Daftar isi
Apa Itu Sianosis?
Sianosis merupakan sebuah kondisi membirunya bibir, kuku, serta jari tangan yang disebabkan oleh tubuh yang kekurangan oksigen [1,3,4,5].
Suhu tubuh yang menurun karena suhu yang terlalu dingin dapat menjadi salah satu alasan kurangnya oksigen dalam darah dan menyebabkan sianosis.
Namun selain paparan suhu dingin, beberapa penyakit tertentu juga mampu berakibat pada sianosis di mana siapa saja dapat mengalami kondisi ini, terutama bayi baru lahir.
Tinjauan Sianosis adalah kondisi ketika tubuh kekurangan oksigen dan hal ini kemudian menyebabkan kulit di beberapa bagian tubuh membiru.
Fakta Tentang Sianosis
- Sianosis atau yang dalam bahasa Inggrisnya cyanosis berasal dari kata cyan (salah satu warna) yang juga sebenarnya berasal dari bahasa Yunani, cyanós yang memiliki makna biru [1,3].
- Sianosis dikenal juga sebagai kondisi yang disebut dengan kaki atau tangan biru; atau, juga disebut dengan istilah hemoglobin terdeoksigenasi [3].
- Terdapat 15-20% bayi yang lahir dengan kondisi penyakit jantung bawaan berpotensi sianosis karena kelainan kromosom [2].
- Prevalensi penyakit jantung bawaan adalah 8-9 per 1.000 bayi yang baru lahir di mana 25% diantaranya berpotensi mengalami sianosis [2].
- Sianosis sentral adalah sebuah kondisi yang terjadi saat saturasi oksigen kurang dari 85% dan kadar hemoglobin terdeoksigenasi pada arteri kurang dari 5 g/dL [2].
- Di Indonesia, prevalensi sianosis belum diketahui jelas karena belum terdapat data nasional yang spesifik.
Jenis-jenis Sianosis
Terdapat 4 jenis kondisi sianosis yang umumnya dialami justru oleh bayi, khususnya bayi yang baru lahir, yaitu sebagai berikut.
Peripheral Cyanosis / Sianosis Perifer
Peripheral cyanosis atau sianosis perifer merupakan sebuah kondisi perubahan warna kulit menjadi biru atau keunguan [1,3,5].
Hal ini terjadi karena sirkulasi darah dan ekstraksi oksigen pada jaringan perifer yang mengalami penurunan ekstrem.
Kondisi ini ditandai dengan jari tangan dan kaki yang berubah kebiruan atau keunguan di mana umumnya disebabkan oleh suhu yang terlalu rendah atau dingin.
Central Cyanosis / Sianosis Sentral
Perubahan warna kebiruan yang terjadi pada jenis sianosis ini terjadi khususnya di bagian bibir dan lidah [1,3,5].
Jenis sianosis ini merupakan kondisi kurangnya oksigen dalam darah yang berkaitan dengan jenis penyakit pernapasan seperti pneumonia dan asma.
Penderita sianosis sentral biasanya juga akan mengalami sianosis perifer di mana timbul kebiruan, keunguan atau justru keabuan pada area jari kaki maupun tangan.
Tidak selalu terjadi karena dua penyakit pernapasan tersebut, sebab sianosis sentral juga dapat terjadi sebagai efek dari penggunaan obat tertentu.
Terdapat obat tertentu yang menyebabkan pigmen abnormal dalam darah sehingga menimbulkan kebiruan pada kulit.
Sianosis sentral umumnya disebabkan oleh sejumlah kondisi di bawah ini [1] :
- Malformasi arteriovenosa
- Dataran tinggi
- Gangguan difusi gas melalui alveoli
- Pirau kanan ke kiri pada penyakit jantung bawaan
- Gangguan pertukaran gas akibat pneumonia
- Ketidakcocokan perfusi ventilasi dan emboli
- Pirau intrapulmonal
Sianosis pada Bayi dan Balita
Sianosis jenis ini adalah kondisi timbulnya perubahan warna menjadi kebiruan pada area mulut bayi, kaki, kepala, atau telapak tangan [3].
Jenis kondisi ini menandakan bahwa bayi tidak memperoleh cukup oksigen di mana berpotensi terjadi pada bayi baru lahir dan balita.
Jika terdapat tanda kebiruan ini pada bayi atau balita, para orang tua wajib segera membawanya ke dokter agar dapat ditangani secara medis.
Differential Cyanosis
Jenis sianosis ini juga disebut dengan istilah mixed cyanosis, yaitu sebuah kondisi yang ditandai dengan timbulnya kebiruan pada beberapa area tubuh [3,6].
Tanda perubahan warna kebiruan dapat timbul hanya di tubuh bagian atas saja atau justru di bagian tubuh bawah saja.
Pada beberapa kasus, jenis sianosis ini terjadi pada bagian atas kiri tubuh saja.
Sedangkan sebagian kasus lainnya menunjukkan adanya tanda-tanda di kedua bagian tubuh bawah.
Tinjauan Terdapat 4 jenis sianosis, yakni meliputi sianosis perifer, sianosis sentral, sianosis pada bayi dan balita, serta differential cyanosis.
Penyebab Sianosis
Ketika kadar oksigen menurun di dalam darah, perubahan warna darah pun akan terjadi, yakni dari merah terang menjadi gelap.
Sebagai dampaknya, bibir dan kulit dapat mengalami perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan.
Berikut ini adalah sejumlah kondisi yang umumnya mampu menyebabkan sianosis dan perlu dikenali serta diwaspadai.
Penyebab yang Berhubungan dengan Sistem Pernapasan
Pada beberapa kasus, sianosis dapat disebabkan oleh gangguan pernapasan, dan beberapa kondisi gangguan pernapasan yang mampu menyebabkan sianosis antara lain adalah [1,2,3,5,7] :
- Penyakit paru obstruktif kronik
- Pneumonia tahap berat atau parah
- Bronkiolitis
- Penyakit asma
- Hipertensi paru
- Emboli paru
- Edema paru
- Penyakit membran hyalin
- Croup
Penyebab yang Berkaitan dengan Sistem Kardiovaskular
Ketika terjadi gangguan kardiovaskular, kondisi ini dapat menjadi penyebab sianosis terjadi.
Gangguan-gangguan kardiovaskular yang dimaksud antara lain [3,5] :
- Fenomena Raynaud
- Kelainan darah (kondisi terproduksinya hemoglobin abnormal)
- Kelainan jantung bawaan (penyakit jantung kongenital)
- Penggumpalan darah sehingga menghambat aliran darah ke seluruh tubuh.
- Methemoglobinemia (hemoglobin abnormal yang terproduksi secara berlebihan).
Penyebab Lainnya
Selain dari masalah jantung dan paru-paru, sianosis dapat terjadi karena beberapa faktor seperti di bawah ini [2,5,8,9,10] :
- Paparan terhadap suhu udara yang terlalu dingin.
- Overdosis obat tertentu.
- Barotrauma (kecelakaan saat menyelam).
- Kejang-kejang dalam waktu yang lama.
- Berada di dataran tinggi yang menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam tubuh.
Penyebab yang Mengancam Jiwa
Pada sejumlah kasus, sianosis disebabkan oleh sejumlah kondisi yang jauh lebih serius dan cenderung mengancam jiwa, yaitu [1,2,3,5,7,11] :
- Insiden hampir tenggelam
- Epiglotitis
- Penggunaan obat secara overdosis
- Penyakit gagal jantung kongestif
- Emboli paru
- Henti jantung paru (henti kardiopulmonar)
Tinjauan Penyebab sianosis dapat berhubungan dengan penyakit paru, penyakit jantung, bahkan kondisi yang mengancam jiwa seperti insiden tenggelam, overdosis obat, dan henti kardiopulmonar.
Gejala Sianosis
Perubahan warna kulit dan bibir serta pada beberapa bagian tubuh lainnya menjadi kebiruan atau keunguan menjadi gejala utama dari sianosis.
Namun, ada pula sejumlah gejala lain yang dapat menyertai tergantung dari kondisi dan penyakit yang mendasarinya.
Gejala Sianosis yang Berhubungan dengan Sistem Kardiovaskular dan Pernapasan
Untuk kasus sianosis yang disebabkan oleh gangguan jantung dan paru, maka beberapa keluhan di bawah ini sangat mungkin terjadi [2,3,5]:
- Sesak napas
- Nafas lebih cepat
- Nyeri pada dada
- Bernafas dengan memanfaatkan otot tulang rusuk
- Duduk dengan posisi tubuh condong ke depan untuk mempermudah proses bernafas
Gejala Sianosis yang Berhubungan dengan Kondisi Mengancam Jiwa
Pada beberapa kasus, sianosis disebabkan oleh kondisi-kondisi serius dan mengancam jiwa di mana hal ini mampu menyebabkan sejumlah keluhan seperti berikut [1,2,3,5] :
- Tubuh sangat lesu
- Berjalan dengan pincang (kesulitan berjalan)
- Sulit bernafas
- Kebingungan (menjadi linglung)
- Kehilangan kesadaran sementara
- Nyeri di bagian dada
- Kebiruan timbul di membran mukosa, kuku tangan dan kulit
Gejala Sianosis Lainnya
Selain bagian-bagian tubuh yang berubah warna menjadi biru, sianosis dapat menimbulkan sejumlah gejala lain seperti [3,5,6] :
- Sakit kepala berulang dan lebih sering.
- Demam
- Clubbing atau pembesaran kulit yang terdapat di bawah bantalan kuku.
- Pada anak, biasanya gejala seperti rewel, gangguan tidur, dan gangguan makan sering terjadi.
Tinjauan Gejala utama sianosis adalah membirunya bibir dan kulit, namun terdapat gejala lain tergantung dari penyakit yang mendasarinya.
Pemeriksaan Sianosis
Terdapat berbagai kondisi yang memungkinkan terjadinya sianosis.
Maka untuk mengonfirmasi kondisi sianosis pada pasien serta mendeteksi penyebabnya, pasien perlu segera ke dokter saat gejala sianosis timbul.
Beberapa metode diagnosa yang umumnya diterapkan oleh dokter untuk memeriksa pasien gejala sianosis adalah :
- Pemeriksaan Riwayat Medis
Dokter perlu tahu apa saja riwayat medis yang dimiliki oleh pasien [1].
Tak hanya riwayat medis milik pasien, dokter juga akan menanyakan riwayat medis keluarga pasien.
Hal ini untuk memperjelas apakah pasien memiliki kondisi penyakit keturunan.
- Pemeriksaan Fisik
Setelah pemeriksaan riwayat medis, dokter perlu memeriksa fisik pasien [1,3,4,5].
Dokter akan mengecek suhu tubuh pasien dan melihat keberadaan perubahan warna kulit pada tubuh pasien.
Di bagian tubuh mana saja warna kebiruan muncul juga akan diidentifikasi oleh dokter.
- Tes Pemindaian
Sinar-X (rontgen), MRI scan, USG dada dan CT scan adalah jenis tes pemindaian yang akan menjadi tes penunjang dalam memeriksa kondisi pasien [1,2,3,4,5].
Tes pemindaian berguna untuk mendeteksi adanya kondisi penyakit paru yang menyebabkan gejala sianosis.
Emboli paru, efusi pleura, dan pneumonia adalah jenis-jenis penyakit paru yang dapat terdiagnosa melalui serangkaian tes pemindaian tersebut.
Selain itu, tes pemindaian seperti MRI dan CT scan pada jantung dapat membantu dokter dalam mendeteksi adanya gangguan pada jantung pasien.
- Ekokardiografi
Jika dokter memiliki kecurigaan bahwa pasien mengalami gejala sianosis karena keberadaan penyakit jantung bawaan, maka dokter akan menerapkan metode ekokardiografi [1,2,3].
Dokter biasanya memeriksa sistem kardiovaskular pasien serta mengevaluasinya melalui ekokardiografi.
Pada prosedur pemeriksaan ini, dokter juga kemungkinan akan menggunakan Doppler, yakni sebuah alat dengan gelombang suara frekuensi tinggi.
Doppler dapat membantu dokter dalam melakukan pemantauan kondisi aliran darah.
Prosedur pemeriksaan ini dilakukan oleh dokter supaya kondisi kesehatan jantung pasien dapat diketahui [1,2,3].
Melalui prosedur ini, berbagai penyakit jantung dapat terdeteksi sehingga dokter bisa lebih mudah menentukan pengobatan yang sesuai bagi pasien.
Analisa gas darah merupakan prosedur pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mengukur kadar asam basa, karbon dioksida serta oksigen dalam darah pasien [1,3].
Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tubuh pasien melalui pembuluh darah arteri.
- Oksimetri Nadi
Oksimetri nadi adalah sebuah prosedur pemeriksaan di mana dokter memerlukannya untuk mengetahui kadar oksigen di dalam darah pasien [1,3,5].
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang disebut dengan oksimeter (oksimetri pulsasi).
Tinjauan Metode diagnosa yang biasanya digunakan dokter dalam memeriksa pasien adalah pemeriksaan riwayat medis, pemeriksaan fisik, tes pemindaian, ekokardiografi, kateterisasi jantung, oksimetri nadi, dan/atau analisa gas darah.
Pengobatan Sianosis
Ketika dari hasil pemeriksaan telah terkonfirmasi bahwa pasien menderita siagnosis dan telah diketahui pula penyebab sianosis, maka dokter akan mulai menentukan pemberian penanganan yang sesuai.
Di bawah ini adalah sejumlah metode perawatan yang umumnya diberikan bagi penderita sianosis :
Pemberian Tambahan Oksigen
Karena kadar oksigen dalam tubuh pasien mengalami penurunan yang cukup banyak, maka terapi oksigen adalah langkah penanganan paling awal yang biasanya dokter lakukan [1,3,4,5].
Terapi oksigen bertujuan menambah kadar oksigen dalam tubuh pasien dan umumnya segera dilakukan ketika pasien berada di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Pemberian terapi oksigen adalah melalui masker oksigen atau selang oksigen.
Namun pada kasus pasien sianosis yang mengalami kesulitan bernapas sama sekali atau justru jatuh koma, alat bantu napas akan diberikan.
Petugas medis akan memasangkan ventilator atau membantu pasien bernapas lebih mudah melalui intubasi.
Pemberian Obat-obatan
Untuk kasus sianosis yang disebabkan oleh kondisi medis seperti penyakit paru, dokter akan memberikan jenis obat yang sesuai dengan gangguan yang dialami pasien.
- Antibiotik, yaitu obat yang akan diberikan kepada pasien dengan kasus infeksi paru atau pneumonia [1,5,7].
- Bronkodilator, yaitu obat yang diberikan kepada pasien dengan penyakit asma [7].
- Diuretik, yaitu jenis obat yang akan diberikan kepada pasien dengan kondisi paru-paru bengkak supaya akumulasi cairan di dalam paru dapat dikeluarkan [1,5].
- Antihipertensi, antidepresan dan obat disfungsi ereksi, yaitu bertujuan untuk membuat pembuluh darah lebih rileks [3].
Sementara bagi pasien sianosis yang mengalami methemoglobinemia, pemberian methylene blue akan dilakukan oleh dokter.
Prosedur Operasi
Pada kasus sianosis dengan penyebab yang tak dapat diatasi dengan tambahan oksigen serta obat-obatan, maka jalur operasi pasti dokter rekomendasikan [1,4,5].
Prosedur operasi biasanya hanya dianjurkan bagi pasien dengan kondisi penyakit jantung bawaan dan sumbatan di aliran pernapasan karena adanya benda asing yang menghambat.
Tinjauan Pengobatan sianosis umumnya terdiri dari 3 metode, yakni meliputi terapi oksigen, pemberian obat sesuai kondisi yang mendasari, dan operasi (direkomendasikan bagi pasien penyakit jantung bawaan dan sumbatan pada jalur napas).
Komplikasi Sianosis
Seperti diketahui, sianosis merupakan kondisi tubuh yang mengalami kekurangan kadar oksigen.
Bila tidak mendapat penanganan secepatnya, berbagai risiko komplikasi serius dapat dialami oleh penderita.
Beberapa kondisi komplikasi yang berpotensi terjadi pada penderita sianosis yang tak tertangani dnegan baik antara lain [12] :
- Sepsis
- Gagal nafas
- Gagal jantung
- Gangrene
- Kerusakan jaringan tubuh secara permanen
- Kehilangan anggota tubuh
Pencegahan Sianosis
Penanganan dini terhadap sejumlah kondisi yang mampu menyebabkan sianosis, seperti penyakit jantung dan paru adalah cara pencegahan agar sianosis tidak terjadi [3].
Menghindari paparan suhu dingin dan juga dataran tinggi merupakan upaya lain dalam meminimalisir risiko sianosis.
Jika gejala sudah telanjur timbul, untuk mencegah komplikasi berbahaya, segera ke dokter agar segera ditangani dengan tepat secara medis.
Tinjauan Pencegahan terbaik agar sianosis tidak terjadi adalah dengan menangani penyakit atau kondisi kesehatan tertentu yang menjadi penyebabnya.