Daftar isi
Apa Itu Stroke Ringan ?
Stroke Ringan berbeda dengan stroke, di mana lesi tidak mengenai arteri besar melainkan mengenai pembuluh kecil di otak. Stroke Ringan ini dikenal juga dengan nama lain yaitu serangan iskemik trasien [1, 2].
Karena tidak mengenai arteri besar, biasanya peredaran darah akan pulih dalam hitungan menit, atau umumnya tidak lebih dari sepuluh menit [1].
Stroke Ringan ini dapat juga dikatakan sebagai stroke sesaat namun tidak membahayakan sel sel otak maupun tidak dapat menyebabkan kelainan permanen [2].
Gejala Stroke Ringan
Gejala Stroke Ringan ini hampir bisa dikatakan mirip dengan stroke biasa. Adapun gejala Stroke Ringan ini dapat berupa [3]:
- Wajah, lengan atau kaki mengalami mati rasa khususnya pada satu sisi saja
- Kebingungan mendadak
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan memahami orang lain
- Kesulitan melihat
- Kesulitan berjalan
- Kehilangan keseimbangan
- Pusing
- Kurang koordinasi
- Sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas
- Kesulitan menelan (disfagia)
- Wajah terkulai
Penyebab Stroke Ringan
Penyebab utama Stroke Ringan adalah gumpalan darah yang berada di arteri yang terhubung ke otak menyebabkan darah tidak mengalir. Dengan kata lain, otak pun tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup untuk menjalankan fungsinya [3].
Namun, umumnya gumpalan ini hanya bersifat sementara dan dapat diserap dengan cepat sehingga aliran darah dapat kembali lancar. Selain itu, bahan lemak (plak) maupun gelembung udara mungkin juga dapat menyebabkan Stroke Ringan [3].
Walaupun jarang terjadi, namun pendarahan kecil di otak mungkin juga dapat menyebabkan Stroke Ringan [3].
Risiko Stroke Ringan
Pada Stroke Ringan, ada dua jenis risiko, risiko yang dapat dikendalikan dan risiko yang tidak dapat dikendalikan sebagai berikut [3]:
- Faktor Risiko yang Dapat dikendalikan
Faktor risiko Stroke Ringan yang dapat dikendalikan antara lain [3]:
- Merokok dan Terpapar asap rokok
- Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2
- Konsumsi makanan tinggi lemak
- Aktivitas fisik yang kurang
- Obesitas
- Faktor Risiko yang Tidak Dapat Dikendalikan
Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko Stroke Ringan yang tidak dapat dikendalikan [3]:
- Usia tua
- Riwayat keluarga dengan stroke
- Ras tertentu
- Berjenis kelamin wanita
Kapan Harus Kedokter ?
Mengingat gejala Stroke Ringan dan stroke biasa hampir sama, maka jika mengalami gejala stroke sebaiknya segera memeriksakan diri kedokter. Dengan demikian, dokter akan melakukan diagnosis melalui beberapa tes seperti [2]:
- Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT)
- Pemindaian pencitraan resonansi magnetic
- CT angiografi resonansi magnetic
- Pemantauan irama jantung
Dengan tes tersebut, dokter akan dapat mengetahui penyebab Stroke Ringan itu sendiri. Stroke Ringan ini banyak dianggap remeh oleh orang pada umumnya. Bahkan banyak yang menyalah artikan Stroke Ringan sebagai kelelahan kerja maupun hipertensi saja [1, 2].
Gejala Stroke Ringan yang muncul tanpa pemeriksaan dokter segera akan dapat menimbulan gejala yang berulang dan meningkat. Awalnya mungkin Stroke Ringan ini tidak menimbulkan kerusakan otak. Namun, jika Stroke Ringan terjadi berulang dan meningkat, maka risiko kerusakan otak hingga tidak bisa diperbaiki bisa saja terjadi [1].
Pengobatan Stroke Ringan
Pengobatan Stroke Ringan mungkin akan bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Umumnya, perawatan Stroke Ringan ini akan berfokus pada peningkatan aliran darah ke otak [2, 3].
Selain itu, jika memang ada kelainan lain yang menjadi penyebabnya maka dokter akan melakukan perawatan untuk hal itu juga. Adapun pengobatan untuk Stroke Ringan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter antara lain [2, 3]:
- Obat Antiplatelet
Obat antiplatelet merupakan obat obatan yang dapat mencegah pembekuan darah. Obat obatan ini beragam, termasuk [3]:
- Aspirin
- Clopidogrel (plavix)
- Prasugrel (efisien)
- Aspirin-dipiridamol (aggrenox)
- Antikoagulan
Antikoagulan merupakan obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah. Antikoagulan ini lebih fokus ke protin daripada menargetkan trombosit. Antikoagulan mungkin meliputi [3]:
- Warfarin (Coumadin)
- Rivaroxaban (Xarelto)
- Apixaban (Eliquis)
Warfarin digunakan dengan pantauan dokter, khususnya untuk memastikan dosis yang diterima sudah tepat. Sedangkan obat rivaroxaban dan apixaban tidak memerlukan pemantauan.
- Intervensi Karotis Invasif Minimal
Intervensi karotis invasif minimal merupakan salah satu prosedur pembedahan untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Prosedur ini menggunakan kateter yang dimasukkan melalui arteri femoralis di selangkangan.
Prosedur ini biasanya difokuskan pada area yang mengalami penyempitan hingga menghambat aliran darah.
- Pembedahan
Operasi pembedahan mungkin diperlukan jika penyempitan arteri karotis di leher pada tingkatan yang parah. Operasi yang mungkin direkomendasikan disebut dengan endarterektomi karotid.
Operasi tersebut, prosedurnya dokter akan membersihkan arteri karotis dari timbunan lemak dan plak. Operasi pembedahan mungkin juga dibutuhkan untuk mencegah stroke terjadi di masa yang akan datang.
- Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup tentu akan sangat membantu mengurangi risiko Stroke Ringan terjadi kembali di masa depan. Selain itu, perubahan gaya hidup juga dapat membantu pengobatan medis berjalan dengan lebih baik.
Adapun perubahan gaya hidup yang disarankan untuk penderita Stroke Ringan antara lain [3]:
- Berolahraga dengan rutin
- Menurunkan berat badan dan menjaga berat badan sehat
- Mengonsumsi makanan yang bergizi, termasuk sayur dan buah buahan
- Mengurangi asupan makanan yang digoreng
- Mengurangi konsumsi gula rafinasi
- Tidur yang cukup
- Mengurangi stres
- Melakukan pengelolaan yang baik pada kondisi medis lain yang berhubungan dengan Stroke Ringan, termasuk diantaranya yaitu diabetes, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
Pencegahan Stroke Ringan
Ketika melakukan pemeriksaan ke dokter setelah terjadi gejala Stroke Ringan pertama kali, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa hal untuk mencegah gejala terjadi kembali. Adapun langkah pencegahan yang mungkin disarankan oleh dokter antara lain [1]:
- Mengontrol tekanan darah dan hipertensi arteri dengan minum obat antihipertensi
- Menjauhkan diri dari gaya hidup yang buruk
- Mengobati atau melakukan pengelolaan yang tepat pada penyakit yang berkontribusi terhadap penyumbatan aliran darah (seperti trombosis, diabetes)
- Menjaga berat badan sehat
- Makan seimbang dan bergizi
- Lakukan aktivitas fisik rutin (seperti olahraga teratur non-berat untuk meningkatkan sirkulasi darah);
- Berjalan jalan mencari udara segar setidaknya satu jam sehari
- Mengelola stres dengan baik, kunjungi psikolog jika dibutuhkan