Kuret: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Kuret

Kuret adalah tindakan medis yang dilakukan untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim. Kuret memiliki dua fungsi yaitu untuk mendiagnosis dan mengobati kelainan rahim tertentu, seperti pendarahan hebat atau untuk membersihkan lapisan rahim setelah keguguran atau aborsi.[1]

Kuret yang berfungsi untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit tertentu, biasanya akan direkomendasikan pada pasien yang mengalami:[1]

  • Perdarahan yang abnormal di rahim
  • Pendarahan setelah menopause
  • Ditemukannya sel endometrium yang abnormal selama tes rutin untuk kanker serviks

Gejala-gejala tersebut biasanya diakibatkan oleh:[1]

  • Hiperplasia endometrium, kondisi yang mengindikasikan adanya kanker di mana lapisan rahim menjadi terlalu tebal
  • Polip rahim
  • Kanker rahim

Dokter juga akan merokemendasikan kuret untuk:[2]

  • Mengobati hamil anggur, yaitu kondisi dimana terjadi pembentukan tumor non-kanker di dalam rahim sehingga pasien tampak seperti hamil normal pada umumnya
  • Mengangkat dan memeriksa tumor yang berpotensi menjadi kanker
  • Menghilangkan jaringan yang terinfeksi, yang sering disebabkan oleh penyakit menular seksual yang disebut penyakit radang panggul (PID)
  • Melakukan aborsi elektif
  • Melepas alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), yang merupakan salah satu bentuk kontrasepsi

Prosedur kuret dapat dilakukan bersamaan dengan prosedur lain yang disebut histeroskopi. Selama prosedur tersebut, dokter juga dapat menghilangkan polip rahim dan tumor fibroid.[1]

Proses kuret perlu diawali dengan pembukaan mulut rahim atau dilatasi. Inilah alasan kenapa kuret juga dikenal dengan istilah dilatasi dan kuret (dilation and curettage/D&C).[2]

Persiapan Kuret

Sebelum menjalani prosedur kuret, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik lengkap seperti tes darah atau tes diagnostik lainnya untuk memastikan pasien dalam keadaan sehat.[3]

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memulai proses pelebaran serviks beberapa jam atau bahkan sehari sebelum prosedur. Tindakan ini membantu serviks terbuka secara bertahap. [1]

Untuk meningkatkan pelebaran, dokter akan menggunakan obat yang disebut misoprostol yang diberikan secara oral atau vagina. Obat ini berfungsi untuk melunakkan serviks.[1]

Selain itu, pasien juga wajib menginformasikan pada dokter mengenai hal-hal berikut:[3]

  • Riwayat alergi
  • Obat-obatan, vitamin, dan suplemen yang sedang dikonsumsi

Jika kondisi pasien mengharuskannya untuk diberi anestesi umum, maka dokter akan meminta pasien untuk berpuasa selama 8 jam sebelum prosedur.[3]

Pasien dilarang untuk mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin karena dapat meningkatkan peluang pendarahan saat prosedur. Pastikan bawah ada kerabat atau keluarga yang menemani.[3]

Prosedur Kuret

Terdapat dua jenis anestesi yang digunakan pada prosedur kuret, yaitu anestesi umum dan lokal. Anestesi umum akan membuat pasien tertidur dan mati rasa selama prosedur, sedangkan anestesi lokal hanya akan membuat pasien mati rasa di area bagian tubuh tertentu.[1,2]

Pilihan anestesi tersebut didasarkan pada alasan melakukan kuret, kebutuhan, dan riwayat kesehatan pasien.[1]

Secara umum, rangkaian prosedur kuret meliputi:[2]

  • Pasien akan diminta untuk berganti dengan pakaian khusus rumah sakit
  • Tim medis kemudian memberikan anestesi umum melalui kateter kecil yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah atau anestesi lokal dengan suntikan di area atas perut
  • Tim medis juga akan menghubungkan tubuh pasien dengan monitor yang mengukur tekanan darah, pernapasan, dan detak jantung
  • Selanjutnya pasien diminta untuk berbaring telentang di ranjang khusus yang memiliki penyangga untuk menaruh kedua kaki 
  • Lalu dokter memasukkan alat yang disebut spekulum untuk melebarkan dinding vagina sehingga leher rahim dapat terlihat
  • Dokter kemudian membuka serviks dengan alat seperti batang
  • Setelah serviks terbuka, dokter akan mengeluarkan batang dilatasi dan memasukkan alat berbentuk sendok yang disebut kuret. Dokter lalu menarik sisi alat tersebut di sepanjang lapisan rahim.
  • Jika kuret belum bisa mengangkat semua jaringan, dokter mungkin akan menggunakan alat penghisap sebagai gantinya
  • Setelah semua jaringan diangkat dari rahim, dokter mengeluarkan semua instrumen
  • Jaringan yang didapat kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis

Pasca Kuret

Setelah selesai melakukan prosedur, pasien mungkin akan merasa kram di perut selama dua hari dan perlu memakai pembalut sampai tidak lagi terjadi pendarahan. Hal tersebut merupakan efek yang wajar dari kuret. Dokter akan meresepkan obat pain killer untuk meredakan kram. Hindari penggunaan tampon untuk mencegah infeksi.[2]

Periode menstruasi selanjutnya dapat lebih cepat atau lebih lama dari jadwal biasa. [1,2]

Selama 7 hari atau lebih, pasien tidak diperbolehkan mandi dan berhubungan badan karena tindakan ini dapat memasukkan bakteri ke dalam rahim yang dapat menyebabkan infeksi. Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa setelah merasa normal dan mendapat persetujuan dari dokter.[4]

Praktisi kesehatan merekomendasikan untuk menunggu tiga siklus menstruasi sebelum pasien mencoba hamil kembali setelah melakukan kuret, kurun waktu tersebut diperlukan rahim untuk membangun kembali lapisannya sehingga dapat menjadi tempat yang aman bagi calon bayi.[4]

Segera hubungi dokter jika pasien mengalami salah satu tanda infeksi berikut:[1,3]

  • Pendarahan hebat
  • Vagina berbau busuk
  • Demam dan/atau kedinginan
  • Sakit perut secara terus menerus
  • Kram lebih dari 48 jam

Risiko Kuret

Kuret merupakan prosedur yang cukup aman dan memiliki peluang komplikasi yang kecil. Namun, seperti tindakan medis pada umumnya, kuret juga memiliki risiko kesehatan yang dapat dialami oleh pasien setelah melakukan prosedur, seperti:[1,2]

  • Perforasi rahim, yang terjadi ketika instrumen tidak sengaja merobek rahim
  • Kerusakan serviks
  • Jaringan parut di dinding rahim
  • Masalah terkait anestesi yang mempengaruhi kerja jantung dan paru-paru
  • Pembekuan darah akibat kurang gerak
  • Infeksi
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment