Penyakit & Kelainan

Wajib Tahu! 8 Gejala Penyakit Meningitis Orang Dewasa

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Meningitis merupakan radang pada selaput meningen (membran yang mengililingi otak dan medula spinalis). Penyebabnya adalah virus, bakteri, atau jamur yang disebutkan Neisseria Meningitidis [1] biasanya di timbulkan dari mikroorganisme pneumokok, meningokok, hemophillus dan influenza.

Meningitis memiliki angka pertumbuhan yang tinggi termasuk negara Indonesia. Meningitis menunjuk ke infeksi yang menyerang meningen ini. Infeksi yang terjadi menyebabkan selaput ini meradang dan membengkak, dan proses inflamasi yang ada merangsang reseptor-reseptor nyeri pada selaput itu sehingga sehingga menimbulkan gejala nyeri dan kaku.

Beberapa faktor resiko terjadinya meningitis antara lain kontak erat dengan orang yang terinfeksi, pemukiman kumuh, paparan polusi, pengaruh asap rokok, perubahan iklim dan infeksi saluran pernapasan. Bakteri ini hanya menyerang pada manusia saja tetapi memiliki resiko penularan tinggi, kematian dan kelumpuhan permanen [2]. Untuk itu kita harus memahami gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit meningitis ini. Berikut 8 gejala penyakit meningitis yang wajib kita ketahui :

1. Sakit kepala hebat

Sakit kepala hebat merupakan bagian dari gejala penyakit meningitis. Serangan sakit kepala pada penderita meningitis [4] hanya menyerang sebagian kepala (migrain) biasanya berlangsung selama 4-5 jam. Ini terjadi secara berkali-kali dan tidak cukup penyembuhannya hanya dengan meminum pereda saja. Sakit kepala hebat ini disebabkan oleh peradangan pada selaput otak akibat bakteri yang menempel di otak sehingga memberikan reaksi nyeri pada kepala.

2. Demam tinggi

Bayi dan anak-anak lebih rentan terserang penyakit meningitis terutama anak yang masih berusia dibawah balita. Penyakit meningitis gejalanya tidak sama antara anak-anak dengan orang dewasa. Semakin usianya muda maka semakin rentan terserang meningitis. Pada beberapa kasus memang rata-rata gejala awalnya adalah demam tinggi.

Demam tinggi [4] ini bisa mencapai 38 derajat celcius puncaknya akan terasa pada malam hari. Disisi lain demam, biasanya diikuti dengan gejala lain seperti nyeri pada bagian otot sendi dan tulang, kepala pusing, muntah, mual hingga tak sadarkan diri [5].

Jika ini tidak segera di obati akan menyerang ke bagian fungsi otak yang lebih akut dan juga menimbulkan kelumpuhan.Walaupun demam sering di anggap sepele namun tetap kita harus tetap waspada terhadap kesehatan diri sendiri.

3. Mual

Gejala mual disebabkan karena faktor peningkatan tekanan atau pendarahan di kepala. Resiko ini bisa menimbulkan penyakit meningitis [4], yang membedakan antara orang mual biasa dengan mual pada penderita meningitis yaitu biasanya penderita meningitis merasakan mual yang disertai dengan nafas pendek, pendangan mata kabur serta nyeri kepala hebat [5].

4. Muntah

Berbeda dengan orang sehat pada umumnya. Penderita meningitis mengalami gejala sering muntah [4] . Muntah ini biasanya di sertai dengan lendir atau yang lebih parahnya bisa sampai mengeluarkan darah. Faktor penyebabnya karena imunitas tubuh menurun, demam tinggi [5], pusing, atau mungkin penyakit bawaan (ginjal, paru-paru kronis, infeksi saluran pencernaan, dan lain-lain).

5. Fotofobia

Mungkin gejala yang satu ini terdengar cukup asing namun gejalanya sangat nyata. Fotofobia adalah gangguan terhadap cahaya dimana kondisi seseorang yang sensitif saat melihat cahaya [4] baik cahaya matahari atau cahaya buatan (lampu, senter dan lain-lain). Kondisi ini membuat mata merasakan tidak nyaman dan sakit. Seorang akan mengalami fotofobia apabila terjadi tanda-tanda seperti mata sering berkedip secara tiba-tiba, perih di mata ketika melihat cahaya yang terang, dan mata selalu berair.

6. Kaku kuduk

Kaku kuduk [4] adalah salah satu keluhan atau tanda nyeri kepala yang sudah menjalar ke bagian tengkuk dan punggung akibat peradangan pada saraf otak dan tulang belakang. Beberapa penyebab gejala kaku kuduk yaitu cedera leher/otot (tiba-tiba), posisi leher yang sama secara terus menerus ketika melakukan aktivitas tertentu (contoh menatap/menunduk komputer selama berjam-jam) serta adanya radang arthritis.

7. Kejang atau koma

Sulit sekali untuk memprediksi gejala khusus dari meningitis karena penyakit meningitis sendiri tidak memiliki gejala atau tanda yang khusus dan familiar. Secara umumnya gejala kejang dan koma pada penderita meningitis sering terjadi pada anak usia 6-<12 bulan atau yang kita sebut dengan gejala kejang meningitis bakterial.

Awal mula nya terjadi akibat demam tinggi yang tidak segera ditangani. Kejang atau koma ini berlangsung selama kurang lebih 15 menit dialami beberapa kali. Di bandingkan dengan gejala lain, gejala kejang atau koma ini cukup berbahaya dan juga bisa menimbulkan resiko kematian [6].

8. Kesadaran menurun

Penurunan kesadaran bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti contohnya pendarahan hebat, gangguan elektrolit, gangguan penyakit hati atau mungkin peradangan otak. Sedangkan penurunan kesadaran pada penderita meningitis diakibatkan oleh peradangan di selaput otak yang penyebabnya karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, dan gangguan autoimun. Pada kasus yang lebih parah gejala ini dapat mempengaruhi sistem saraf [5] .

Bagaimana cara mengobati penyakit meningitis?

Gejala meningitis tidak menimbulkan tanda-tanda khusus, tergantung dari usia penderita serta  banyaknya bakteri yang menyerang selaput otak. Gejala yang paling umum hanya berupa demam, mual, pilek, muntah, kehilangan nafsu makan, kejang-kejang, penglihatan kabur, pegal-pegal, nyeri otot dan influenza [3].

Gejala diatas menunjukan bahwa sangat perlu diperhatikan tentang penyakit meningitis. Diagnosis meningitis dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan fungsi lumbar (tulang belakang) [5].

Dalam penatalaksanaan meningitis memerlukan pemahaman tentang karakter penderita meningitis itu sendiri agar pemilihan antibiotik[7] dapat dilakukan dengan tepat. Penegakan diagnosis dan penentuan terapi yang baik dapat memberi harapan kualitas hidup yang baik bagi penderita.

Saat ini sudah terdapat cara yang paling tepat untuk pencegahan penyakit meningitis yaitu dengan imunisasi untuk beberapa kasus bakteri, sehingga angka penderita meningitis dapat menurun.

[1] Centers for Disease Control and Prevention. cdc.gov. Meningococcal Disease. 2017.
[2] Tunkel AR, van de Beek D, Scheld W. Scholar. Principles and Practice of Infectious Diseases. 2015.
[3] Australian Govenment Departement of Health. Scholar. Invasive Meningococcal Diease. 2017.
[4] Mayo Clinic Health. mayoclinic.org. Meningitis. 2021.
[5] Janet M. Torpy, MD. jamanetwork. Meningitis. 2007.
[6] Bordobi B, Sugumar K, Varacallo M. PubMed. Muscle Cramps. 2021.
[7] Soheil Mehrdadi. sites.kowsarpub. Acute Bacterial Meningitis: Diagnosis, Treatment and Prevention. 2019.

Share