Penyakit & Kelainan

3 Gejala Penyakit Polio Pada Anak dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anak kecil sangat rentang terinfeksi penyakit, salah satunya polio. Anak kecil berusia di bawah 5 tahun memiliki resiko tertinggi terkena penyakit tersebut [1]. Polio termasuk salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh tiga jenis poliovirus (PV1, PV2, dan PV3) yang menyerang sistem saraf dan sumsum tulang belakang sehingga bisa menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam, bahkan juga bisa menyebabkan kematian [2].

Penularan virus tersebut biasanya terjadi ketika anak kecil berinteraksi dengan anak  yang terinfeksi, bahkan kontak dengan kotoran (tinja) yang terinfeksi pun juga beresiko tertular.  Sebagian besar anak kecil yang terinfeksi polio tidak menunjukkan gejala apapun[1].

Anak-anak hanya akan merasakan gejala ringan saja seperti gejala flu [1]. Berikut gejala-gejala ditunjukkan ketika seorang anak terserang penyakit polio. berdasarkan dengan jenisnya.

1. Gejala penyakit polio pada anak jenis Abortive

Gejala jenis polio Abortive ini termasuk gejala polio ringan seperti gejala flu. Anak-anak akan mengalami gejala ini bisa berlangsung 2 sampai 5 hari, kemudian hilang sendirinya [1]. Gejala yang dimaksud meliputi:

Demam

Anak-anak yang menderita polio akan mengalami gejala demam tinggi dengan suhu hingga 38oC, bahkan bisa lebih [5]. Biasanya, Gejala ini muncul setelah anak melakukan vaksin polio yang disertai dengan sakit kepala dan kelelahan yang luar biasa[6].

Meskipun demikian, suhu anak akan kembali normal dalam 3 atau hari [6]. Berikan obat seperti Acetaminophen untuk menurunkan suhu pada anak. Apabila suhu demam anak terus meninggi hingga 72 jam, segera hubungi dokter [7].

Sakit tenggorokan

Sakit tenggorokan bisa menyerang siapa saja termasuk anak kecil. Gejala ini biasanya muncul pada anak kecil yang berusia 5 tahun yang ditandai dengan sulit menelan, tenggorokan kering hingga bengkak pada leher. Sakit tenggorokan yang dialami oleh anak penderita polio termasuk ringan, namun cukup menyakitkan. Gejala ini bisa dibilang efek dari demam tinggi yang menyerang anak tersebut [8].

Kelemahan pada otot

Virus yang menyebabkan penyakit polio menyerang sistem saraf manusia. Hal ini bisa berpengaruh pada lemahnya otot di beberapa bagian tubuh seperti lengan maupun kaki. Apabila gejala ini semakin memburuk disertai dengan munculnya gejala-gejala lain, maka kemungkinan anak kecil penderita penyakit polio bisa mengalami kelumpuhan, baik itu sementara maupun permanen. Hal itu tergantung seberapa buruk bagian tubuh yang melemah [9].

2. Gejala penyakit polio pada anak jenis Nonparalitik

Gejala penyakit Polio jenis Nonparalitik ini juga termasuk gejala ringan dan akan hilang dalam 10 hari [1]. Gejala-gejala tersebut meliputi:

Kekakuan di beberapa bagian tubuh

Kekauan pada sebagian tubuh menjadi gejala anak yang terinfeksi penyakit polio. Ketika anak-anak mulai terinfeksi penyakit polio, maka mereka akan mengalami rasa kaku di beberapa bagian tubuhnya seperti di leher dan di sepanjang tulang belakang. Hal ini mungkin akan menyebabkan anak-anak menangis karena rasa tidak nyaman pada beberapa bagian tubuhnya yang akan digerakkan [9].

Nyeri otot

Gejala yang ditimbulkan untuk jenis polio Nonparalitik ini adalah nyeri otot di beberapa bagian tubuh seperti leher, batang tubuh, lengan dan kaki. Biasanya gejala ini dimulai dari beberapa tubuh yang mulai terasa kaku. Ketika salah satu bagian tubuh digerakkan, maka penderita polio akan merasakan nyeri. Gejala ini akan berlangsung dalam waktu yang singkat dan anak-anak akan sembuh dengan cepat [9].

3. Gejala penyakit polio pada anak jenis Paralitik

Selain gejala ringan, ada pula yang mengalami gejala lain yang lebih serius. Gejala ini biasanya dialami oleh anak-anak yang terinfeksi jenis polio “Paralitik”. Gejala ini dapat mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Berikut gejala jenis polio Paralitik dialami oleh anak-anak [4] :

Parestesia

Parestesia atau kesemutan itu tidak berbahaya karena bisa hilang dengan sendiri. Namun, ada juga yang tidak bisa hilang dalam waktu yang lama. Hal itu menjadi pertanda adanya masalah medis yang serius seperti terinfeksi penyakit polio karena penyakit tersebut menyerang sistem saraf [10]. Gejala parestesia ini akan menimbulkan rasa kesemutan di bagian kaki penderita penyakit polio seperti ditusuk-tusuk [4].

Meningitis

Meningitis merupakan sebuah infeksi yang menyerang sumsum tulang belakang dan otak atau bahkan keduanya. Gejala ini hanya terjadi pada sekitar 1 dari 25 orang anak yang terinfeksi polio [4]. Meningitis pada anak penderita polio ditandai dengan demam, gerakan lambat, sulit makan, kesakitan hingga menangis saat dipegang, tantrum, bahkan munculnya bintik-bintik merah [11].

Kelumpuhan

Kelumpuhan ini terjadi ketika anak tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya seperti lengan, kaki atau bahkan keduanya. Kelumpuhan bisa dibilang salah satu gejala yang paling parah karena bisa menyebabkan cacat permanen dan kematian [4]. Hal ini dikarenakan virus polio menginfeksi sumsum tulang belakang penderita dan menyerang sistem saraf. Gejala ini yang paling sering membuat anak kecil berusia di bawah 5 tahun kesakitan [12].

Cara Mengatasi Penyakit Polio Pada Anak

Untuk mengatasi penyakit polio pada anak, ada dua tindakan yang bisa dilakukan yaitu pencegahan dan pengobatan [4].

1. Tindakan Pencegahan Polio

Tindakan pertama pencegahan penyakit polio pada anak adalah dengan memberikan vaksin. CDC merekomendasikan bahwa anak-anak setidaknya mendapatkan empat dosis vaksin polio. Mereka harus mendapatkan satu dosis vaksin di setiap usia mulai dari 2 bulan, 4 bulan, 6 hingga 18 bulan, 4 sampai 6 tahun [13].

Ada dua jenis vaksin yang bisa diberikan meliputi [4]:

  • Jenis Inactivated Polio Vaccine (IPV). Vaksin tersebut disuntikkan dilengan atau kaki. Pemberian vaksin ini tergantung usia anak tersebut [4].
  • Jenis Oral Polio Vaccine (OPV). Vaksin ini digunakan diseluruh negara yang diberikan melalui mulut sebagai obat tetes [4].

2. Tindakan Pengobatan Polio

Selain pemberian vaksin, anak-anak yang menderita polio bisa melakukan pengobatan yang dibantu dengan dokter. Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan meliputi [1]:

  • Pemberian obat pereda nyeri seperti asam mefenamat dan ibuprofen [1]
  • Pemasangan ventilator sebagai alat membantu pernapasan [1]
  • Terapi fisik untuk membantu agar otot tidak kaku [1]
  • Pemberian obat antispasmodik untuk mengendurkan otot [1]
  • Istirahat yang cukup [1]
  • Pemberian obat antibiotik untuk mencegah infeksi [1]
  • Pola makan yang sehat [9]
  • Kurangi aktivitas fisik seperti bermain [9]

Gejala polio dari anak- ke anak dapat bervariasi, tergantung pada jenis polio seperti Abortive, Nonparalitik dan Paralitik [3]. Namun, sebagian besar anak yang terinfeksi polio jarang menunjukkan gejala.

Saat ini memang belum ada obat untuk penyakit polio, namun penyakit tersebut bisa dicegah dengan melakukan vaksin polio. Pemberian vaksin tersebut sebagai bentuk pencegahan agar dapat melindungi anak-anak kecil dari virus polio. Hal ini dikarenakan anak kecil sangat rentan terinfeksi penyakit menular tersebut [14].  

[1] Hansa D. Bhargava, MD. Webmd.com. Polio. 2020
[2] Anonim. Cdc.gov. What is Polio- for Healthcare Providers. 2021
[3] Anonim. Childrenhospital.org. Poliomyelitis Symptoms & Causes.
[4] Anonim. Cdc.gov. What is Polio. 2021
[5] Anonim. Nhs.uk. Polio. 2021
[6] Anonim. Nhs.uk. High Temperature (Fever) in Children. 2020
[7] Renee A. Alli, MD. Webmd.com. What to Do When You Kid Has a Fever. 2021
[8] Anonim. Cdc.gov. Strep Throat: All You Need to Know. 2022
[9] Barry Zingman, MD, L. Renee Watson, MSN, RN, Raymond Turley, Jr PA-C. urmc.rochester.edu. Poliomylitis (Polio) in Children.
[10] Michael W. Smith, MD. Webmd.com. What is Paresthesia?. 2020
[11] Amita Shroff, MD. Webmd.com. Symptoms of Meningitis. 2021
[12] Anonim. Cdc.gov. Vaccine (Shot) for Polio). 2019
[13] Anonim. Cdc.gov. Polio Vaccination. 2018
[14]Anonim. Who.int. Poliomyelitis. 2019



Share