Penyakit & Kelainan

5 Bahaya Obesitas Pada Lansia

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obesitas merupakan berat badan berlebih yang di anggap sebagian penyebab timbulnya penyakit yang tidak menular. Obesitas dapat terjangkit pada siapa saja tidak tergantung dengan umur, terutama pada lansia. Pada lansia, obesitas menjadi penyebab pemicu penyakit kronis dan gangguan fungsional yang dapat menyebabkan kematian[1].

Seiring bertambahnya usia, obesitas dapat menjadi lebih buruk karena penyakit akan mudah masuk dan menyerang ke dalam tubuh[5]. Metabolisme pun turut berubah disertai dengan pembakaran lemak dan kalori yang kurang efisien karena kalori yang tidak sehat. Jika asupan kalori tidak seimbang, obesitas atau berat badan berlebih akan meningkat dengan sangat cepat[3].

Obesitas yang menyerang orangtua adalah sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kondisi yang menjadi penyebab tergnggunya kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, diabetes, sampai dengan kanker. Untuk penderita diabetes memiliki resiko yang sangat besar terkena penyakit ginjal, stroke, dan kondisi medis serius lainnya[2].

Obesitas atau berat berlebih dapat berpengaruh pada penekanan sendi yang dapat menyebabkan disfungsi sendi dan juga ganggunan disfungsi paru. Penyakit yang berbahaya seperti kanker payudara, rahim usus besar, dan leukima yang memiliki berat badang berlebih memiliki peningkatan resiko terkena penyakit tersebut[2][3].

Berikut bahaya obesitas pada lansia yang wajib untuk diketahui agar dapat terhindari dari bahaya penyakit yang akan muncul.

1. Radang Sendi atau Osteoartritis

Osteoarthritis adalah penyakit sendi yang menyerang jaringan pada sendi yang semakin hari akan rusak. Osteoarthritis adalah penyakit radang sendi yang sangat umum terjadi lansia. Radang sendi sendiri dapat menyebabkan kecacatan dan menjadi faktor resiko terkena penyakit ini. Orang dengan obesitas akan memiliki efek tegng pada sendi dan dengan perlahan akan merubah tubuh seiring dengan bertambahnya usia[4][8]

Osteoarthritis berbeda pada setiap orang tergantung dengan penyakit yang di derita. Osteoarthritis tidak mengganggu aktivitas, akan tetapi akan menyebabkan ras sakit hingga parah yaitu cacat. Osteoarthritis menjadi penyebab utama akan gangguan gerak sehingga mengakibatkan pembakaran energi menjadi berkurang sehingga dapat meningkatkan berat badan[1][8].

Obesitas dapat meningkatkan beban pada bagian sendi tubuh terutama pada bagia lutut dan pinggu. Hal tersebut menyebabkan rusaknya tulang rawan dapat mengakibatkan rasa sakit dan juga kecacatan. Rusaknya sendi mulai berkembang seiring berjalan waktu dari tahun ke tahun, sehinggga dapat memburuk dengan sangat cepat. Gejala Osteoarthritis ini muncul secara bertahap dimulai dari beberapa sendi[4][8]

Bagi penderita radang sendi sangat rentan stres dan juga depres, karena rasa sakit an nyeri pada bagian sendi karena Osteoarthritis sangat berpengaruh pada geraj tubuh. Stres dan depresi yang dirasa oleh penderita dapat sangat berpengaruh pada kualitas hidup seseorang[4]

2. Meningkatkan Resiko Terkena Penyakit Kardiovaskular

Penyakit jantung koroner adalah salah satu penyebab pada sebagian orang dewasa dan lansia. Obesitas adalah faktor utama yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD). Selain itu, penyakit lainnya dapat menyebabkan resiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD), diantaranya :

Peningkatan resiko antara obesitas dan penyakit jantung koroner belum sepenuhnya dipahami dengan sangat baik. Menurut penelitian obesitas dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular pada orang dewasa dan juga lansia[1][4].

Menurut studi populasi longitudinal, obesitas dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular terutama pada pria tua. BMI pada lansia terutama pria, memiliki tingkat terjadinya penyakit jantung koroner, infark yang fatal, hingga kematian yang diakibatkan kardiovaskular[1].

3. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi ketika insulin yang diproduksi pada pankreas tidak bekerja dengan sangat baik, sehingga pankreas tidak menghasilkan cukup insulin. Hal tersebut menyebabkan kadar glukosa (gula) darah terus meningkat. Dalam sebuah studi Famingham, lansia di atas 5 tahun dengan persentase 30-40% menderita diabetes. Massa otot dengan usia 65 tahun akan mulai berkurang dengan penuruan aktivitas fisik, kecacatan, hormon, dan penigkatan sitokin[4][9].

Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang sangat umum terjadi dan di derita oleh lansia yangdisebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan untuk meningkatkan obesitas. Kenaikan berat badan 15 pon atau 6,8 kg dapat meningkatkan resiko terkena diabetes terutama bagi lansia dengan peningkatan lemak tubuh[1].

Peningkatan lemak tubuh dapat mengakibatkan terganggunya intoleransi glukosa yang menyebabkan diabetes. Jika usia sudah mencapai 30 tahun, glukosa plasma akan meningkat menjadi 1-2 mg/dl dan glukosa postprandial 10-20 mg/dl[4].

4. Meningkatkan Resiko Terkena Demensia

Demensia adalah penyakit yang belum ditemukan pengobatannya. Demensia terjadi karena beberapa faktor resiko terutama obesitas. Semakin tinggi nilai BMI kemungkinan resiko terkena demensia semakin besar. Obesitas bagi lansia yang tidak merokok walaupun tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya, resiko terkena demensia dapat terjadi seiring dengan waktu[6].

Demensia adalah penyakit yang berhubungan dengan memori otak. Insulin sangat berperan penting yang berhubungan dengan memori dan fungsi otak. Sindrom resistensi insulin ditandai dengan meningkatnya insulin perifer kronis, turunnya aktivitas insulin, dan turunnya kadar insulin otak yang berakibat gangguan memori karena usia[7].

5. Masalah Pernapasan

Orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan memiliki ukuran paru-paru yang lebih kecil di bandingkan dengan yang normal. Kesulitan yang dialami oleh obesitas adalah saat bernapas, dimana besarnya tekanan pada dinding dada akan membuat kesulitan dalam pernapasan. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernapasan dengan kelainan proses pada pertukaran gas[4].

Pada lansia yang memiliki berat badan berlebih, permasalahan pada pernapasan yang terkait dengan perubahan dan fungsi paru-paru. Perubahan ini berpengaruh pada penurunan permukaan alveolar yang berfungsi sebagai pertukaran gas, meningkatkan kekakuan dinding dada, kekakuan elastin dan juga jaringan kolagen sebagai pendukung paru-paru. Obesitas menyebabkan beban pada sistem ventilator yang dapat merubah penurunan efisiensi pernapasan[4].

1) Amarya, S., Singh, K. and Sabharwal. M. sciencedirect. Health consequences of obesity in the elderly. 2014
2) McKee, A.M. and Morley, J.E. ncbi. Obesity in the Elderly.2021
3) Anonim. clhgroup. The Dangers Of Obesity In Seniors. 2018
4) Newman, A.M. ojin.nursingworld. Obesity in Older Adults. 2009
5) Pietrzykowska, N.B. obesityaction. Obesity in the Elderly. 2014
6) Bowman, K., Tambisetty, M. and others. Academic.oup. Obesity and Longer Term Risks of Dementia in 65–74 Year Olds. 2019
7) Suzanne, K. pubmed. Insulin resistance syndrome and Alzheimer's disease: age- and obesity-related effects on memory, amyloid, and inflammation. 2005
8) Anonim. niams.nih. Osteoarthritis. 2019
9) Anonim. diabetes.org. Type 2 diabetes. 2018.

Share