Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Jahe kaya akan nutrisi, memiliki kandungan antioksidan dan antiperadangan yang dapat membantu menangkal dan menangani beberapa penyakit. COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi, pada kondisi
Di Indonesia khususnya, selain hand sanitizer dan masker, jahe juga banyak dicari orang, karena diberitakan mampu menangkal virus SARS-CoV-2 penyebab wabah Covid-19.
Secara ilmiah, apa penjelasan mengenai kehebatan jahe sebenarnya, dan apakah benar efektif untuk mencegah tertular Covid-19?
Manfaat dan Kandungan Jahe
Jahe sudah digunakan selama ribuan tahun sebagai pengobatan ratusan jenis penyakit mulai dari masuk angin sampai kanker.
Seperti juga banyak obat herbal, informasi tentang manfaat jahe diturunkan dari generasi ke generasi secara lisan dengan sedikit bukti ilmiah yang bisa mendukung kebenaran manfaatnya.
Tapi, beberapa tahun terakhir, sudah semakin banyak penelitian ilmiah yang berfokus pada cara kerja jahe dan kandungan di dalamnya. Melalui penelitian-penelitian tersebut, ditemukan beberapa manfaat pasti dari jahe.
1. Sebagai Antioksidan
Jahe mengandung jumlah total antioksidan yang sangat tinggi (3.85 mmol/100 gr), dan hanya dilampaui oleh buah delima dan beberapa jenis buah berry. Kandungan ini bisa menetralkan radikal bebas berlebih di dalam tubuh yang menyebabkan banyak penyakit. [1, 3]
Penelitian paling akhir, di tahun 2017, membuktikan bahwa baik jahe maupun sarinya mengandung 6-gingerol, 8-gingerol, 10-gingerol, dan 6-shogaol yang merupakan unsur antioksidan penting. [2]
2. Sebagai Anti-inflamasi
Satu dari banyak manfaat jahe untuk kesehatan adalah kemampuannya untuk meredakan peradangan (inflamasi), pembengkakan, dan rasa sakit. Unsur 6-gingerol yang terdapat dalam jahe sudah diteliti dan terbukti bersifat analgesik (meredakan nyeri) dan memiliki efek anti-inflamasi. [1, 3]
Anti peradangan dalam jahe bisa digunakan pada pengobatan beberapa gangguan kesehatan seperti hepatitis, gangguan liver, osteoarthritis, nyeri otot, dan banyak lagi. [2]
3. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Sebuah penelitian di tahun 2019 menemukan bahwa ekstrak jahe memiliki efek baik untuk sel dan antibodi pada sistem kekebalan tubuh manusia. Kandungannya memperkuat respon antibodi atau imunitas terhadap serangan infeksi, baik oleh bakteri maupun virus. [3]
4. Pereda Rasa Mual
Manfaat jahe yang paling umum dan banyak digunakan sepanjang sejarah adalah sebagai pereda mual dan muntah. Manfaat dan efek samping pengobatan herbal untuk gangguan liver dan pencernaan sudah diteliti dan dikaji. [1]
Beberapa hasilnya menunjukkan bahwa jahe memang efektif sebagai antiemetik, yang bisa membantu memecah gas yang dihasilkan dalam usus. Secara klinis, jahe sudah terbukti bisa meredakan sakit perut, tukak lambung, dan gangguan pencernaan lainnya.[1, 2, 3]
5. Sebagai Anti-karsinogen
Melalui berbagai penelitian, kandungan 6-gingerol dan zerumbone dalam jahe telah terbukti efektif mencegah atau menekan pertumbuhan kanker dari berbagai jenis termasuk lymphoma, hepatoma, kanker payudara, kanker kulit, kanker hati, dan kanker kandung kemih. [1]
Sebuah penelitian di tahun 2017 menguji kemampuan jahe untuk melawan sel kanker. Dengan menggunakan sel kanker rahim manusia, para peneliti menemukan bahwa ekstrak jahe bisa secara signifikan mencegah pertumbuhan sel tersebut. [2]
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa jahe mampu merangsang kekebalan tubuh untuk melawan kanker melalui jalur p53 (p53 pathway) untuk membunuh sel kanker. [2]
6. Mencegah Terjadinya Berbagai Penyakit
Penelitian yang telah dikaji dan disetujui oleh banyak ahli menemukan bahwa kandungan dalam jahe mampu mencegah penyakit jantung koroner karena bisa bekerja sebagai antiplatelet dan tanpa efek samping, sehingga lebih aman dibanding aspirin yang paling umum digunakan untuk terapi pada penyakit ini. [1]
Jahe juga sudah digunakan selama berabad-abad untuk mengobati penyakit pernapasan. Kandungan rhizomes dalam jahe dilaporkan mengandung komponen yang bisa menekan reaksi alergi sehingga bermanfaat untuk pengobatan dan pencegahan penyakit akibat alergi – seperti asma. [1]
Setelah dites pada paru-paru dan liver yang terinfeksi, jahe mentah terbukti efektif untuk mengobati penyakit akibat respiratory syncytial virus (RSV) pada manusia. Jahe juga mampu memperbaiki pernafasan dan masuknya oksigen pada pasien dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS). [2, 3]
Penyakit-penyakit lain yang bisa diobati dan dicegah dengan jahe termasuk migrain, diabetes, obesitas, sakit perut saat menstruasi, flu, masuk angin, demam, dan banyak lagi. [1, 2, 3]
Jahe Sebagai Penangkal Covid-19
Lebih dari 60 zat aktif ada dalam jahe. Bahan aktif seperti gingerol, shogaol, zingerone dan seterusnya yang terdapat dalam jahe bisa berfungsi sebagai antioksidan.
Jahe mentah sudah banyak digunakan sebagai obat pereda mual, demam, masuk angin, asma, batuk, jantung berdebar, pembengkakan, hilang nafsu makan serta rematik. [3]
Kandungan obat dalam jahe termasuk anti-inflamasi atau anti peradangan, anti-microbial, penurun kadar kolesterol, penurun tekanan darah, anti-tumor, dan banyak lagi. [3]
Jadi, tidak salah bila dikatakan jahe mampu menangkal Covid-19 karena zat-zat di dalamnya sudah terbukti bisa meningkatkan sistem imun manusia yang sangat penting untuk melindungi diri dari berbagai serangan penyakit.
Juga, karena jahe bisa mengobati flu, gangguan pernafasan dan peradangan yang adalah beberapa gejala pada infeksi Covid-19, maka ia baik dikonsumsi oleh mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah agar kondisi tubuh segera pulih.
Cara Mengonsumsi Jahe
Umumnya orang Indonesia menggunakan jahe untuk wedang atau minuman hangat dengan merebusnya bersamaan dengan beberapa tanaman herbal lain. Namun, jahe segar yang tidak dimasak akan bekerja lebih efektif. [1, 2, 3]
Berikut beberapa cara mengonsumsinya:
1) Ann M. Bode, Zigang Dong. 2011. National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine. Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects - Chapter 7: The Amazing and Mighty Ginger
2) Case Adams, PHD. 2017. Journal of Plant Medicines. 18 Medicinal Benefits of Ginger According to Research
3) Mohamad Hesam Shahrajabian, Wenli Sun, Qi Cheng. 2019. Notulae Scientia Biologicae. Pharmacological Uses and Health Benefits of Ginger (Zingiber officinale) in Traditional Asian and Ancient Chinese Medicine, and Modern Practice