Disentri merupakan penyakit peradangan serta infeksi yang terjadi pada usus. Hal ini bisa mengakibatkan diare yang dibersamai dengan darah ataupun lendir. Cara mencegah penyakit disentri pada bayi bisa melalui beberapa langkah yang tepat dan aman.
Gejala yang dapat terlihat pada penyakit disentri yakni kram pada bagian perut, muntah, mual hingga demam. Disentri bisa dialami oleh bayi karena adanya infeksi parasit ataupun bakteri. Selain itu, infeksi akan menyebar karena sanitasi atau kebersihannya tidak terjaga dengan baik. [1]
Terdapat beberapa penyebab yang membuat bayi bisa mengalami diare berupa infeksi, malnutrisi ataupun dsari sumbernya. Selain itu penyebab diare juga bisa karena infeksi virus, bakteri hingga parasit dan membuat bayi tertular melalui kontak secara langsung dengan makanan ataupun air yang tidak bersih. Penyebab lainnya bisa karena alergi terhadap makanan, banyak minum jus buah hingga keracunan. [4, 5]
Risiko tertularnya juga akan jauh lebih tinggi ketika berpergian ke negara dengan iklim lembab, hangat dan sanitasinya cukup buruk. [1] Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati disentri pada bayi:
Daftar isi
Memastikan bahwa bayi tercukupi akan kebutuhan cairannya agar tidak mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan. Tetaplah memberikan ASI karena menyusui mampu mencegah diare dan bayi bisa segera pulih kembali. Apabila menggunakan susu formula maka buat dengan kekuatan penuh. Hal ini dapat dilakukan apabila penyedia layanan kesehatan telah memberikan saran yang berbeda. [3]
Namun apabila bayi tetap terlihat haus setalah disusui maka segera bicarakan kembali dengan penyedia layanan kesehatan. Penyedia tersebut biasanya akan memberikan beberapa cairan ekstra yang mempunyai kandungan elektrolit dengan cara memberikan bayi dengan 1 ons atau 2 sendok makan atau 30 ml Pedialyte atau Infalyte tiap 30 sampai 60 menit. Pastikan tidak mengencerkan Pedialyte dan Infalyte, selain itu hindari memberikan minuman olahraga untuk bayi.
Jika bayi muntah maka berikan saja cairan setiap kali dengan sedikit demi sedikit setiap 10 sampai 15 menit sebanyak 1 sendok teh. Hindari memberikan makanan padat agar tidak muntah lagi. [3]
Apabila bayi diberikan makanan padat sebelum terjadi diare maka mulailah dengan memberinya makanan lunak agar mudah dicerna. Makanan tersebut seperti halnya pisang, roti panggang, biskuit, spageti dan sereal. Pantau terus perkembangan bayi dan jangan diberikan makanan yang dapat memperparah diarenya. Makanan tersebut di antaranya jus apel, gorengan, susu, dan jus buah dengan kekuatan penuh. [3]
Tidak hanya untuk anak, bagi ibu yang tengah menyusui pun juga harus mengatur dan menyesuaikan pola makannya. Sehingga tidak berdampak buruk pada bayi yang memicu penyakit diare. Dalam mencegah diare yang terjadi pada bayi, ibu menyusui haruslah menghindari beberapa jenis makanan karena kemungkinan besar akan memperburuk kondisi bayi. Makanan tersebut di antaranya makanan berminyak, produk susu baik itu susu atau keju, makanan dengan tinggi serat, permen, soda, dan kue kering. [5]
Bayi yang mengalami masalah ruam popok bisa menjadi penyebab terjadinya diare. Cara melakukan pencegahan yakni dengan [3]:
Pencegahan yang dapat dilakukan agar bayi tidak mengalami diare dengan vaksinasi rotavirus. Maka dengan demikian perkembangan virus dan bakteri bisa terhambat dan tidak menyebar lebih luas lagi. [4]
Namun dalam hal ini harus mendapatkan saran terlebih dahulu dari dokter untuk penanganan tindak lanjutnya. Apabila menyarankan untuk vaksinasi barulah dilakukan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bayi.
Penyebaran virus yang menyebabkan diare pada bayi bisa karena kurang amannya kondisi air minum yang ada di rumah. Penting sekali menjaga air minum agar tidak terkontaminasi dengan bakteri dari tinja dan tidak menyebabkan bayi mengalami diare.
Penyebab dari bayi mengalami diare bisa karena banyak hal. Meskipun diberikan ASI ekslusif bisa jadi bayi tetap mengalami diare namun tidak begitu banyak. Namun pemberian ASI ekslusif tetap harus diberikan pada bayi untuk 6 bulan pertama. Setelahnya bisa diberikan makanan yang telah terjaga kebersihannya. [4]
Melakukan perawatan dengan baik pada bayi ketika di rumah merupakan salah satu tindakan pencegahan paling ampuh. Hal ini berlaku bagi bayi yang mengonsumsi ASI atau susu formula. Sebagai upaya untuk mengurangi tingkat risiko terkena penyakit disentri maka harus mengubah pola hidup sehat. Setiap orang harus mencuci tangan menggunakan sabun ketika selesai dari kamar mandi. Sehingga tidak terinfeksi dan membuat bayi terkena dampaknya.
Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa hampir 150 bayi mengonsumsi ASI jauh lebih sedikit untuk mengalami diare daripada bayi yang diberikan susu formula. Hampir 27 persen bayi yang diberikan ASI justru lebih sering mengalami diare dan 72 persen bayi dengan susu formula ekslusif juga sering mengalami diare. [2]
1. Adam Felman & Meredith Goodwin, MD, FAAFP. What is dysentery?. MedicalNewsToday. 2022.
2. Most Umme Habiba Begum & MN Absar. Diarrhea in Breastfed versus Formulafed Baby: A Hospital Based Study in 150 Children. Vol. 34 No. 1. Banglajol.info. 2016.
3. Anonim. Diarrhea in infants. MedlinePlus. 2019
4. Anonim. Diarrhoeal disease. World Health Organization. 2017.
5. Stephanie Watson & Dan Brennan, MD. Diarrhea in Babies. WebMD. 2020.