Stroke ringan adalah istilah untuk kondisi stroke yang cepat timbul dan cepat hilang karena berlangsung tergolong singkat [1,2].
Penderita stroke ringan mengalami gejala dalam beberapa jam atau menit, namun jika dibiarkan tanpa penanganan dapat mudah berkembang menjadi stroke permanen [1,2].
Transient ischemic attack (TIA) merupakan istilah medis bagi stroke ringan, yakni kondisi aliran darah menuju otak yang berkurang karena pembuluh darah otak mengalami sumbatan [1,2].
Pada dasarnya, gejala stroke ringan mirip dengan stroke permanen di mana yang membedakan hanya durasi terjadinya gejala yang bersifat sementara [1,2].
Berikut ini merupakan deretan gejala stroke ringan yang perlu diketahui dan sebaiknya segera ditangani sebelum berkembang permanen.
Daftar isi
Kelemahan otot wajah menjadi gejala umum stroke, baik pada stroke ringan maupun permanen [1,2].
Karena otot wajah melemah, otomatis satu sisi wajah (kanan atau kiri) bisa turun, di mana hal ini akan mudah terdeteksi dan terlihat ketika penderita diminta tersenyum [1,2].
Untuk memeriksa apakah seseorang mengalami stroke ringan, maka minta orang tersebut tersenyum supaya dapat melihat adakah penurunan di satu sisi wajahnya [1,2].
Biasanya, pada sisi wajah yang turun juga akan mati rasa bagi penderitanya [1,2,3].
Selain kelemahan otot di satu sisi wajah, otot lengan juga biasanya terpengaruh sehingga terasa lemas [1,3].
Penderita stroke ringan dapat kesulitan saat mengangkat kedua lengannya karena juga terasa kebas atau mati rasa [1,3].
Selain minta seseorang yang diduga stroke tersenyum, minta dirinya mengangkat kedua lengannya untuk memastikan kondisi stroke [1,3].
Ketika diangkat bersamaan, salah satu lengan akan cenderung lebih lemah dan hal ini bisa menjadi pertanda adanya stroke ringan [1,3].
Bagian tubuh tertentu sekalipun tergolong stroke ringan dapat mengalami kesemutan, terutama di area wajah, lengan dan tungkai [4].
Gejala awal biasanya menunjukkan adanya rasa kesemutan di salah satu atau dua jari lebih dulu (dapat dialami pada jari tangan atau jari kaki) [4].
Pada stroke ringan, penderita juga akan mulai mengalami kesulitan dalam bicara sehingga cenderung tidak jelas artikulasinya [1,2,3,4].
Penderita dalam hal ini mengalami cadel dan cara bicara yang tak beraturan [1,2].
Pada beberapa kasus bahkan penderita stroke ringan ada yang tak mampu bicara normal sama sekali walau bersifat sementara [1,2].
Untuk mengetahui apakah penderita mengalami stroke, minta penderita untuk mengulangi kalimat sederhana dan akan bisa dipastikan dari hal tersebut [1].
Selain itu, stroke ringan juga bisa menyebabkan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk atau nyeri tajam pada bagian tubuh mana saja [1].
Hal ini juga bisa disertai dengan kelemahan atau kelumpuhan di bagian-bagian tubuh penderita, tidak hanya pada wajah, lengan atau tungkai [1].
Kelemahan ini kemudian mampu memengaruhi sistem koordinasi tubuh di mana hal ini ditandai dengan penderita mengalami kehilangan keseimbangan [1].
Stroke ringan yang menyerang mata juga dapat menyebabkan penglihatan terganggu [1,5].
Ketika terjadi sumbatan pada pembuluh darah atau pembuluh darah pecah, maka penglihatan penderita bisa berubah buram [1,5].
Hal seperti ini bisa terjadi pada satu atau kedua mata, terutama dalam bentuk penglihatan ganda atau gerakan mata yang tak terkendali [1,5].
Pada beberapa kasus gejala stroke ringan, sakit kepala dapat terjadi karena aktivitas otak mengalami perubahan [1,6].
Ketika aliran darah menuju otak tak seperti normalnya, nyeri kepala adalah salah satu akibat yang penderita rasakan [1,6].
Meski demikian, sakit kepala hanya akan terasa dalam beberapa menit hingga beberapa jam pada stroke ringan [1,6].
Apa penyebab atau faktor risiko gejala stroke ringan?
Suplai darah ke otak yang terhambat biasanya menjadi alasan utama dibalik gejala-gejala stroke ringan [1,2,3,4].
Namun selain itu, beberapa faktor di bawah ini juga seringkali meningkatkan risiko seseorang mengalami gejala stroke ringan [2,3,7].
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Saat beberapa gejala seperti turunnya satu sisi wajah, lengan melemah/lumpuh, dan sulit bicara/cadel, segera periksakan diri ke dokter [2].
Dokter akan meminta pasien menjalani tes pemindaian, seperti MRI dan CT scan kepala untuk memeriksa detail kondisi kepala [2].
Selain itu, pemeriksaan darah, tekanan darah, dan tes urine kemungkinan juga perlu pasien tempuh untuk mengetahui faktor risiko gejala stroke yang pasien alami [2].
Bagaimana prognosis stroke ringan?
Gejala stroke ringan walau hanya sementara namun berpotensi kambuh kembali sewaktu-waktu dan berkembang hingga menjadi stroke permanen [2].
1 dari 4 pasien penderita transient ischemic attack diketahui berpeluang mengalami stroke 5 tahun pasca gejala yang terjadi [8].
Risiko penyakit arteri koroner juga jauh lebih tinggi pada penderita gejala stroke ringan ini [8].
Oleh sebab itu, edukasi dini mengenai penyakit stroke dan bahayanya sangat diperlukan, termasuk seberapa pentingnya menjaga tekana darah tetap stabil melalui diet dan kebiasaan hidup sehat [2].
Namun umumnya, deteksi dan penanganan dini penyakit stroke akan membantu memperlambat perkembangannya dan meminimalisir risiko komplikasi stroke.
1. Melissa Conrad Stöppler, MD & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. 14 Stroke Early Warning Signs and Symptoms. MedicineNet; 2021.
2. Kiran K. Panuganti; Prasanna Tadi; & Forshing Lui. Transient Ischemic Attack. National Center for Biotechnology Information; 2021.
3. Anonim. Stroke: Overview. National Center for Biotechnology Information; 2008.
4. Stroke Association. Thousands risk stroke as mini-stroke signs ignored. Stroke Association; 2012.
5. Bokkwan Jun, MD. Diagnostic Considerations in Patients Presenting with Transient Vision Loss. Missouri Medicine; 2016.
6. Elena R. Lebedeva, Natalia M. Gurary, & Jes Olesen. Headache in transient ischemic attacks. The Journal of Headache and Pain; 2018.
7. Supreet Khare. Risk factors of transient ischemic attack: An overview. Journal of Midlife Health; 2016.
8. Caren M Wu, Kevin McLaughlin, Diane L Lorenzetti, Michael D Hill, Braden J Manns, & William A Ghali. Early risk of stroke after transient ischemic attack: a systematic review and meta-analysis. JAMA Internal Medicine; 2007.