Tinjauan Medis : drg. Jefrianto Wololy
Masalah gigi tonggos ini berfokus pada pencegahan. Karena itu, kerjasama dokter gigi - pasien selama masa pertumbuhan anak sangat penting untuk mencegah hal ini terjadi. Peran serta orang tua dan anak
Daftar isi
Memiliki penampilan yang menarik dengan gigi yang rapi merupakan idaman setiap orang. Jika seseorang memiliki gigi tonggos atau over bite, tentu hal tersebut dapat menurunkan rasa percaya diri.
Gigi tonggos tersebut dalam dunia medis disebabkan karena maloklusi gigi yaitu suatu kondisi di mana rahang tidak gigi tidak sejajar. Sehingga kondisi ini menyebabkan gigi tumbuh dengan susunan yang tidak rapi.
Seseorang yang memiliki gigi tonggos biasanya memiliki gigi atas yang menonjol dari gigi bawah dengan proporsi antara 30-50%. Kebanyakan orang dengan gigi tonggos memiliki masalah gigi bengkok padahal sebenarnya gigi dan rahang orang tersebut tidak benar susunannya sehingga terlihat tidak rapi.
Kondisi ini seringkali disebabkan karena faktor keturunan, namun terdapat faktor lain seperti kondisi pertumbuhan rahang yang tidak normal (cacat).
Meskipun banyak orang mampu bertahan dengan kondisi gigi seperti ini, namun tidak sedikit orang melakukan tindakan untuk merapikan gigi tersebut. Terdapat beberapa cara untuk merapikan gigi seperti memakai kawat hingga operasi tulang rahang [1].
Penyebab utama dari gigi tonggos adalah karena faktor genetika sehingga kondisi ini dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya. Namun terdapat beberapa penyebab lain yang memicu kondisi gigi tonggos pada seseorang. Berikut merupakan ulasan penyebab gigi tonggos [1,4,5]:
1. Genetika
Seseorang yang memiliki gigi tonggos pasti memiliki riwayat keluarga yang juga mengalami kondisi yang sama. Hal ini biasanya ditandai dengan rahang orang tersebut tidak rata antara atas dan bawah. Sehingga susunan gigi menjadi tidak rapi.
2. Kebiasaan menghisap jempol saat kecil
Ternyata hal ini bukanlah mitos belaka namun kebiasaan menghisap jempol dapat mengakibatkan kondisi gigi tonggos. Aktivitas tersebut termasuk non-nutritive sucking behavior (NNSB) atau perilaku yang tidak menghasilkan nutrisi apapun berbeda dengan menyusui.
Ketika kebiasaan tersebut berlanjut hingga usia 3 sampai 4 tahun atau saat gigi permanen muncul, tekanan yang diciptakan oleh kegiatan menghisap jempol dapat menyebabkan gigi permanen masuk pada posisi yang salah.
3. Menghisap dot saat kecil
Sama halnya dengan menghisap jempol, kegiatan ini termasuk NNSB. Berdasarkan penelitian pada tahun 2016 [4], anak kecil yang menggunakan dot memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap maloklusi gigi daripada mengisap jari atau ibu jari.
4. Mendorong gigi menggunakan lidah
Dorongan lidah yang terlalu kuat dapat menyebabkan maloklusi gigi yang bisa mengakibatkan overbite. Kondisi ini biasanya ditemukan pada anak-anak, namun dapat bertahan hingga dewasa.
Kondisi tersebut dapat disebabkan karena beberapa hal, seperti kelenjar gondok yang mengalami pembengkakan kronis atau amandel serta kebiasaan menelan yang buruk.
Pada orang dewasa, kebiasaan ini dilakukan saat sedang stres juga bisa menyebabkan hal tersebut. Beberapa orang dewasa umumnya menyodorkan lidah mereka pada saat tidur.
5. Terdapat gigi hilang, gigi gingsul dan gigi yang bertumbukan.
Susunan gigi yang tidak beraturan karena bergesernya posisi gigi dan terjadi kerenggangan antar gigi dapat mempengaruhi posisi gigi depan. Gigi gingsul yang disebabkan karena kurangnya ruang untuk gigi yang tumbuh serta gigi yang bertumbukan dapat menyebabkan gigi tidak rata satu sama lain.
6. Terdapat tumor dan kista di mulut atau rahang
Kondisi yang membahayakan ini juga dapat mengubah posisi gigi, bentuk mulut serta posisi rahang. Hal tersebut terjadi karena adanya pembengkakan persisten atau pertumbuhan di bagian atas mulut atau rahang yang menyebabkan gigi bergeser ke depan.
Tumor dan kista di rongga mulut atau rahang juga dapat menyebabkan rasa sakit, benjolan, dan luka. Tentunya kondisi serius ini harus mendapatkan pertolongan medis.
Terdapat 2 tipe dari gigi tonggos yakni vertical overbite dan horizontal overbite. Vertical overbite merupakan suatu kondisi di mana gigi atas mengalami tumpang tindih dengan gigi bawah.
Sedangkan horizontal overbite terjadi ketika gigi atas lebih menonjol dibandingkan gigi bawah. Tentunya kedua tipe dari gigi tonggos ini dapat dideteksi sejak dini.
Bisanya beberapa orang yang memiliki kondisi gigi tonggos bisa ditemukan kedua jenis yaitu vertikal dan horizontal atau salah satunya. Pada anak-anak, biasanya dapat dilihat pada saat pertumbuhan gigi susu yakni pada usia 3 hingga 4 tahun [2].
Saat memasuki masa anak-anak, tentunya kondisi gigi ini dapat dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mencari ciri-ciri dari gigi tonggos. Berikut adalah beberapa ciri dari gigi tonggos:
Meskipun banyak orang yang mampu bertahan dengan kondisi gigi tonggos seumur hidupnya, namun kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang signifikan.
Jika tidak mendapatkan perawatan, kondisi gigi ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan kemungkinan nyeri pada rahang termasuk gangguan sendi temporomandibular (TMJ). Selain itu, terdapat beberapa risiko lain dari gigi yang overbite, yakni sebagai berikut [1,2]:
Namun risiko yang paling sering dihadapi oleh banyak orang adalah perubahan struktur wajah. Jika overbite terjadi sejak kecil, maka hal tersebut akan berkembang saat dewasa jika tidak mendapatkan perawatan. Biasanya, banyak orang yang kurang percaya diri dengan tampilan gigi tonggos yang mereka miliki [1,2].
Untuk mendiagnosa kondisi gigi tonggos, dokter biasanya akan melakukan tes fisik terlebih dahulu. Selanjutnya untuk mengetahui lebih jelas susunan gigi, pasien akan melakukan rotgen gigi, foto wajah dan foto susunan gigi. Hal ini diperlukan untuk menentukan apakah perlu dilakukan perawatan dan jika diperlukan perawatan apa yang sesuai [3].
Hasil rotgen gigi dengan sinar X memberikan informasi tentang posisi gigi, dan akar. Setelah itu, dokter gigi akan mengambil foto wajah pasien untuk memeriksa lebih lanjut hubungan antara gigi, rahang, dan kepala.
Selanjutnya setelah hasil diagnosa selesai, dokter gigi akan meminta pasien menggigit bahan lunak yang nantinya digunakan untuk membuat salinan gigi secara tepat. Tentunya hal ini dilakukan untuk membuat gigi menjadi lebih rapi [1,3].
Kondisi gigi ini tidak dapat diperbaiki dengan perawatan non medis sehingga cara yang dilakukan untuk memperbaiki gigi tonggos hanya bisa dilakukan di dokter saja. Hal ini dikarenakan untuk memperbaiki gigi diperlukan tekanan yang tepat dan diawasi oleh dokter.
Biasanya dokter gigi yang mendapati pasien dengan kondisi gigi tonggos akan menyarankan untuk melakukan perawatan perbaikan gigi. Perawatan akan disesuaikan dengan usia pasien.
Biasanya pada anak-anak lebih mudah untuk dirawat karena rahang mereka masih dalam tahap perkembangan. Sedangkan bagi orang dewasa perlu dilakukan treatment yang lebih serius.
Bahkan karena kurangnya perawatan pencegahan di awal dapat menyebabkan gejala yang lebih parah karena gigi overbite ini. Berikut ini adalah beberapa perawatan yang direkomendasikan oleh dokter gigi untuk mengatasi masalah overbite berdasarkan usia [2,3]:
Memperbaiki Gigi Tonggos pada Anak-anak dan Remaja
Memperbaiki Gigi Tonggos pada Dewasa
Jika seseorang memilih untuk tidak melakukan tindakan dokter agar gigi menjadi lebih rapi dan menghindari beberapa risiko yang akan ditimbulkan dari kondisi ini, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan. Berikut hal-hal yang harus dilakukan oleh seseorang dengan gigi tonggos tanpa tindakan [1]:
Penyebab utama yang sering ditemukan pada beberapa kasus seseorang dengan kondisi gigi tonggos adalah faktor genetika (keturunan).
Sehingga, untuk mencegah kondisi gigi semakin parah adalah menghindari kebiasaan yang telah dijelaskan sebelumnya seperti menghisap jempol atau jari, menghisap dot, atau mendorong gigi menggunakan lidah.
Tentunya kebiasaan ini harus dihindari sejak kecil agar pertumbuhan gigi menjadi sejajar dan normal [2].
Jika diperlukan untuk menghilangkan kebiasaan menghisap jempol pada anak-anak terdapat alat untuk mencegah mereka melakukan kebiasaan tersebut.
Dengan kain yang menyelimuti jempol, anak-anak akan merasa tidak nyaman untuk kebiasaan yang tidak baik tersebut. Tentunya hal ini dapat mencegah kondisi gigi tonggos [6].
Selain itu, terdapat pula alat lain yang bisa digunakan untuk mencegah lidah mendorong gigi depan untuk mencegah kondisi gigi tonggos. Alat ini dapat berfungsi pula untuk menghentikan kebiasaan menghisap jempol pada anak.
Kebiasaan menghisap jempol atau jari ini dapat memindahkan akar dan tulang rahang di sekitar gigi permanen sehingga terjadi proses pergerakan gigi yang semakin lama akan menyebabkan kondisi gigi tonggos [6].
Namun jika seorang anak memiliki ciri-ciri gigi tonggos yang harus dilakukan adalah melakukan pencegahan dengan mengunjungi dokter gigi untuk berkonsultasi perihal kondisi gigi yang dialami.
Pada anak-anak, biasanya dokter gigi dapat mendeteksi saat usia mereka 7 tahun. Tidak hanya anak-anak saja, orang dewasa juga perlu melakukan pemeriksaan rutin setiap enam hingga dua belas bulan untuk memastikan kondisi gigi overbite tidak semakin parah [2].
1) Christine Frank, DDS. 2019. Healthline. What Causes Buck Teeth (Overbite) and How Do I Treat Them Safely?
2) Anonim. 2017. Absolute Dental. Your Overbite Guide: Causes and Treatment Methods
3) Michael Friedman, DDS. 2019. WebMD. Oral Care. Dental Health With Crooked Teeth and Misaligned Bites
4) J. Doğramacı dan Giampiero Rossi-Fedele. 2016. Journal of American Dental Association. Establishing the association between nonnutritive sucking behavior and malocclusions
5) Anonim. 2012. Healthy Children. Pacifiers and Thumb Sucking
6) Shrik Kotecha. 2020. Glendental. How to fix buck teeth