Gangguan kesehatan tubuh bisa terjadi pada siapa saja dan dalam bentuk apa saja.
Beberapa kondisi yang umum terjadi adalah badan terasa nyeri disertai dengan gatal-gatal.
Meski cukup umum, kenali berbagai kemungkinan penyebabnya supaya dapat mengatasi dengan benar.
Dermatitis kontak adalah salah satu alasan mengapa badan gatal-gatal disertai rasa nyeri akibat paparan zat tertentu penyebab alergi atau iritasi pada kulit [1,2].
Walau tidak menular, ruam yang muncul pada kulit bisa cukup mengganggu, terutama jika terjadi pembengkakan, nyeri, dan lepuhan pada permukaannya [1,2,3].
Kulit dengan kondisi ini juga seringkali bersisik, kering, mengelupas hingga pecah-pecah [1,2].
Penanganan : Untuk gejala ringan, pelembap kulit dengan bahan ringan, menjaga kebersihan kulit dan mengompres dingin sudah cukup [2].
Namun untuk gejala lebih serius, penderita memerlukan obat kortikosteroid, bisa dalam bentuk tablet (diminum), maupun krim/salep (dioles ke ruam) [2].
Reaksi alergi dapat ditandai dengan bermacam-macam kondisi, salah duanya adalah badan terasa nyeri dan gatal-gatal [4,5].
Peradangan bisa terjadi karena reaksi alergi dan peradangan ini yang juga mampu memicu rasa nyeri pada otot maupun sendi [6].
Selain kemungkinan timbulnya kedua gejala, terdapat pula tanda-tanda lain seperti berikut yang bisa terjadi pada penderita alergi berbeda [4,5].
Penanganan : Penderita alergi biasanya perlu menggunakan antihistamin, dekongestan, kortikosteroid, dan penghambat leukotrien [7,8].
Namun jika diperlukan, dokter dapat merekomendasikan imunoterapi bagi pasien reaksi alergi [9].
Campak merupakan kondisi saat timbul ruam merah di seluruh tubuh akibat infeksi virus Paramyxovirida [10].
Ruam kemerahan yang terasa gatal dan nyeri akan timbul pada tubuh setelah beberapa gejala ini dialami lebih dulu [10,11,12] :
Penanganan : Dalam kurun waktu 7-10 hari biasanya gejala campak bisa reda dengan sendirinya selama pasien menjaga kebersihan diri, menjaga pola hidup sehat dan beristirahat lebih banyak [10].
Namun bagi pasien yang belum pernah vaksin, 72 jam setelah kemunculan gejala pasien dianjurkan menempuh vaksin campak supaya lebih cepat pulih [10].
Rubella atau dikenal dengan istilah campak Jerman merupakan kondisi yang ditandai dengan ruam merah pada kulit, gatal-gatal, hingga nyeri badan (terutama pada penderita wanita) [13,14,15].
Disebabkan oleh infeksi virus Rubella, penyakit ini tergolong sebagai penyakit menular dengan berbagai gejala lain, seperti [15]:
Penanganan : Dokter biasanya hanya memberikan resep obat penurun demam dan pereda nyeri karena gejala campak Jerman ini lebih ringan daripada campak biasa [15].
Selama pasien beristirahat lebih banyak, gejala akan cepat mereda dan tubuh kembali pulih [15].
Cacar air merupakan jenis penyakit yang ditandai dengan timbulnya ruam merah berisi cairan yang bisa timbul pada sebagian atau seluruh tubuh [16,17].
Disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster, cacar air adalah penyakit menular yang terasa gatal dan menyebabkan nyeri pada tubuh [16,17].
Cacar air juga kerap menimbulkan sejumlah gejala lain seperti berikut [16,17] :
Penanganan : Obat antihistamin dalam bentuk salep biasanya akan dokter resepkan bersama dengan obat anti-inflamasi nonsteroid dan beberapa jenis obat antivirus [16,17].
Mengonsumsi makanan-makanan peningkat daya tahan tubuh juga penting supaya pemulihan jauh lebih cepat.
Infeksi virus influenza juga dapat menjadi faktor pemicu timbulnya ruam dan rasa nyeri pada tubuh [18,19].
Sementara itu, beberapa tanda influenza pada umumnya adalah [18] :
Walau tampak ringan, tak jarang gejala bisa lebih serius, seperti demam dan batuk tidak kunjung reda dan rasa nyeri yang menjalar semakin luas ke area tubuh lain [18,19].
Penanganan : Menjaga kebersihan diri, mengonsumsi paracetamol, minum banyak air putih, dan beristirahat cukup adalah kunci untuk pemulihan lebih cepat [18].
Namun jika dokter mendeteksi gejala flu burung, pasien harus melalui proses isolasi dan dokter juga akan meresepkan obat antivirus.
Demam berdarah merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan flu, demam tinggi, ruam merah gatal (timbul beberapa hari setelah demam), dan nyeri pada tubuh [20,21,22].
Infeksi virus Dengue adalah penyebab utama demam berdarah di mana nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah dua jenis nyamuk pembawa virus tersebut [22].
Gejala-gejala lain yang juga patut diwaspadai sebagai tanda seseorang mengalami demam berdarah adalah [20,21,22] :
Penanganan : Istirahat cukup, minum banyak cairan, makan makanan bergizi, dan mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri merupakan cara umum dalam menangani demam berdarah.
Namun jika pasien alami demam berdarah dengue, rawat inap sangat diperlukan.
Pastikan segera ke dokter jika badan terasa nyeri dan gatal lalu disertai dengan gejala-gejala serius lainnya untuk mengidentifikasi penyebab dan memperoleh pengobatan.
1. Dan Brennan, MD. Body Aches Or Pains And Hives. MedicineNet; 2020.
2. Graham Litchman; Pragya A. Nair; Amber R. Atwater; & Beenish S. Bhutta. Contact Dermatitis. National Center for Biotechnology Information; 2022.
3. Cleveland Clinic medical professional. Contact Dermatitis. Cleveland Clinic; 2019.
4. American College of Allergy, Asthma & Immunology. Hives. American College of Allergy, Asthma & Immunology; 2018.
5. Center for Allergy and Asthma of Georgia. Can Allergies Cause Body Aches and Fatigue?. Center for Allergy and Asthma of Georgia; 2017.
6. Heather Moday, M.D. Is Inflammation At The Root Of Your Allergies? (An Integrative Immunologist Explains). MBG Health; 2020.
7. Joseph M. Dougherty; Khalid Alsayouri; & Adam Sadowski. Allergy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Airi Jo-Watanabe, Toshiaki Okuno, & Takehiko Yokomizo. The Role of Leukotrienes as Potential Therapeutic Targets in Allergic Disorders. International Journal of Molecular Sciences; 2019.
9. Yudy Persaud; Ruba J. Memon; & Mohammedi N. Savliwala. Allergy Immunotherapy. National Center for Biotechnology Information; 2022.
10. Noah P. Kondamudi & James R. Waymack. Measles. National Center for Biotechnology Information; 2022.
11. Cleveland Clinic medical professional. Measles. Cleveland Clinic; 2021.
12. National Health Service. Measles. National Health Service; 2022.
13. World Health Organization. Rubella. World Health Organization; 2019.
14. Elana Pearl Ben-Joseph, MD. Rubella (German Measles). Kids Health; 2021.
15. Malliany Camejo Leonor & Magda D. Mendez. Rubella. National Center for Biotechnology Information; 2022.
16. Daniel Murrell, M.D. & Scott Frothingham. Chickenpox in Adults. Healthline; 2018.
17. Centers for Disease Control and Prevention. Chickenpox - Signs and Symptoms. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.
18. Stacy Sampson, D.O., Kristeen Cherney & Valencia Higuera. Early Flu Symptoms. Healthline; 2020.
19. Will Sowards. Should I Look for Hives as a Sign of the Flu?. Passport Health; 2018.
20. Centers for Disease Control and Prevention. Dengue - Symptoms and Treatment. Centers for Disease Control and Prevention; 2021.
21. Darvin Scott Smith, MD, MSc, DTM&H, David J Mariano, Micah Lynne Trautwein, Michael Stuart Bronze, MD, Suzanne Moore Shepherd, MD, MS, DTM&H, FACEP, FAAEM, Patrick B Hinfey, MD, William H Shoff, MD, DTM&H, Joseph Domachowske, MD, Hagop A Isnar, MD, FACEP, Thomas M Kerkering, MD, Deborah Sentochnik, MD, Russell W Steele, MD, Francisco Talavera, PharmD, PhD & Francisco Talavera, PharmD, PhD. Dengue Clinical Presentation. Medscape; 2019.
22. Timothy J. Schaefer; Prasan K. Panda; & Robert W. Wolford. Dengue Fever. National Center for Biotechnology Information; 2022.