Garam Himalaya ditambang di daerah Punjab, Pakistan. Daerah ini berada di dekat kaki gunung Himalaya. Garam Himalaya terbentuk jutaan tahun lalu dan terkumpul di sebuah danau pra sejarah. Saat ini, garam Himalaya telah diekspor sebanyak 400 ribu ton tiap tahunnya. [1]
Garam Himalaya mengandung sekitar 84 mineral dan unsur mikro termasuk kalsium, magnesium, kalium, tembaga, dan zat besi. Garam ini merupakan jenis garam laut dan diperkirakan memiliki kemurnian 99% dan mempunyai beragam warna seperti merah jambu, putih, atau merah. [2]
Penggunaan garam Himalaya tidak terbatas hanya pada memberi rasa pada masakan melainkan juga mampu mengawetkan makanan, dan dapat pula digunakan sebagai garam mandi. Meskipun begitu, konsumsi garam Himalaya dapat menimbulkan beberapa resiko. [3]
Daftar isi
Mengonsumsi garam Himalaya terlalu banyak dapat menimbulkan berbagai bahaya seperti ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan resiko kematian, hipokalemia, dan lainnya.
Jumlah maksimum natrium untuk orang dewasa yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah 2300 mg atau setara 1 sendok teh garam per hari. [4]
Bila mengonsumsi natrium terlalu banyak terutama dalam bentuk garam natrium klorida akan membuat kondisi elektrolit menjadi tidak seimbang. Natrium dan kalium merupakan dua elektrolit utama yang bekerja secara berlawanan. Jumlah keduanya harus seimbang agar berfungsi dengan baik. [4]
Konsumsi natirum terlalu banyak akan mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Begitu juga sebaliknya. Gejala rendahnya kalium akibat konsumsi natrium terlalu banyak yakni dehidrasi, kram, dan tingginya tekanan darah. [4]
Konsumsi natirum dalam bentuk garam salah satunya garam Himalaya dapat membuat Anda mengalami peningkatan resiko kematian.
Sebuah studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi natrium dalam jumlah rata-rata memiliki resiko 20% lebih besar kematian akibat penyakit apa saja dibandingkan dengan orang asupan natriumnya lebih rendah. [4]
Masih berdasarkan studi yang sama, orang yang mengonsumsi natrium dalam jumlah yang paling banyak mengalami peningkatan resiko kematian 50% lebih besar akibat penyakit apa saja. Bahkan, mengalami resiko kematian 2 kali lipat lebih tinggi akibat serangan jantung. [4]
Garam Himalaya kaya akan natrium dan klorin. Bila Anda mengonsumsi garam Himalaya dalam jumlah banyak, maka dapat meningkatkan kadar keasaman di dalam tubuh.
Hal ini dapat berujung pada hipokloremia. Gejalanya berupa dehidrasi dan bahkan gagal ginjal. [5]
Iodin merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsi kelenjar tiroid dan metabolisme sel tetap baik. [3]. Garam Himalaya merupakan garam yang tidak ditambahkan iodin ke dalamnya. [5]
Jika menggunakan garam Himalaya secara terus-menerus dan tidak mengonsumsi produk susu, hewan laut, dan garam meja, hal ini dapat berujung pada defisiensi iodin dalam tubuh. [5]
Hipernatremia merupakan kondisi parah akibat kelebihan natrium di dalam tubuh. Salah satu gejala yang paling terlihat adalah dehidrasi berat. Bila natrium mengalami penumpukan di dalam tubuh maka tubuh akan mencoba memperbaiki kondisi tersebut. [1]
Tubuh akan memindahkan air ke luar dari sel dan melepasnya ke dalam aliran darah. Ketidakseimbangan ini akan menimbulkan berbagai macam efek samping termasuk peningkatan tekanan dalam otak yang dapat mengancam nyawa. [1]
Semakin banyak garam yang Anda konsumsi maka akan semakin banyak kalsium yang dibuang oleh tubuh melalui air seni. Sehingga, pada orang yang menderita osteoporis akan menjadi kondisi yang berbahaya. Untuk mencegah komplikasi, penderita osteoporosis harus berpegangan pada menu makanan yang rendah natrium. [1]
Terlalu banyak asupan natrium dari garam Himalaya dan tidak dibarengi dengan asupan kalium yang cukup dapat berujung pada kondisi meningkatnya tekanan darah pada beberapa orang. [2]
Resiko penumpukan cairan akibat konsumsi natrium yang terlalu banyak dan konsumsi kalium yang sedikit dapat terjadi pada mereka yang menderita gagal jantung kongestif, sirosis hati atau penyakit ginjal. [2]
Mengkonsumsi terlalu banyak garam termasuk garam Himalaya bahkan dapat berperan andil dalam terjadinya penyakit autoimun. Penyakit autoimun ini termasuk multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, lupus, dan psoriasis. Hal ini disebabkan karena garam merangsang sistem kekebalan tubuh secara berlebihan. [3]
Jika sistem dalam tubuh menjadi terlalu asam, sistem kekebalan tubuh dan banyak proses metabolisme sel lain menjadi tidak efektif. Selain itu, konsumsi terlalu banyak klorida membuat Anda mengalami peningkatan resiko komplikasi terkait diabetes. [4]
Berikut ini merupakan beberapa mitos yang berkaitan dengan garam Himalaya yakni: [3]
Beberapa orang percaya bahwa garam Himala memiliki kandungan natrium yang lebih rendah dibandingkan dengan garam meja biasa. Faktanya, kedua jenis garam ini mempunyai kandungan natrium klorida yang sama yakni sekitar 98%. [3]
Orang-orang percaya bahwa menambahkan garam Himalaya ke dalam makanan atau minuman akan membantu tubuh mencapai keseimbangan cairan dan mencegah dehidrasi. [3]
Natrium dibutuhkan tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan. Anda akan mendapatkan manfaat ini dari sodium dengan mengonsumsi garam apa saja. Tidak hanya garam Himalaya. [3]
Salah satu mitos lain yang beredar tentang garam Himalaya adalah bahwa garam ini dapat digunakan sebagai suplemen mineral dengan beragam manfaat kesehatan yang mengagumkan. Hal ini tidaklah benar sebab garam Himalaya kaya akan beragam mineral bukan kaya akan kandungan mineral. [4]
Garam Himalaya memang mengandung beragam mineral hingga mencapai 84 jenis. Akan tetapi, jumlahnya tidak begitu signifikan sebab 84 jenis mineral ini hanya memiliki presentasi total sebesar 2,59%. [4]
Beberapa orang khawatir terhadap kandungan radioaktif yang ditemukan dalam garam Himalaya seperti uranium, radium, dan plutonium. Mereka khawatir unsur radioaktif ini dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan. [4]
Hal ini tidaklah benar. Garam Himalaya memang mengandung unsur radioaktif ini. Akan tetapi, jumlahnya sangat sedikit sehingga dapat diabaikan. Bahkan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan yang biasa ditemukan secara alami di dalam tanah. [4]
1. Dan Brennan. Himalayan Salt: Is It Good for You? Webmd; 2020.
2. Annie Price. Pink Himalayan Salt Benefits: Better Than Regular Salt? Dr Axe; 2019.
3. Jayne Leonard & Natalie Olsen. Does pink Himalayan salt have any health benefits? Medical News Today; 2018.
4. Valentin Matyukhin & Polly Ironclad. Himalayan Pink Salt Side Effects, Myths & Mineral Alternatives. Pure Himalaya Shilajit; 2021.
5. Anonim. Himalayan Pink Salt Side Effects, Myths & Mineral Alternatives. Nirog Street; 2020.