Kesehatan merupakan hal paling utama yang perlu diperhatikan oleh setiap manusia. Baik mencakup kesehatan secara fisik, psikis atau kesehatan reproduksi. Setiap orang mengharapkan kesehatan terutama bagian reproduksi. Kesehatan reproduksi menjadi masalah yang paling banyak di seluruh dunia. Banyak kasus kematian yang disebabkan oleh reproduksi. Salah satu penyakit reproduksi yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit mioma uteri[1] .
Mioma uteri merupakan satu dari sekian penyakit reproduksi yang menyerang bagian organ rahim wanita. Penyakit ini ditandai dengan adanya tumor jinak pada rahim [1]. Mioma uteri dapat diarikan sebagai suatu keadaan abnormal seseorang dimana otot polos dan jaringan ikat menyebar pada miometrium lama kelamaan ini akan membesar dan membentuk tumor jinak.
Penyakit mioma uteri banyak menyerang wanita [2] berumur 20 atau 35-44 tahun bahkan pernah ada kasus yang menyerang pada anak usia belum mengalami pubertas tetapi jarang menyerang wanita yang sudah menopouse karena hormon estrogen pada wanita menopouse mengalami penurunan, berbeda dengan yang masih berusia muda selama mereka masih bisa bereproduksi maka hormon estrogen pun akan terus mengalami peningkatan.
Sangat penting bagi kita untuk mewaspadai penyakit mioma uteri ini. Simak 8 gejala penyakit mioma uteri yang tidak diketahui sebagai berikut:
Daftar isi
Pendarahan merupakan gejala paling sering dialami penderita penyakit mioma uteri [3]. Jenis pendarahan ini bervariasi tergantung kadar hormon hormon seseorang. Penadarahan ini dapat terjadi akibat penurunan kadar hemoglobin (6.5-7.9 sebanyak 4%) dan juga akibat dari distorsi endometrium pada rongga rahim yang dibuahi oleh tumor jinak. Seorang penderita mioma uteri mengalami fase (menstruasi) yang cukup lama.
Mereka juga kehilangan darah mentruasinya sebanyak lebih dari 80 mL. Segera memeriksakan diri ke dokter apakah anda mengidap penyakit miomi uteri atau tidak. Apabila dokter mendiagnosis adanya miomi uteri pada rahim, maka dokter bisa melakukan pembedahan dan mengobati kadar hemoglobin agar kembali pada kondisi yang stabil [3].
Nyeri pinggang [3] pada penderita mioma uteri berbagai macam tingkatan mulai dari nyeri ringan, sedang sampai berat. Pada umumnya wanita penderita mioma uteri merasakan dismenore (nyeri hebat saat menstruasi) [5]. Rangsang nyeri dapat mengaktivasi cathecolamine (hormon gugus katekol) dalam jumlah banyak sehingga dapat mempengaruhi kerja system cardiovaskuler dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
Akibat tekanan darah dan nadi meningkat terjadi hemodinamik yang tidak stabil dan menyebabkan perfusi oksigen ke jaringan berkurang., kadar beta-endorfin yang disekresi oleh kelenjar pituitari/hipofisis akan meningkat berdampak pada penurunan aktivitas sitokinin yang membuat terhambatnya aktivitas penyembuhan luka [5].
Ketika wanita mentruasi ia merasakan sakit di sekitar area perut. Hal ini juga sama dirasakan penderita penyakit mioma uteri. Gejalanya adalah sakit perut bagian bawah yang sangat hebat. Sakit perut ini disebabkan karena tumor yang semakin membesar menimbulkan efek nyeri di daerah panggul, sehingga menekan saraf dan menciptakan rasa sakit menjalar ke perut bagian bawah. Sakit perut biasa tidak akan menimbulkan gejala lain yang lebih parah biasanya hanya dengan minum obat pereda bisa segera sembuh, namun sakit perut penyakit mioma uteri ini dapat beresiko atau berujung pada kematian [5].
Tumor jinak pada rahim penderita mioma uteri akan memberikan efek pada organ sekitar. Gangguan kantung kemih atau dyspareunia [4] ini termasuk pada gejala dari penekanan itu sendiri. Penekanan pada pembuluh vena ini menimbulkan edema pada ekstremitas posterior (anggota gerak) tidak dapat bekerja dan berfungsi dengan baik [3].
Pembekakan pada rahim akibat tumor jinak yang menempel pada dinding rahim membuat penekanan pada kandung kemih dan usus besar. Proses penekanan itulah menjadikan peredaran saat buang air kecil [3] terhambat atau frekuensi ekskresi tidak teratur. Adapun gejala lain yang dirasakan bersamaan dengan gejala penyakit miom adalah penyumbatan pada ginjal, timbul flek setelah haid, dan melahirkan prematur.
Pada saat wanita mengalami menstruasi terjadi penggumpalan darah. Proses penggumpalan darah ini terhambat karena adanya daging yang mengganggu konstraksi pada saat bersamaan membuat darah menjadi beku. Pembekuan darah inilah yang akhirnya membawa darah sulit keluar dari kandung kemih. Mioma yang semakin membesar menutup sebagian aluran kemih atau dapat menumpuk pada vagina yang disebut prolapse [3].
Lamanya bisa saja darah itu keluar hanya sedikit dan frekuensinya tidak teratur (lebih dari seminggu) [5]. Untuk warnanya sendiri jika terdapat miom, maka menstruasi berwarna hitam pekat. Anda wajib berhati-hati. Gejala ini faktor utamanya adalah pengaruh dari obat-obatan/minum-minuman, sering mengkonsumsi makanan cepat saji, dan kurangnya menjaga kesehatan organ reproduksi.
Nyeri saat berhubungan seks termasuk dalam gejala mioma uteri. Namun banyak orang yang tidak menyadari gejala tersebut, terutama wanita. penyebab nya adalah karena adanya tumor jinak [3] menempel pada rahim hingga rahim mengalami penebalan. Penebalan ini yang mengganjal saat seseorang berhubungan badan. Faktor lainnya adalah kontradiksi dari hormon estrogen yang sedang mengalami peningkatan pada waktu yang bersamaan.
Proses inflamasi sering kita dengar di berbabagai gejala penyakit lain. Inflamai di dalam penyakit miomi uteri penyebabnya dikarenakan adanya kerusakan pembuluh darah yang dikompensasi tubuh berupa pelepasan zat vasokontriksi. Proses peradangan yang berulang kali setiap siklus haid juga menjadi pemicu terjadinya inflamasi [7] .
Bagaimana upaya pencegahan dan pengendalian penyakit?
Seperti penyakit lain pada umumnya, mioma uteri dapat dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan menggunakan beberapa cara diantaranya sebagai berikut:
Berhenti merokok dapat mengurangi resiko timbulnya penyakit miomi uteri. Cara ini bisa menurunkan kadar ekstrogen dengan mengambat enzim eromatase yang berperan dalam proses aromatisasi serta hidroksilasi (menurunkan biovailibilitas estrogen).
Dengan diet tubuh lebih ideal. Hal ini dikarenakan sering kali terjadinya kasus tumor dikarenakan kebanyakan penderita yang didiagnosis miomi uteri terlalu mengkonsumsi daging merah dan kurangnya mengkonsumsi makanan sayuran hijau. Diet juga bisa menurunkan resiko obesitas.
Olahraga dengan teratur membantu menjaga kesehatan organ tubuh, menjaga kesimbangan hormon, serta menjaga berat badan agar tetap stabil.
Dengan cara-cara di atas anda bisa lakukan mandiri, namun bilamana keadaannya cukup parah dan anda merasakan gejala ini sudah cukup lama, anda perlu memeriksakan ke dokter sesegera mungkin untuk dilakukan tindakan medis. Jika pada akhirnya dokter mendiagnosis adanya penyakit miomi uteri pada diri anda maka dokter akan melakukan pembedahan pada rahim untuk mengeluarkan tumor jinaknya [6].
[1] Sparic R. Uterine Myomas in Pregnancy, Childbirth and the Puerperium. Pubmed. 2014.
[2] Downes E, Sikrica V, Gilabert-Estelles J, Bolge SC, Dodd SL, Maroulis, et al. Scholar. The Burden of Uterine Fibroids in Five European Countries. 2010.
[3] Azura Vasculare Care. Azuravascularcare. What is Myoma? Causes, Types, Symptoms, and Treatments. 2021.
[4] Maria SYL D. DE LA Cruz, MD, and Edward M. Buchanan, MD. aafp.org. Uterine Fibroids: Diagnosis and Treatment. 2017.
[5] Mayo Clinic Health. Mayoclinic.org. Uterine Fibroids. 2021.
[6] Nirmala Duhan. Researchgate.net. Current and Emerging Treatments for Uterine Myoma. 2011.
[7] Florence AM, Fatehi M. StatPearls. Leimyoma. 2021.