Buah dan sayur diketahui sangat baik dikonsumsi untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh karena tingginya kandungan nutrisi esensial dan antioksidan di dalamnya.
Cabai sering dikenal karena rasanya yang pedas dan memberikan sensasi terbakar di mulut yang tetap ada setelah dimakan. Namun, rasa panas itu bervariasi dari jenis cabai satu dengan lainnya. Namun beberapa cabai hampir tidak memiliki sensasi panas sama sekali.
Salah satunya, cabai piquillo, salah satu varietas cabai Spanyol yang bisa dipertimbangkan dalam menu diet sehat. Selain itu juga cabai piquillo bisa dimasak menjadi beragam hidangan.
Daftar isi
Piquillo adalah jenis cabai lokal yang tumbuh di sekitar wilayah Lodosa, Navarra, Spanyol. Popularitasnya telah meningkat dan saat ini dapat ditemukan tumbuh di Portugal dan Maroko, meskipun area produksi utama masih di provinsi Navarro. Delapan kota di provinsi Navarro yang mencakup dataran bertingkat di sungai Ebro dan anak-anak sungainya.[1,2,4]
Karakteristik cabai piquillo ditentukan oleh wilayah geografis di mana cabai diproduksi. Cabai piquillo bertahan di iklim semi-kering, dengan curah hujan rendah dan suhu yang mudah berubah antara siang dan malam. Kondisi iklim ini menghasilkan cabai piquillo berkualitas tinggi.[2]
Cabai piquillo atau Pimiento del Piquillo de Lodosa yang segar berwarna hijau hingga merah cerah, dengan bentuk segitiga yang meruncing ke ujungnya. Namun umumnya cabai piquillo dipanen ketika matang sepenuhnya, atau saat sudah berwarna merah.[2,3,7]
Panjang cabai piquillo umumnya tidak lebih dari 10 cm, sedangkan diameternya sekitar 4-5 cm. Berat rata-rata cabai piquillo segar antara 35 g sampai 100 g. Dagingnya tidak begitu tebal dan rasanya cukup manis.[2,7]
Fakta Menarik Seputar Cabai Piquillo
Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian cabai piquillo.[6]
Nama | Jumlah | Satuan Unit |
Total kalori | 50 | cal |
Total karbohidrat | 12 | g |
Karbohidrat bersih | 10 | g |
Serat makanan | 2 | g |
Gula | 10 | g |
Lemak total | 0 | g |
Protein | 0 | g |
Vitamin A | 3000 | IU |
Vitamin C | 120 | mg |
Kalsium | 0 | mg |
Zat besi | 0 | mg |
Natrium | 400 | mg |
Selain rasa yang berbeda, cabai piquillo juga sangat bergizi. Kandungannya sangat kaya akan vitamin C serta cukup banyak serat makanan, dan vitamin A. Cabai piquillo juga sangat rendah akan lemak, namun sedikit tinggi natrium.[5,6]
Varietas cabai terkenal bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan nutrisi penting dan antioksidannya yang tinggi. Cabai telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk memperbaiki kesehatan.
Telah banyak diketahui bahwa cabai piquillo mengandung banyak senyawa antioksidan yang memberikan efek kesehatan yang menguntungkan.
Antioksidan yang paling menonjol adalah beta karoten, vitamin E, dan vitamin C. Tetapi ada banyak senyawa lain, seperti polifenol. Semuanya memiliki kesamaan kapasitas untuk menunda atau menghambat kerusakan oksidatif (serangan radikal bebas yang mengandung oksigen pada organ maupun jaringan) yang terkait dengan berbagai penyakit.[8]
Ada banyak mekanisme antioksidan yang memungkinkan untuk berperan sebagai perlindungan bagi tubuh dari serangan radikal bebas.
Diantaranya pembersihan spesies oksigen beserta turunannya, pengurangan pembentukan spesies turunan oksigen, pengikatan ion logam, perbaikan jaringan yang mengalami kerusakan dan penghancuran molekul yang rusak.[8]
Cabai piquillo mengandung banyak antioksidan dan sifat inflamasi serta memiliki manfaat anti kanker. Meskipun demikian penelitian tentang manfaat anti kanker dari paprika masih terus berlangsung dan penelitian skala besar pada manusia masih harus dilakukan untuk menguji keefektifan dan potensi cabai piquillo dalam pengobatan kanker.[12]
Studi yang dilakukan pada hewan dan di laboratorium menunjukkan bahwa cabai piquillo memang membantu mengurangi risiko terkena kanker saluran pencernaan seperti kanker esofagus dan kanker lambung.[12]
Selain itu, senyawa fitokimia antioksidan dalam cabai piquillo seperti quercetin, resveratrol, cyanidin, dan kaempferol juga banyak dikaitkan dengan penurunan risiko kanker.[8]
Sejalan dengan itu, cabai piquillo dikaitkan dengan perlindungan dari kanker payudara, usus besar, prostat, paru-paru, lidah, lambung, kulit dan organ lainnya.[8]
Antioksidan seperti flavonoid, telah terbukti melindungi sistem kardiovaskular tidak hanya dari stres oksidatif, tetapi juga dari tekanan darah tinggi dan peradangan.[8]
Flavonoid, yang ditemukan dalam cabai piquillo, dapat menyebabkan pengeluaran kolesterol dan meningkatkan konsentrasi kolesterol baik (HDL-C).[9]
Misalnya, quercetin terkait dengan pencegahan aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah akibat tumpukan plak), dan allicin telah ditemukan melindungi sistem kardiovaskular dengan mengurangi resiko pembesaran jantung akibat peningkatan volume atrium, pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis), fungsi trombosit, peningkatan kadar lemak, dan peningkatan kadar gula darah.[8]
Dalam metode diet Cina, cabai piquillo terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung sekitar 5%.[9]
Ekstrak cabai piquillo yang mengandung fitokimia antioksidan tinggi diketahui telah menunjukkan aktivitas anti diabetes dan anti obesitas melalui percobaan sel kultur dan percobaan pada sel hidup.[8]
Capsaicin merupakan senyawa bioaktif yang dapat ditemukan pada buah tanaman genus Capsicum. Hal ini menunjukkan sifat potensial sebagai zat antiobesitas melalui beberapa mekanisme.
Misalnya memicu penurunan berat badan, memicu pemecahan lemak pada jaringan adiposit, memicu rasa kenyang, memicu pengeluaran energi, serta mengurangi asupan energi dan lemak.[10]
Tan et al. dari Cina melaporkan bahwa capsaicin mampu menurunkan berat badan, lemak tubuh, lemak serum seperti trigliserida, protein lemak densitas rendah, dan protein lemak densitas tinggi pada tikus gemuk.[10]
Tidak banyak peneliti yang membahas tentang efek samping yang merugikan dari cabai piquillo, bahkan hampir tidak ada.
Efek buruk pada kesehatan setelah makan cabai piquillo telah dikaitkan dengan cabai rawit.[12]
Cabai rawit yang digunakan dalam bentuk krim atau sebagai salep (untuk mengobati nyeri pada radang sendi) mungkin bisa menyebabkan alergi. Banyak studi yang telah melaporkan adanya kemungkinan sensasi terbakar setelah menggunakan krim semacamnya.[12]
Varietas cabai yang tidak begitu pedas mengandung lebih sedikit capsaicin dibandingkan cabai pedas. Namun, tetap berisiko rendah untuk menyebabkan sensasi terbakar pada kulit dan mengiritasi saluran hidung, mata, mulut, dan tenggorokan.[12]
Langkah pencegahan yang bisa diambil jika seperti kasus diatas adalah dengan mengenakan sarung tangan saat kontak dengan cabai.
Proses panen cabai piquillo oleh masyarakat lokal Navarre terkenal cukup unik.
Cabai piquillo yang telah dipanen kemudian dipanggang dalam oven batu bata berbahan bakar kayu, yang kemudian memberi rasa sedikit asap, sebelum dikupas dan diawetkan dalam air garam. Kemudian dikupas (tidak dicuci dulu) dan dibuang bijinya.[1,3]
Selama proses tersebut, cabai piquillo menyusut sekitar 60%. Kemudian dikemas dalam toples atau kaleng dengan jus khas Navarre atau Lodosa, bersama dengan garam dan asam sitrat.[3]
Ide Penyajian Cabai Piquillo
Cabai piquillo adalah jenis cabai yang dibudidayakan di Spanyol. Terutama digunakan untuk menyiapkan hidangan Spanyol, seperti tapas, di mana cabai piquillo diisi dengan keju, makanan laut, nasi, atau daging. Cabai piquillo juga digunakan dalam sup, semur, sandwich, dan salad.[5]
Resep yang sangat tradisional di utara adalah cabai piquillo yang diisi dengan ikan kod. Berikut resep
Cabai piquillo bisa disimpan dalam jangka pendek dengan minyak zaitun, namun paling baik jika dipanggang dengan api untuk lebih awet.[4]
Cabai piquillo yang segar dapat bertahan sekitar 1 hingga 2 minggu jika disimpan utuh (dan tidak dicuci) dalam lemari es.[13]
Cabai piquillo merupakan jenis cabai lokal dari Spanyol yang memiliki rasa manis dan hampir tidak pedas. Kaya akan kandungan vitamin C, bahkan hampir mirip dengan jeruk, serta beta-karoten yang hampir sebanding dengan wortel. Cabai piquillo bagus untuk membersihkan radikal bebas dalam tubuh, melindungi jantung, mengurangi resiko kanker dan obesitas.
1. Dr. Paul Bosland. Spanish Piquillo Chiles. IX(I). The Chile Pepper Institute Newsletter, New Mexico State University; 1999.
2. Anonym. ‘PIMIENTOS DEL PIQUILLO DE LODOSA’. 218/16. Official Journal of the European Union. 2020.
3. Anonym. Piquillo Peppers. Cooks Info; 2018.
4. Mike. Piquillo Pepper - All About Them. Chili Pepper Madness; 2020.
5. Anonym. Exciting and Useful Information About Piquillo Peppers. Tastessence & Buzzle, Inc; 2020.
6. Anonym. Piquillo, Red Piquillo Pepper. Eat This Much Inc; 2020.
7. Ribes‐Moya, A.M., Adalid, A.M., Raigón, M.D., Hellín, P., Fita, A. and Rodríguez‐Burruezo, A. Variation in flavonoids in a collection of peppers (Capsicum sp.) under organic and conventional cultivation: effect of the genotype, ripening stage, and growing system. 100(5): 2208-2223. Journal of the Science of Food and Agriculture; 2020.
8. Leire Izagirre Urkizu. Impact of culinary heat treatment on Lodosa Piquillo peppers (Capsicum annuum L.): Total phenolic content and antioxidant capacity. Universidad de Navara; 2020.
9. Pi-Fen Tsui, Chin-Sheng Lin, Ling-Jun Ho, and Jenn-Haung Lai. Spices and Atherosclerosis. 10(11):1724. Nutrients; 2018.
10. Nithida Narang, Wannee Jiraungkoorskul, and Parinda Jamrus. Current Understanding of Antiobesity Property of Capsaicin. 11(21): 23-26.
Pharmacognosy Reviews; 2017.
11. Emmie Declerck. The Perfect Piquillo Pepper. Food and Wines from Spain; 2020.
12. Anonym. Sweet Pepper Health Benefits. Diet Health Club; 2014.