Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Daun Krisan berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, mencegah dan membantu mengontrol penyakit kronis, meningkatkan daya tahan tubuh, berperan dalam kesehatan ibu hamil dan kesehatan mata. Kandungan
Daftar isi
Tanaman krisan merupakan salah satu bunga tertua di dunia karena sudah ada sejak zaman kapur. Krisan merupakan tanaman yang termasuk dalam keluarga Asteraceae dan memiliki nama latin Chrysanthemum L.
Tanaman krisan juga memiliki nama lain yang populer yaitu tanaman seruni. Tanaman krisan sudah sejak lama digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional di negeri Tiongkok.
Tanaman krisan selain digunakan sebagai pengobatan tradisional juga digunakan sebagai tanaman hias untuk taman dan juga dibudidayakan untuk diperjual belikan karena bunganya yang indah dan menarik [2,5].
Tanaman krisan memiliki berbagai macam jenis varietas yang berbeda dan memiliki ciri-ciri yang berbeda pula terutama pada bagian bunganya. Berikut ini beberapa jenis dari tanaman krisan yang seringkali dibudidayakan dan ditemui :
Krisan pompom merupakan salah satu dari jenis tanaman krisan yang memiliki nama latin Chrysanthemum Pompom. Jenis yang satu ini memiliki bentuk bunga yang membulat dan berlapis yang ketebalannya dapat mencapai 15 cm.
Warna dari bunga krisan pompom dapat berwarna kuning, ungu, dan putih. Krisan pompom seringkali ditemui pada taman-taman kota atau rumah dikarenakan bentuknya yang lucu dan menarik [3].
Jenis krisan maximum merupakan jenis tanaman krisan yang memiliki batang yang dapat tumbuh tinggi daripada jenis tanaman krisan lainnya. Tinggi batang krisan maximum dapat mencapai 1 meter.
Krisan maximum memiliki nama latin Chrysanthemum maximum. Krisan maximum merupakan jenis tanaman krisan yang sering kali dibudidayakan yang bertujuan untuk diperjual belikan sebagai buket bunga.
Hal itu dikarenakan krisan maximum memiliki bunga dengan kelopak yang panjang, berwarna putih dan memiliki bagian tengah yang berwarna kuning [5].
Krisan segetum memiliki nama latin Chrysanthemum segetum merupakan salah satu jenis krisan yang paling umum dan paling banyak persebarannya.
Krisan segetum memiliki bunga dengan warna kuning menyala dengan bagian tengah yang agak gelap. Krisan segetum juga memiliki batang yang dapat tumbuh 50 cm.
Krisan inodorum memiliki ciri-ciri bunga yang berwarna putih dan bergerombol. Bagian mahkota berbentuk oval dan pada bagian tengahnya berwana kuning cerah.
Krisan inodorum dapat tumbuh berkisar 50 cm dan merupakan salah satu jenis krisan yang digunakan sebagai tanaman hias dan juga pengobatan herbal [5].
Salah satu yang dapat dikenali dari tanaman krisan adalah bagian daunnya yang memiliki beberapa karakteristik yang dapat dibedakan dengan tanaman yang lain.
Daun krisan memiliki bentuk yang hampir mirip dengan daun pepaya namun lebih kecil. Pada bagian tepi daun krisan memiliki bentuk bergerigi dan bercelah. Kemudian bentuk tulang daun krisan berbentuk menyirip dengan susunan yang berselang-seling pada bagian batang daun.
Selain itu, panjang daun krisan mencapai 7 sampai 13 cm dan memiliki lebar 3 sampai 6 cm. Letak daun krisan pada batang dan juga cabang memiliki jarak dan merupakan daun tunggal [4,5]
Berikut ini kandungan gizi pada 100 gram daun krisan mentah :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Daun krisan, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 24 | Kalori Dari Lemak: | 4.7 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.6 g | 0.86 % | |
Lemak Jenuh | 0 | 0 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 118 mg | 4.92 % | |
Total Karbohidrat | 3 g | 1 % | |
Serat | 3 g | 12 % | |
Gula | 0 | ||
Protein | 3.4 g | 6.72 % | |
Vitamin A | 37.4 % | Vitamin c | 2.33 % |
Kalsium | 11.7 % | Zat besi | 12.78 % |
Src : Daun krisan, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Mangan | 0.9 mg | 47 % | |
Folat | 177 mcg | 44 % | |
Vitamin A | 1870 IU | 37 % | |
Kalium | 566.9 mg | 16 % | |
Besi | 2.3 mg | 13 % | |
Serat makanan | 3 g | 12 % | |
Kalsium | 117 mg | 12 % | |
Tiamin | 0.1 mg | 9 % | |
Riboflavin | 0.1 mg | 8 % | |
Vitamin B6 | 0.2 mg | 9 % | |
Src : Daun krisan, mentah |
Kandungan vitamin A merupakan salah satu gizi tertinggi pada daun krisan. Hal ini memberikan manfaat kesehatan terutama pada organ mata.
Selain itu, vitamin A juga bertindak sebagai antioksidan di dalam tubuh yang dapat menangkal efek dari radikal bebas di dalam tubuh.
Daun krisan memiliki berbagai macam kandungan senyawa yang dapat memberikan manfaat kesehatan, salah satunya adalah senyawa asam amino di dalamnya.
Daun krisan memiliki kandungan asam amino, seperti adenin dan glikosida yang berfungsi dalam proses pertahanan metabolisme dan juga sebagai sumber energi.
Selain itu, daun krisan juga memiliki senyawa vitamin C yang berfungsi sebagai peningkat imunitas tubuh agar tidak mudah terserang penyakit dan dapat melawan patogen asing yang masuk kedalam tubuh.
Senyawa antioksidan, seperti selenium juga terdapat pada daun krisan. Senyawa antioksidan berguna untuk melindungi tubuh dari efek radikal bebas yang dapat menyebabkan beberapa penyakit kronis, seperti kanker [3,5]
Daun krisan memiliki beberapa senyawa yang tidak dimiliki oleh tanaman hias lainnya.
Daun krisan sering kali digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional karena dipercaya memiliki kandungan gizi yang dapat memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh.
Jenis pengobatan dengan daun krisan sering kali di temui di negara Tiongkok. Berikut ini beberapa manfaat yang di dapatkan apabila mengonsumsi daun krisan secara proporsional :
Daun krisan diketahui menjadi obat yang mujarab bagi penderita peradangan, seperti bengkak pada mata dan meredakan rasa nyeri pada penderitanya.
Hal ini dikarenakan daun krisan memiliki kandungan fosfor yang pada dasarnya mempengaruhi kinerja otot dan saraf yang mengalami peradangan untuk berelaksasi. Fosfor diketahui memiliki manfaat dalam merelaksasi otot-otot dan saraf yang mengalami perandangan.
Selain itu, kandungan vitamin C pada daun krisan juga membantu untuk meningkatkan imunitas tubuh yang dapat mempercepat penyembuhan pada bagian tubuh yang mengalami peradangan [5,6]
Diabetes merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita oleh orang-orang saat ini. Kondisi ini membuat orang yang menderitanya memiliki kandungan gula pada darah yang sangat tinggi dan sangat sukar menurunkan kandungan gula darahnya.
Namun, kandungan yang dimiliki oleh daun krisan mampu menurunkan kadar gula di dalam darah, yaitu mangan, riboflavin dan juga tiamin.
Senyawa mangan yang diketahui berperan dalam regulasi gula darah di dalam tubuh, dapat merangsang tubuh untuk memproduksi hormon insulin lebih banyak sehingga lebih banyak kandungan gula pada darah yang dijadikan sebagai energi [7].
Sedangkan riboflavin dan tiamin merupakan dua senyawa yang berperan mengubah karbohidrat di dalam tubuh menjadi energi dan mencegah karbohidrat menjadi gula di dalam darah [5].
Senyawa mangan merupakan salah satu senyawa yang memiliki peranan yang sangat kompleks dalam regulasi gula darah.
Daun krisan memiliki kandungan kalium yang tinggi dan senyawa ini diketahui sangat bermanfaat dalam menurunkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Hal ini dikarenakan senyawa kalium berperan dalam menyeimbangkan kadar garam di dalam cairan tubuh. Apabila kadar garam terlalu banyak di dalam tubuh dapat menyebabkan tekanan darah naik.
Selain itu, kalium juga berperan dalam prose pengeluaran cairan yang berlebih di dalam tubuh yang dilakukan oleh ginjal [8].
Proses pengeluaran cairan ayng dilakukan oleh ginjal ini membutuhkan senyawa kalium sebagai penarik cairan pada darah.
Diantara senyawa yang memiliki peranan kompleks untuk menjaga kesehatan tubuh, daun krisan memiliki salah satu senyawa tersebut, yaitu asam folat.
Asam folat merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kesehatan tubuh dalam berbagai hal, contohnya asam folat yang berkolaborasi dengan vitamin C berguna dalam memecah protein dan membuat protein yang baru untuk digunakan dalam pembentukan DNA.
Selain itu, asam folat juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung dengan cara mencegah terjadinya penggumpalan darah yang dapat membuat kerja jantung semakin berat [9].
Kandungan asam folat pada daun krisan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, terutama bagi perkembangan janin di dalamnya. Asam folat berperan dalam menbangun saraf pusat pada janin.
Selain itu, asam folat juga dapat mencegah terjadinya janin cacat pada bagian otak dan saraf, seperti anensefali. Asam folat juga sangat berperan dalam pembentukan DNA, perkembangan plasenta dan juga menjaga kesehatan janin di dalam kandungan [9].
Anansefali adalah kondisi dimana bayi dilahirkan dalam keadaan tanpa beberapa bagian otak dan juga tulang tengkorak yang dapat membahayakan bayi.
Salah satu manfaat yang besar pada daun krisan adalah kandungan vitamin A dan senyawa beta-karoten yang berguna untuk kesehatan organ mata.
Vitamin A berguna dalam merangsang pembentukan zat rhodopsin pada mata yang berguna sebagai penangkap cahaya. Kekurangan zat rhodopsin pada mata dapat mengakibatkan munculnya penyakit pada mata.
Vitamin A juga berperan dalam mengubah cahaya yang di dapatkan dari zat rhodopsin tersebut diubah menjadi impuls-impuls listrik yang dapat disalurkan melalui saraf-saraf menuju ke otak [10].
Rhodopsin merupakan zat yang terdapat pada mata dan paling banyak ditemukan pada bagian kornea mata. Tanpa zat rhodopsin mata dapat kehilangan fungsinya.
Daun krisan selain penuh dengan manfaat juga memiliki beberapa efek samping yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Berikut ini beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh daun krisan pada tubuh :
Daun krisan mungkin memiliki berbagai macam manfaat apabila dikonsumsi, namun faktanya tidak semua orang dapat mengonsumsi daun krisan.
Hal ini disebabkan beberapa orang memiliki alergi pada beberapa kandungan senyawa yang terdapat pada daun krisan. Alergi ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh, gatal-gatal ataupun mual.
Jika muncul gejala seperti di atas, hendaknya menghentikan konsumsi pada daun krisan.
Mengonsumsi daun krisan dengan tujuan untuk menyembuhkan diabetes memang sangat tepat dan bagus. Namun, mengonsumsi daun krisan secara berlebihan dapat memunculkan efek samping lainnnya pada tubuh, seperti hipoglikemia.
Hipoglikemia adalah kondisi dimana tubuh mengalami penurunan drastis gula darah. Hal ini dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas seperti kekurangan energi.
Hipoglikemia juga dapat menyebabkan sel-sel pada tubuh menjadi rusak atau mati dikarenakan kekurangan asupan energi untuk menjalankan metabolisme di dalam tubuh. Hal ini sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh [1,2]
Mengonsumsi daun krisan dengan tujuan kesehatan memang baik, namun jika berlebihan dan memunculkan beberapa tanda alergi akan lebih baik menghentikan mengonsumsinya.
Daun krisan memiliki beberapa metode pengguna untuk bisa mendapatkan manfaat yang ada di dalamnya. Selain itu, penggunaan daun krisan harus tepat agar kandungan gizi yang ada di dalamnya tidak hilang atau berkurang.
Berikut ini beberapa tips dalam penggunaan daun krisan :
Teh daun krisan sudah dikenal sejak dulu di negara Tiongkok sebagai salah satu obat herbal yang manjur dalam mengobati beberapa penyakit tertentu.
Cara membuat teh daun krisan pun sangat sederhana, ambil beberapa daun krisan yang telah dikeringkan dan remukan sampai hancur dan menjadi kepingan kecil.
Setelah itu, panaskan air dan campurkan kepingan kecil daun krisan ke dalamnya. Setelah air mendidih matikan api dan tuang ke dalam gelas. Teh daun krisan memiliki beberapa khasiat seperti, meredakan pilek, menurunkan kadar gula dalam darah dan yang lainnya [5].
Siapkan beberapa lembar daun krisan yang segar dan cuci bersih terlebih dahulu. Setelah itu daun krisan tersebut di tumbuk sampai hancur dan mengeluarkan sedikit air.
Kemudian tambahkan minyak olive ke dalam tumbukan daun krisan. Aduk-aduk sampai tercampur sepenuhnya dan masukkan kedalam botol.
Simpan minyak daun krisan selama satu minggu agar lebih tercampur. Setelah 1 minggu minyak daun krisan dapat digunakan sebagai bahan olesan untuk bagian tubuh yang mengalami pembengkakan [1,5]
Tanaman krisan merupakan salah satu tanaman yang sering kali dibudidayakan oleh masyarakat sebagai bunga hias, di jual ataupun sebagai obat.
Karena nilai ekonomisnya yang begitu tinggi, petani daun krisan memaksimalkan pertumbuhan tanaman krisan dan menjaganya dari gangguan hama yang dapat merusak tanman.
Salah satu pencegaha yang diambil adalah memberikan semprotan pestisida pada tanaman krisan. Hal ini memang sangat efektif dalam mengontrol hama, namun juga meninggalkan efek negatif pada tanaman krisan terutama pada daun krisan.
Semprotan pestisida akan meninggalkan residu pada bagian daun krisan dan apabila dikonsumsi oleh konsumen residu pestisida ini akan menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbahaya.
Untuk meminimalisir risiko residu pestisida pada daun krisan, dapat merendamnya di dalam larutan garam terlebih dahulu agar residu pestisida yang tertinggal pada permukaan daun krisan dapat di netralkan [11].
Pada dasarnya, penggunaan pestisida pada setiap tanaman dapat memunculkan risiko tersendiri bagi yang mengonsumsinya.
Seperti pada tanaman lain yang bagian daunnya dapat dimanfaatkan, daun krisan juga mudah layu dan cepat menjadi tidak segar apabila tidak disimpan secara benar.
Apabila daun krisan sudah tidak segar hal ini juga berpengaruh pada kandungan gizi di dalamnya yang juga berkurang. Maka dari itu diperlukan cara yang tepat dalam menyimpan daun krisan.
Berikut ini tips dalam menyimpan daun krisan yang benar :
Setidaknya terdapat dua cara dalam menyimpan daun krisan, menyimpannya dalam keadaan segar atau menyimpannya dalam keadaan kering.
Menyimpan Daun Krisan Segar
Handuk kertas atau tisu yang digunakan dalam proses penyimpanan daun krisan bertujuan untuk mengurangi embun yang ada pada saat masa penyimpanan. Karena embun tersebut dapat mempercepat pembusukan pada daun krisan [2,5]
Menyimpannya Dengan Dikeringkan
Menyimpannya secara dikeringkan atau segar memiliki beberapa keunggulan masing-masing. Semuanya dapat ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan daun krisan itu sendiri [4]
Daun krisan yang disimpan dengan kondisi segar hanya sedikit kehilangan kandungan gizinya namun tidak tahan lama, namun daun krisan yang dikeringkan lebih tahan lama namun kehilangan beberapa kandungan gizinya
1. W. Bres and M. Jerzy. Changes of nutrient concentration in chrysanthemum leaves under influence of solar radiation. 6(2), 435–444. Agronomy Research; 2008.
2. Wenli Sun, Mohamad Hesam Shahrajabian, Qi Cheng. Astragalus and Chrysanthemum for Sustainable Life. Lambert Academic Publishing; 2019.
3. Ah-Reum Han, Bomi Nam, Bo-Ram Kim, Ki-Chang Lee, Beom-Seok Song, Sang Hoon Kim. Phytochemical Composition and Antioxidant Activities of Two Different Color Chrysanthemum Flower Teas. 24, 329. Molecules; 2019.
4. Rajiv Kumar, L.C. De and Pankaj Baiswar. Production Of Chrysanthemum Under Greenhouse Condition. Division of Horticulture; 2019.
5. Shahrajabian, M. H, Sun. W, Zandi. P, Cheng, Q. A Review Of Chrysanthemum, The Eastern Queen in Traditional Chinese Medicine With Helaing Power In Modern Pharmceutical Sciences. 17(6):13355-13369. Applied Ecology and Environmental Research; 2019.
6. Mona S Calvo and Jaime Uribarri. Public health impact of dietary phosphorus excess on bone and cardiovascular health in the general population. 98:6–15. American Journal of Clinical Nutrition; 2013.
7. Daiana Silva Avila , Robson Luiz Puntel , and Michael Aschner. Manganese in Health and Disease. 13 ; 199–227. Metal ions in life sciences; 2013.
8. Connie. M Weaver. Potassium and Health. 4: 368S-377S. American Society for Nutrition; 2013.
9. Shalini S Pavarya K. Pavitra. Folate: its health benefits. vol.3 no.24. Agro Food Industry Hi Tech; 2014.
10. Mohd Fairulnizal Md Noh, Rathi Devi Nair Gunasegavan, Suraiami Mustar. Vitamin A in Health and Disease. 84460. Intech Open; 2019.
11. Dalila Haouas, Monia Ben Halima-Kamel, and Mohamed Habib Ben Hamouda. Insecticidal Activity of Flower and Leaf Extracts from Chrysanthemum Species Against Tribolium confusum. Vol. 87 3, No. 2. Tunisian Journal of Plant Protection; 2008.