Makanan, Minuman dan Herbal

Bolehkah Makan Biji Delima? – Fakta dan Manfaat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Buah delima atau dikenal dengan istilah pomegranate adalah jenis buah yang berbentuk bulat dengan diameter sekitar 5-12 cm dan daging berwarna merah [1,2].

Tergolong sebagai buah berry, buah delima memiliki biji-biji di dalamnya yang diketahui memiliki rasa manis [1,2,3,4].

Biji delima memang tergolong keras dan penuh serat, namun terlepas dari teksturnya, ketahui apakah aman mengonsumsi biji delima serta apa saja manfaat maupun bahayanya jika ada [3,4].

Bolehkah makan biji delima?

Boleh, sebab meski biji-biji delima cenderung berserat dan keras, masih bisa dan boleh dimakan [4,5].

Ketika membuang bijinya, justru pengonsumsi buah delima telah melewatkan segudang manfaat kesehatan [4,5].

Berikut ini adalah deretan manfaat kesehatan yang bisa didapat dengan mengonsumsi biji delima.

Biji delima memiliki kandungan asam punisik yang bisa menjadi penghambat perkembangan sel kanker pada payudara [6].

Maka baik wanita maupun pria yang makan biji delima otomatis mampu meminimalisir risiko terkena kanker payudara [6].

  • Menurunkan Berat Badan dan Mengurangi Peradangan

Biji delima juga memiliki kandungan menyehatkan lainnya, seperti minyak biji sekitar 12-20% di mana minyak ini terdiri dari lemak tak jenuh ganda dan asam punisik [7,8].

Kandungan tersebut membuat para pengonsumsi biji delima dapat memperoleh manfaat salah satunya adalah berat badan turun [9].

Bagi yang mengikuti program diet untuk penurunan berat badan, kandungan biji delima tepat untuk menurunkan maupun menjaga berat badan secara sehat [9].

Selain itu, kandungan minyak sehat yang memiliki asam punisik juga diketahui mampu mengurangi inflamasi atau peradangan dalam tubuh [10].

Sensitivitas insulin juga dikatakan dapat meningkat ketika seseorang makan biji delima [9].

Walau sebagian orang telah membuktikan manfaatnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas biji delima untuk berat badan dan peradangan [4].

  • Sebagai Antioksidan

Banyak jenis buah mengandung antioksidan, salah satunya adalah buah delima dan bahkan bijinya [9,11].

Biji delima mengandung asam fenolat dan polifenol, yakni jenis antioksidan yang mampu meningkatkan kesehatan [12,13].

Asam fenolat sendiri bersifat antioksdan yang dapat menjadi penangkal atau setidaknya mengontrol radikal bebas [14].

Radikal bebas yang menyerang atau ada pada tubuh bisa tidak terkendali yang kemudian memicu tekanan oksidatif [14].

Tekanan oksidatif yang dibiarkan lama-kelamaan mampu memicu berbagai penyakit serius hingga kerusakan sel-sel sehat di dalam tubuh [14].

Sementara itu, polifenol juga bermanfaat sebagai pencegah kerusakan sel akibat radikal bebas [15].

Polifenol juga menawarkan manfaat sebagai penambah sistem daya tahan tubuh sehingga jauh lebih kuat dan tubuh pun mudah terhindar dari risiko penyakit berbahaya [15].

Lignan, tannin, dan flavonoid adalah ragam dari asam fenolat dan polifenol yang juga turut melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang mengancam jiwa [12,13].

  • Melancarkan Pencernaan

Biji delima juga mengandung serat tinggi, bahkan kandungan seratnya mencapai 50% pada biji delima [16].

Oleh karena itu, orang-orang boleh makan biji delima karena manfaatnya yang besar untuk kesehatan pencernaan [4,5,16].

Jenis serat utama yang ada pada biji delima adalah lignin dan selulosa, yakni jenis serat tidak larut [4,5].

Jenis serat tidak larut akan langsung melewati sistem pencernaan tanpa mengalami perubahan [4,5].

Namun karena kaya akan serat, makan biji delima terlalu banyak atau berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan alih-alih melancarkannya [4,5].

Makan biji delima tanpa batasan justru hanya akan memicu hambatan pada usus yang sekalipun jarang terjadi namun tetap memungkinkan dialami pengonsumsinya [17].

Bagi penderita konstipasi atau sembelit kronis, sebaiknya makan biji delima secukupnya saja [4,5,17].

Memakannya berlebihan hanya akan memperburuk kondisi sembelit kronis yang sudah dialami [4,17].

  • Sebagai Pemenuh Kebutuhan Magnesium dan Vitamin E Tubuh

Biji delima mengandung mineral magnesium serta vitamin E tinggi yang tentunya juga baik bagi kesehatan tubuh [9,18].

Pemenuhan kebutuhan magnesium tubuh yang baik dapat membantu menjaga kesehatan jantung [19].

Selain itu, mineral magnesium dibutuhkan tubuh agar dapat mengurangi risiko penyakit diabetes dan hipertensi (tekanan darah tinggi) [19].

Makan biji delima untuk mencukupi kebutuhan magnesium juga akan meminimalisir risiko migrain [19].

Bila disertai dengan pemenuhan kalsium yang baik, magnesium juga berperan besar dalam meningkatkan kesehatan tulang dan menguatkannya [19].

Vitamin E pada biji delima juga bersifat antioksidan sehingga mampu berperan sebagai penangkal radikal bebas dan efek-efek bahayanya bagi tubuh [20].

Vitamin E yang terpenuhi dengan baik juga akan membantu mengurangi risiko penyakit Alzheimer dengan menjaga kesehatan fungsi otak lebih optimal [20].

Untuk kehamilan yang lancar, perkembangan janin yang sempurna, keseimbangan hormon tubuh, dan kesehatan mata yang baik, makan biji delima adalah salah satu cara terbaik [20].

Adakah bahaya atau efek samping makan biji delima?

Biji delima boleh dimakan karena menawarkan sejumlah manfaat besar bagi kesehatan tubuh [4,5].

Karena kandungan nutrisi yang cukup penuh, maka sejauh ini belum dijumpai bukti bahwa biji delima berefek samping atau berbahaya bagi tubuh pengonsumsinya [4,5].

Meski demikian, konsumsi secukupnya jauh lebih dianjurkan karena segala sesuatu yang berlebihan justru memicu gangguan kesehatan [4,5].

Konsumsi biji delima berlebihan mungkin tidak sampai membahayakan tubuh secara serius, namun tetap berisiko mengganggu pencernaan, khususnya bagi penderita konstipasi kronis [4,5].

Namun selain daripada itu, biji delima dianggap menyehatkan karena kaya serat, anti-inflamasi/antiradang, asam punisik, dan antioksidan [4,5].

1. Cargo Handbook. Pomegranates. Cargo Handbook; 2023.
2. Bionity. Pomegranate. Bionity; 2023.
3. Jennifer Parris. You're Probably Eating Pomegranate Seeds Wrong. The List; 2021.
4. Atli Arnarson BSc, PhD. Can You Eat Pomegranate Seeds?. Healthline; 2019.
5. Adrienne Seitz, MS, RD, LDN, Nutrition, Mandy Ferreira & Tom Rush. Can you eat pomegranate seeds?. Medical News Today; 2022.
6. Andrea S. Blevins Primeau, PhD, MBA. Pomegranate and Breast Cancer. Cancer Therapy Advisor; 2017.
7. Garima Pande & Casimir C Akoh. Antioxidant capacity and lipid characterization of six Georgia-grown pomegranate cultivars. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2009.
8. Maya Kaufman & Zeev Wiesman. Pomegranate oil analysis with emphasis on MALDI-TOF/MS triacylglycerol fingerprinting. Journal of Agricultural and Food Chemistry; 2007.
9. Irene O C M Vroegrijk, Janna A van Diepen, Sjoerd van den Berg, Irene Westbroek, Hiskias Keizer, Luisa Gambelli, Raquel Hontecillas, Josep Bassaganya-Riera, Gerben C M Zondag, Johannes A Romijn, Louis M Havekes, & Peter J Voshol. Pomegranate seed oil, a rich source of punicic acid, prevents diet-induced obesity and insulin resistance in mice. Food and Chemical Toxicology; 2011.
10. Christine F Coursodon-Boyiddle, Chelsea L Snarrenberg, Camille K Adkins-Rieck, Josep Bassaganya-Riera, Raquel Hontecillas, Peter Lawrence, J Thomas Brenna, Zeina E Jouni, & Bohuslav Dvorak. Pomegranate seed oil reduces intestinal damage in a rat model of necrotizing enterocolitis. American Journal of Physiology-Gastrointestinal and Liver Physiology; 2012.
11. Panagiotis Kandylis & Evangelos Kokkinomagoulos. Food Applications and Potential Health Benefits of Pomegranate and its Derivatives. Foods; 2020.
12. Li He, Honggao Xu, Xuan Liu & Wenhao He. Identification of phenolic compounds from pomegranate (Punica granatum L.) seed residues and investigation into their antioxidant capacities by HPLC–ABTS+ assay. Food Research International; 2011.
13. F. Bonzanini. Renato Bruni, G. Palla & N. Serlatait. Identification and distribution of lignans in Punica granatum L. fruit endocarp, pulp, seeds, wood knots and commercial juices by GC–MS. Food Chemistry; 2009.
14. Naresh Kumara & Nidhi Goelb. Phenolic acids: Natural versatile molecules with promising therapeutic applications. Biotechnology Reports; 2019.
15. Alberto Bertelli, Marco Biagi, Maddalena Corsini, Giulia Baini, Giorgio Cappellucci, & Elisabetta Miraldi. Polyphenols: From Theory to Practice. Foods; 2021.
16. Hülya Gül & Hicran Şen. Effects of pomegranate seed flour on dough rheology and bread quality. CyTa-Journal of Food; 2017.
17. Nadim El-Majzouba & Assaad Soweid. Rectal impaction by pomegranate seeds. Annals of Saudi Medicine; 2014.
18. Yingshu Peng. Comparative analysis of the biological components of pomegranate seed from different cultivars. International Journal of Food Properties; 2019.
19. Adrienne Seitz, MS, RD, LDN, Nutrition, Rachael Ajmera, MS, RD & Franziska Spritzler. 12 Evidence-Based Health Benefits of Magnesium. Healthline; 2022.
20. Amy Richter, RD, Nutrition & Jillian Kubala, MS, RD. 8 Unique Benefits of Vitamin E. Healthline; 2022.

Share