Daftar isi
Bursitis merupakan sebuah kondisi radang yang menyerang bantalan di area sendi yang disebut dengan bursa [1,3,7].
Bantalan pada sekitar sendi memiliki fungsi utama sebagai pereda gesekan antara tendon dan tulang ketika bergerak.
Sendi siku, pinggul, bahu dan lutut adalah yang paling rentan mengalami gangguan bursa.
Tinjauan Bursitis adalah sebuah kondisi di mana bursa (bantalan pada area sendi) mengalami peradangan.
Terdapat beberapa jenis kondisi bursitis, beberapa diantaranya bahkan berpotensi bersifat kronik yang artinya kondisi terjadi dalam jangka waktu panjang.
Namun pada beberapa kasus, bursitis dapat bersifat akut di mana kondisi timbul secara tiba-tiba.
Jenis-jenis bursitis yang dimaksud antara lain adalah :
Bursitis jenis ini dapat bersifat kronik atau akut [3].
Kondisi ini pun lebih ditandai dengan timbulnya nyeri pada tumit.
Seringkali, pembengkakan juga menyertai rasa nyeri di tumit tersebut.
Pada kondisi bursitis jenis ini, bagian sekitar tempurung lututlah yang mengalami radang [3,7].
Tempurung lutut juga disebut dengan patella sehingga radang di area tersebut kemudian memiliki istilah prepatellar bursitis yang sifatnya bisa akut maupun kronik.
Pada jenis bursitis ini, bursa akan nampak kemerahan dan membengkak yang disertai dengan sensasi panas [3,4].
Selain itu, penderita berpotensi mengalami demam dan tubuh menggigil, serta sejumlah tanda infeksi lainnya.
Untuk jenis kondisi bursitis satu ini, bagian tubuh yang terkena radang adalah bursa pinggul [3,5].
Perkembangan peradangan ini tergolong lambat namun juga tetap perlu diwaspadai sebab dapat timbul bersama dengan kondisi lain semacam arthritis.
Jenis bursitis ini merupakan peradangan yang menyerang bursa area siku [3,6].
Olecranon sendiri merupakan istilah untuk ujung siku sehingga terjadinya radang pada bursa di area tersebut disebut dengan olecranon bursitis.
Biasanya, jenis bursitis ini bersifat kronik dan terdapat nodul kecil yang dapat dirasakan di dalam bursa.
Tinjauan Terdapat 5 jenis kondisi bursitis, yaitu retrocalcaneal bursitis, prepatellar bursitis, bursitis menular atau septik, trochanteric bursitis, dan olecranon bursitis.
Cedera merupakan penyebab utama dan paling umum dari kondisi bursitis.
Selain itu, bursa yang mengalami kerusakan meski bukan karena cedera juga dapat menjadi penyebab bursitis.
Namun perlu juga diketahui bahwa setiap jenis bursitis memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
Aktivitas repetitif atau yang sering dilakukan berulang dalam jangka panjang merupakan penyebab dari retrocalcaneal bursitis [3].
Melompat dan berlari adalah dua jenis aktivitas repetitif yang dimaksud dan berpotensi besar melukai bagian tumit.
Olahraga tanpa pemanasan dan penggunaan sepatu yang terlalu kencang atau sempit di bagian tumit akan memperburuk kondisi bursa.
Bursa di area tempurung lutut dapat mengalami robekan atau kerusakan yang membuat bursa meradang dan membengkak.
Namun selain kerusakan dan robekan, beberapa penyebab umum prepatellar bursitis lainnya adalah [7] :
Infeksi bakteri adalah penyebab utama dari jenis kondisi bursitis ini [4].
Ketika terdapat luka terbuka pada kulit di dekat bursa, maka ini menjadi peluang bagi bakteri untuk masuk dan menginfeksi.
Beberapa jenis infeksi bakteri yang dimaksud antara lain :
Gejala dari bursitis menular atau septik ini sebenarnya tidak jauh berbeda dari bursitis yang tidak menular.
Namun tingkat bahayanya lebih tinggi karena dapat ditularkan ke orang lain tanpa disadari penderita maka penderita perlu segera ke dokter memeriksakan diri.
Peradangan dan nyeri pada bursa di area pinggul dapat dipicu oleh banyak faktor.
Beberapa faktor yang mampu menjadi penyebabnya antara lain adalah [5,8] :
Penyebab olecranon bursitis umumnya adalah dari kebiasaan-kebiasaan yang dianggap umum, seperti menaruh siku pada permukaan yang keras [6].
Selain itu, pukulan keras pada siku belakang juga dapat menyebabkan bursitis jenis ini.
Namun, penyakit asam urat hingga infeksi juga dapat menjadi penyebab lainnya yang perlu diwaspadai.
Tinjauan Penyebab bursitis pada umumnya adalah cedera, namun juga dapat dibagi menurut jenis kondisinya. Hal ini dapat disebabkan oleh postur tubuh yang salah, gerakan berulang dalam jangka panjang, pukulan pada area tubuh tertentu (siku misalnya), penyakit asam urat, penyakit tulang, infeksi, atau olahraga tanpa pemanasan.
Siapa saja dapat mengalami bursitis, namun perlu diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang diketahui mampu meningkatkan risiko bursitis, seperti [1,2,3] :
Bursitis menimbulkan sejumlah gejala, baik gejala umum, maupun gejala berdasarkan jenis kondisi bursitis.
Untuk gejala bursitis pada umumnya, berikut ini merupakan keluhan yang dialami penderita [1,3] :
Selain gejala umum, terdapat pula beberapa keluhan gejala menurut jenis bursitisnya, seperti [5,6,7] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Konsultasikan segera ketika gejala-gejala yang telah disebutkan mulai timbul, terutama ketika sendi sulit digerakkan, kemerahan pada sendi dan area bursa hingga pembengkakan yang berlebihan.
Jika terdapat ruam dan memar di area yang terkena radang disertai dengan nyeri menusuk saat menggerakkan tubuh, secepatnya periksakan diri.
Ditambah bila demam melanda, jangan tunda lagi untuk mendapatkan penanganan medis.
Tinjauan Gejala umum dan utama bursitis adalah area bursa menebal, terasa nyeri, bengkak dan kemerahan. Namun pada beberapa kasus lainnya, penderita dapat sulit bergerak apalagi berjalan dan sakit saat berbaring (bila pinggul terkena radang).
Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode diagnosa di bawah ini biasanya dokter terapkan untuk mengonfirmasi jenis dan penyebab bursitis :
Untuk mendiagnosa bursitis, awalnya dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat medis dan gejala pasien [1,3,5,7].
Dokter perlu tahu keluhan apa saja yang selama ini dirasakan, sejak kapan dan sudah berapa lama gejala dialami.
Dokter juga perlu mengetahui pasien memiliki riwayat penyakit apa.
Selanjutnya, pemeriksaan fisik dilakukan khususnya pada area sendi.
Pemeriksaan penunjang kemungkinan sangat dibutuhkan, yaitu melalui tes pemindaian, seperti penggunaan sinar-X [3,9].
Dokter dapat mengetahui kondisi sendi dan bagian dalam area yang dikeluhkan pasien melalui pemeriksaan ini.
Selain sinar-X atau rontgen, dokter juga perlu melakukan MRI scan atau USG juga untuk mendeteksi adanya gangguan pada bursa dan sendi.
Untuk menegakkan diagnosa secara akurat, dokter juga perlu menerapkan tes laboratorium dalam mendiagnosa penyakit pasien [1,3,10].
Tes laboratorium tidak hanya tes darah, tapi juga analisa cairan yang berasal dari bursa yang mengalami radang.
Tujuan tes laboratorium ini adalah untuk mengetahui secara pasti faktor penyebab peradangan dan rasa nyeri pada sendi.
Tinjauan Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat medis, tes pemindaian dan tes laboratorium merupakan prosedur pemeriksaan atau metode diagnosa yang digunakan dokter dalam mengonfirmasi jenis dan penyebab gejala bursitis pasien.
Dokter akan memberikan atau menyarankan metode pengobatan untuk pasien bursitis sesuai dengan kondisi menyeluruh pasien dan penyebab bursitis.
Namun umumnya, tujuan pengobatan bursitis adalah mengatasi penyebab bursitis dan meredakan gejala yang dikeluhkan pasien.
Penanganan bursitis dibagi menjadi tiga metode, yaitu perawatan mandiri, melalui obat-obatan, fisioterapi, dan operasi (apabila kondisi sudah sangat berat).
Ketika kondisi gejala bursitis masih tergolong awal dan ringan, maka beberapa upaya penangana mandiri di bawah ini dapat dilakukan [1,3] :
Bila kondisi tidak mereda saat diberi perawatan mandiri, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Jika dokter merasa perlu, berikut ini adalah jenis obat-obatan yang umumnya diresepkan untuk penderita bursitis [1,3,4,5] :
Fisioterapi atau terapi fisik merupakan terapi yang dapat dilakukan oleh pasien didampingi oleh profesional medis untuk menguatkan otot di dekat bursa dan sendi [1,3,5,7].
Tidak hanya membantu pemulihan pasien, fisioterapi juga bertujuan mencegah supaya bursitis tidak mudah kambuh.
Terapi juga dapat berupa penggunaan alat bantu, seperti tongkat jalan dan bidai yang mempermudah pasien untuk bergerak dan beraktivitas.
Alat bantu juga digunakan sebagai pereda tekanan di area yang terkena radang.
Bursitis yang sudah sangat parah sehingga tidak dapat ditangani dengan berbagai cara di atas serta bursitis yang kambuh terlalu sering membutuhkan prosedur operasi [1,3,4,5,6,7].
Operasi untuk pasien bursitis parah adalah drainase (pembuangan cairan dari bursa yang terkena peradangan).
Meski demikian, sangat jarang kasus bursitis yang sampai harus ditangani dengan tindakan operasi.
Tinjauan Pengobatan bursitis ringan biasanya melalui perawatan secara mandiri. Namun bila sudah lebih parah, dokter akan memberikan obat-obatan sesuai kondisi pasien, merekomendasikan fisioterapi atau justru operasi bila perawatan lainnya tidak efektif.
Komplikasi dapat terjadi ketika bursitis tidak segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Gejala dapat memburuk dan beberapa risiko komplikasi berikut wajib diwaspadai [1,3,7] :
Bursitis bukanlah suatu kondisi yang selalu dapat dicegah, namun beberapa perubahan gaya hidup seperti berikut merupakan cara yang efektif menekan risiko bursitis dan mencegah rasa sakit yang semakin parah [1,3,7].
Tinjauan Mengatasi berbagai faktor penyebab bursitis, seperti menurunkan berat badan, berolahraga dengan benar, dan istirahat cukup adalah pencegahan terbaik, termasuk meminimalisir risiko nyeri bertambah parah dan berujung komplikasi.
1. Anonim. Bursitis: Overview. National Center for Biotechnology Information; 2018.
2. Vimalavarati Sekaaram & Luh Seri Ani. Prevalensi musculoskeletal disorders(MSDs) pada pengemudi angkutan umum di terminal mengwi, kabupaten Badung-Bali. Intisari Sains Medis; 2017.
3. Christopher H. Williams & Britni T. Sternard. Bursitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
4. Justina Truong; Ahmed Mabrouk; & John V. Ashurst. Septic Bursitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Aaron J. Seidman & Matthew Varacallo. Trochanteric Bursitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
6. John R Blackwell, Bruce A Hay,2 Alexander M Bolt, & Stuart M Hay. Olecranon bursitis: a systematic overview. Shoulder & Elbow; 2014.
7. Colton R. Rishor-Olney & Alexander Pozun. Prepatellar Bursitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
8. C Hutchings & R Hull. Metastatic bone disease presenting as trochanteric bursitis. Journal of the Royal Society of Medicine; 1997.
9. Zameer Hirji, Jaspal S Hunjun, & Hema N Choudur. Imaging of the Bursae. Journal of Clinical Imaging Science; 2011.
10. I M Stell & W R Gransden. Simple tests for septic bursitis: comparative study. British Medical Journal; 1998.