Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
Hamil anggur atau molar pregnancy adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi akibat pertumbuhan sel trophoblasts yang abnormal. Akibatnya plasenta tidak berkembang dengan normal dan menyebabkan plasenta
Kehamilan akan terjadi setelah telur dibuahi dan tertanam di rahim. Tetapi, kadang-kadang, tahap awal yang sangat sensitif ini tidak berjalan seperti seharusnya. Bila ini terjadi, maka kehamilan tidak akan bertahan. [3]
Hamil anggur adalah salah satu kondisi dimana pembuahan berlangsung abnormal yang kemudian menyebabkan janin pun tidak berkembang.
Daftar isi
Hamil anggur, yang secara medis disebut molar pregnancy, adalah suatu komplikasi kehamilan yang terjadi akibat pertumbuhan sel trophoblasts yang abnormal. Sel ini seharusnya berkembang menjadi plasenta, namun ia tumbuh terlalu cepat sehingga mengambil tempat yang seharusnya digunakan oleh embrio untuk berkembang. [1, 2, 3, 4, 5]
Hamil anggur terjadi bila plasenta tidak berkembang dengan normal. Akibatnya, malah tumor yang terbentuk di rahim dan menyebabkan plasenta menjadi kantung-kantung berisi cairan yang juga disebut kista. Bila dilihat dengan ultrasound, kantung-kantung ini tampak seperti anggur – yang menjadi sebutan untuk penyakit ini. [1, 2, 3, 4, 5]
Kehamilan seperti ini tidak akan bertahan lama karena plasenta tidak bisa memberi nutrisi atau menjadi tempat untuk bertumbuhnya janin samasekali. Pada kasus yang jarang, juga bisa berisiko untuk kesehatan ibu.
Pada sejumlah kecil kasus, sel molar bisa tertanam jauh ke dalam rahim melebihi batas normal. Sel ini kemudian bisa menjadi bersifat kanker dan menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Jika tidak diobati segera, maka akan berkembang menjadi choriocarcinoma. [2, 3, 4]
Kondisi ini terjadi pada 1 dari 1,000 kehamilan (0.1 persen) – yang artinya, sangat jarang terjadi. [3]
Kondisi ini terbagi menjadi dua jenis: [1, 2, 3, 4, 5]
Pada jenis ini, jaringan plasenta tidak normal dan membengkak serta tampak membentuk kista yang dipenuhi cairan. Jaringan janin tidak terbentuk.
Hamil anggur penuh terjadi bila satu sperma (atau bahkan dua) membuahi sel telur yang tidak memiliki muatan genetik. Akibatnya tidak tersedia cukup kromosom bagi janin untuk bertumbuh.
Pada jenis ini masih ada jaringan plasenta normal yang terbentuk bersamaan dengan jaringan yang abnormal. Pembentukan janin juga mungkin terjadi, namun tidak bisa bertahan dan biasanya akan gugur di awal kehamilan.
Hamil anggur parsial terjadi bila dua sperma membuahi satu telur sehingga gen yang terkumpul menjadi terlalu banyak dan membuat janin tidak bisa berkembang.
Kehamilan seperti ini terjadi karena pembuahan telur tidak berlangsung normal. Sel-sel manusia normalnya terdiri dari 23 pasang kromosom. Satu kromosom pada tiap pasang berasal dari ayah, dan yang satunya lagi dari ibu.
Seperti yang disebutkan diatas, hamil anggur penuh terjadi bila telur yang kosong dibuahi oleh satu atau dua sperma, sehingga seluruh muatan genetik berasal dari ayah. Pada situasi ini, kromosom dari telur ibu tidak ada atau tidak aktif sementara kromosom dari ayah jumlahnya berlipat. [2, 3, 4]
Pada hamil anggur parsial, kromosom ibu ada tapi ayah memberikan dua set kromosom karena dua sperma membuahi satu telur. Akibatnya, embrio memiliki 69 kromosom, yang menjadikannya abnormal. [2, 3, 4]
Hamil anggur tidak bisa dikendalikan karena tidak disebabkan oleh faktor eksternal. Kondisi ini bisa terjadi pada wanita dari segala usia, latar belakang, dan etnis. Hamil anggur terjadi karena masalah genetik pada tingkat DNA yang kejadiannya tidak bisa diprediksi.
Siapa yang Berisiko Mengalami Hamil Anggur?
Sekitar 1 dari 1,000 kehamilan didiagnosa sebagai hamil anggur. Ada berbagai faktor yang dihubungkan dengan kondisi ini, termasuk: [3]
Gejala molar pregnancy bisa termasuk: [1, 2, 3, 4, 5]
Bila timbul gejala-gejala tersebut di awal kehamilan, maka ibu harus segera memeriksakan kandungannya ke dokter.
Dokter akan menduga adanya hamil anggur berdasarkan gejala-gejala yang dialami pasien atau saat melakukan pemeriksaan panggul. Dari sana akan terlihat bila ukuran rahim tidak normal dan bila detak jantung janin tidak terdengar. Selain itu, pendarahan vagina juga mungkin terjadi. [2, 3, 4]
Pada pemeriksaan ultrasound, akan tampak tampilan seperti butiran-butiran salju dengan plasenta yang abnormal, bisa dengan kehadiran janin atau tidak. Jika pasien benar terdiagnosa mengalami hamil anggur, maka tes lebih lanjut akan dilakukan untuk menentukan jenisnya dan apakah ada kemungkinan untuk menyebar keluar rahim. [2, 3, 4]
Tes yang dilakukan bisa termasuk:
Kehamilan seperti ini tidak bisa tumbuh menjadi kehamilan yang normal dan sehat. Pasien harus melakukan pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Hasil dari tes diagnostik bisa membantu menentukan pengobatan apa yang paling tepat. Pilihannya hampir selalu melibatkan pembedahan untuk mengangkat tumor yang terbentuk. Jenis molar yang lebih agresif mungkin membutuhkan kemoterapi atau terapi radiasi.
Pengobatan untuk hamil anggur bisa termasuk: [2, 3, 4]
Kadang-kadang, hamil anggur parsial bisa dilanjutkan. Ibu mungkin memilih untuk melanjutkan kehamilannya dengan harapan akan melahirkan dengan aman dan sukses. Namun, ini akan menjadi kehamilan berisiko tinggi. [4]
Risikonya bisa termasuk pendarahan, masalah dengan tekanan darah, dan bayi lahir prematur. Ibu harus berkonsultasi secara menyeluruh dengan dokter mengenai risiko-risiko ini sebelum memutuskan untuk melanjutkan kehamilannya.
Setelah hamil anggur diangkat, jaringan molar mungkin masih tersisa dan bisa bertumbuh kembali. Kondisi ini disebut persistent gestational trophoblastic neoplasia (GTN), dan terjadi pada sekitar 15 hingga 20 persen hamil anggur penuh, dan 5 persen hamil anggur parsial. [3, 4, 5]
Pada kasus yang jarang, GTN tumbuh menjadi kanker (choriocarcinoma) dan menyebar ke organ-organ tubuh lainnya. Kabar baiknya, kanker ini biasanya berhasil diobati menggunakan beberapa obat kanker.
Selain itu, komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah:
Jika pasien pernah mengalami hamil anggur, maka sebaiknya melakukan konsultasi lebih dulu dengan dokter bila berencana untuk hamil kembali. Dokter mungkin akan menyarankan untuk menunggu enam hingga satu tahun sebelum pasien boleh mengandung lagi. [4]
Risiko terjadinya hamil anggur berulang memang rendah, namun lebih tinggi dibandingan dengan risiko pada wanita yang tidak memiliki riwayat hamil anggur sebelumnya.
Pada kehamilan selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan USG lebih awal untuk memonitor kondisi kandungan dan memastikan janin berkembang normal. Dokter juga mungkin akan menawarkan tes genetik sebelum persalinan.
1) John D. Jacobson, MD, David Zieve, MD, MHA. 2018. Medline Plus - US National Library of Medicine. Hydatidiform mole
2) Mayo Clinic Staff. 2017. Mayo Clinic. Molar pregnancy
3) Noreen Iftikhar, MD, Carolyn Kay, MD. 2019. Healthline Parenthood. Molar Pregnancy: What You Need to Know
4) Harvard Medical School. 2019. Harvard Health Publishing. Molar Pregnancy
5) Unknown. Miscarriage Association. Molar pregnancy