisi infeksi ini bersifat progresif [1].
Dengan kata lain, angina Ludwig dikenal sebagai sebuah kondisi selulitis yang berkembang cepat sehingga hal ini bila dibiarkan mampu menghambat saluran pernapasan.
Apabila gejala-gejala angina Ludwig tidak segera memperoleh penanganan, maka risiko komplkasi yang perlu diwaspadai antara lain adalah [1] :
Risiko komplikasi angina Ludwig pada dasarnya masih dapat diatasi dan pasien memiliki peluang untuk sembuh cukup besar apabila gejala cepat ditangani secara tepat.
Karena merupakan infeksi bakteri, maka pencegahan terbaik untuk angina Ludwig adalah dengan melakukan beberapa upaya seperti [7] :
1. Jason An; Jennifer Madeo; & Mayank Singhal. Ludwig Angina. National Center for Biotechnology Information; 2021.
2. Ramesh Candamourty, Suresh Venkatachalam, M. R. Ramesh Babu, & G. Suresh Kumar. Ludwig's Angina – An emergency: A case report with literature review. Journal of Natural Science, Biology and Medicine; 2012.
3. Stella Pak, David Cha, Chloe Meyer, Christine Dee, & Adam Fershko. Ludwig’s Angina. Cureus; 2017.
4. Mohamed Hisham, Mundilipalayam N. Sivakumar, R. S. Senthil Kumar, & P. Nandakumar. Ludwig's Angina: A Nightmare Worsened by Adverse Drug Reaction to Antibiotics. Indian Journal of Critical Care Medicine; 2017.
5. R Bertolai, A Acocella, R Sacco, & T Agostini. Submandibular cellulitis (Ludwig's angina) associated to a complex odontoma erupted into the oral cavity. Case report and literature review. Minerva Stomatologica; 2007.
6. Anthony J. Raimonde; Natalie Westhoven; & Ryan Winters. Tracheostomy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI & Ann Pietrangelo. Ludwig's Angina; Healthline; 2019.