Diare Pada Bayi – Penyebab – Gejala dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Jessica S. Raditia, MDCH, RPSGT
Orang tua perlu mengetahui tanda dan gejala awal dehidrasi. Berikut ini adalah gejala yang perlu diperhatikan oleh orang tua : bibir kering, rasa haus, produksi urine yang berkurang (frekuensi buang air... kecil menurun atau tidak buang air kecil selama 6 jam pada bayi atau 12 bulan pada anak), tidak mengeluarkan air mata saat menangis, serta mengantuk terus. Apabila diare tidak disertai dengan muntah, orang tua dapat memberikan minum sedikit namun sering agar anak tidak merasa mual. Apabila gejala dehidrasi ini terlihat pada anak, disarankan untuk segera dibawa ke dokter. Read more

Diare adalah sebuah penyakit dimana feses yang dikeluarkan berair selama 3 hingga 4 kali dalam sehari dan bisa menyerang siapa saja. Dari bayi hingga orang dewasa.

Diare dianggap sebagai penyakit yang umum terjadi di negara berkembang sama halnya dengan ispa pada bayi yang dikarenakan berbagai macam penyebab [1].

Karena organ dalam tubuh bayi masih dalam tahap perberkembangan sehingga rentan terkena diare.

Diare pada bayi yang bisa hilang dengan sendirinya selama beberapa hari sering disebut dengan jenis diare akut [4]. Tak hanya itu, diare pada bayi juga bisa tergolong dalam jenis diare kronis.

Penyebab Diare pada Bayi

Bayi dan anak dengan usia di bawah 5 tahun masih mengalami masa pertumbuhan, termasuk pada sistem imun dalam tubuhnya.

Ada beberapa penyebab diare dapat terjadi pada bayi. Penyebab ini bergantung dari jenis diare yang dialami bayi itu sendiri. Penyebab diare pada bayi yang umum diantaranya [2, 5]:

  • Kurangnya tingkat kebersihan dari pihak orang tua bayi
  • Infeksi
  • Efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi oleh bayi

Sedangkan penyebab umum diare pada bayi yang tergolong dalam diare akut diantaranya [3, 4]:

  • Alergi terhadap makanan
  • Infeksi pada saluran pencernaan
  • Bakteri pada usus kecil mengalami pertumbuhan yang berlebih

Jenis diare kronis pada bayi dapat mengakibatkan dehidrasi dan malabsorbsi[4].

Gejala Diare pada Bayi

Diare pada bayi juga bisa diketahui dari gejala-gejalanya. Beberapa gejala diare pada bayi dalam kategori diare akut adalah sebagai berikut[5]:

  • Mual
  • Terus menangis karena mengalami sakit perut
  • Mengeluarkan feses cair sebanyak 3 sampai 4 kali atau lebih dalam sehari.

Sedangkan pada diare yang termasuk dalam kategori diare kronis yang dialami oleh bayi bisa dilihat dari gejala-gejala sebagai berikut[4]:

  • Mengeluarkan feses cair sebanyak 3 sampai 4 kali atau lebih dalam sehari setidaknya selama 4 minggu.
  • Demam
  • Mual
  • Feses yang dikeluarkan berdarah
  • Tubuh bayi mengalami panas dingin
  • Terus menangis karena mengalami nyeri atau keram perut

Jika bayi anda terindikasi mengalami gejala-gejala dari diare yang termasuk dalam kategori diare kronis, sebaiknya orang tua bayi harus segera membawa bayinya untuk ditangani oleh dokter.

Kapan Harus Ditangani Dokter?

Penyakit diare yang dialami bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun umumnya dapat hilang dengan sendirinya.

Meskipun pada bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun biasanya memiliki penanganannya sendiri.

Ketika bayi mengalami diare yang termasuk dalam kategori diare akut dibawa ke dokter, dokter tak perlu menemukan penyebab dari diare yang dialami bayi itu.

Sedangkan jika bayi mengalami diare kronis, dokter perlu menemukan penyebab dari diare itu sendiri.[4]

Dokter akan mencari tahu penyebab penyakit diare kronis pada bayi melalui informasi berdasarkan:[5]

  • Riwayat medis dari bayi dan keluarga
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes untuk menemukan penyebab utama dari diare yang dialami bayi

Dengan segera menemukan penyebab utama dari diare yang terjadi pada bayi, maka akan dengan cepat pula pemulihannya.

Cara Mengatasi Diare pada Bayi

Cara untuk mengatasi diare yang terjadi pada bayi juga memiliki perbedaan tergantung dari jenis diare yang dialami oleh bayi itu.

Untuk bayi yang mengalami diare jenis akut dapat diatasi dengan cara berikut [6, 4]:

  • Mengganti kehilangan cairan dan elektrolit pada bayi dengan memberikan larutan rehidrasi oral hipotonik (ORS) untuk pengobatan pada bayi berusia hingga 6 bulan.
  • Memberikan makanan atau ASI atau susu formula secara teratur pada bayi
  • Berikan obat sesuai anjuran atau hasil konsultasi dengan dokter.

Sedangkan untuk bayi dengan diare kronis diatasi dengan cara berikut[4]:

  • Jika penyebab diare kronis adalah infeksi saluran pencernaan, maka dokter akan meresepkan antibiotik dan obat-obatan untuk mengobati penyebab infeksi.
  • Jika penyebab diare kronis adalah alergi makanan, maka dokter akan merekomendasikan untuk menghindari makanan penyebab alergi. Dan menghindari makanan atau produk yang tidak ditoleransi oleh bayi.
  • Jika penyebab diare kronis adalah penyakit celiac, maka dokter akan merekomendasikan untuk menghindari semua makanan atau produk yang mengandung gluten.

Ada baiknya kenali terlebih dahulu jenis diare pada bayi untuk memberikan pengobatan yang tepat.

Cara Mencegah Diare pada Bayi

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah diare pada bayi di negara berkembang. Cara mengatasi diare pada bayi tersebut diantaranya: [7]

  • Pemberian asi atau susu formula pada bayi
  • Peningkatan pasokan air bersih di rumah
  • Sanitasi yang ada di rumah
  • Menjaga kebersihan pribadi
  • Menjaga kebersihan makanan pendamping ASI yang diberikan pada bayi.
Tinjauan
Penyakit Diare dapat menyerang siapa saja. Terutama pada bayi, karena organ dalam tubuhnya masih dalam perkembangan sehingga sangat rentan. Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, anda harus mengenali jenis penyakit diare yang diderita oleh bayi anda.

Meskipun diare adalah penyakit yang umum, Anda tak bisa menganggap remeh penyakit ini. Segera beri pertolongan pertama dan konsultasikan pada dokter untuk mengatasi diare pada bayi Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment