Histerektomi: Fungsi, Prosedur dan Risiko

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Shinta Pradyasti
Histerektomi adalah tindakan operatif pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan atas dasar kondisi medis yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita, diantaranya tumor jinak/fibroid, nyeri panggul... yang berlangsung jangka panjang, menstruasi dengan perdarahan berat, hingga kanker pada ovarium, uterus, serviks, dll. Terdapat beberapa tipe dari histerektomi, bergantung dari keadaan klinis setiap individu. Histerektomi total yaitu pengangkatan rahim beserta serviksnya, ini merupakan jenis yang paling banyak dilakukan. Histerektomi subtotal, yaitu diangkatnya rahim dengan meninggalkan serviks pada tempatnya. Histerektomi total dengan salphingo-oophorectomy, yaitu diangkatnya rahim, serviks, tuba fallopi (salpingectomy), dan ovarium (oophorectomy). Sedangkan histerektomi radikal, yaitu diangkatnya Rahim dengan jaringan sekitar, termasuk tuba fallopi, ovarium, kelenjar limfe, dan bagian dari vagina dan jaringan lemak sekitar. Histerektomi termasuk tindakan operasi besar dengan waktu pemulihan yang panjang, tindakan ini di lakukan jika sudah mencoba tatalaksana lain yang lebih ringan. Pasien dapat dirawat hingga 5 hari di rumah sakit pasca menjalani histerektomi, dan membutuhkan 6 hingga 8 minggu untuk pulih sepenuhnya. Waktu pemulihan juga akan bergantung pada jenis histerektomi yang dilakukan. Disarankan untuk istirahat sebisa mungkin selama masa pemulihan dan tidak mengangkat beban-beban yang berat, supaya memberi waktu bagi otot dan jaringan sekitar perut sembuh kembali. Read more

Apa itu Histerektomi?

Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim pada wanita. Rahim merupakan tempat bayi berkembang selama proses kehamilan.

Setelah melakukan tindakan medis ini, seorang wanita tidak bisa lagi mengalami kehamilan bahkan siklus menstruasinya pun ikut berhenti atau menopause.[1]

Wanita yang Membutuhkan Histerektomi

Pengangkatan rahim dilakukan untuk memperkecil risiko dari penyakit tertentu yang diidap oleh pasien. Dokter akan merekomendasikan prosedur medis ini apabila pasien memiliki kondisi medis sebagai berikut:[2,3,4,5]

  • Turun Peranakan (prolaps uteri), yaitu rahim turun dari posisi normal ke dalam vagina. Prolaps uteri terjadi karena ligamen yang menyongkong rahim mengalami pelemahan atau pelonggaran, bisa juga dikarenakan kerusakan pada otot-otot panggul. Kondisi ini biasanya terjadi setelah melahirkan.
  • Kanker serviks, kanker rahim, dan kanker ovarium
  • Endometriosis, yaitu suatu kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim tumbuh di daerah luar tubuh terutama di ovarium. Hal ini menyebabkan rasa nyeri, sakit perut, siklus menstruasi yang tidak teratur dan ketidaksuburan.
  • Adenomiosis, yaitu suatu kondisi di mana lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di dinding otot rahim. Hal ini dapat mengakibatkan kram dan sakit berlebihan saat menstruasi. Selain itu, adenomiosis bisa juga menjadi alasan seorang wanita mengalami pendarahan yang hebat.
  • Pendarahan berat, sebuah situasi ketika darah menstruasi yang keluar lebih banyak dari biasanya sehingga mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan pasien. Biasanya pendarahan berat ini disertai dengan rasa sakit dan nyeri di perut, pusing dan demam.
  • Penyakit radang panggul, merupakan infeksi serius pada organ reproduksi oleh bakteri.
  • Fibroid, tumor jinak yang tumbuh di dinding otot rahim, di luar rahim atau di dalam rahim.

Jenis Histerektomi

histerektomi
Jenis-jenis Metode Histerektomi

Dalam medis, Histerektomi dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:[2,3,4]

  • Histerektomi total, pengangkatan rahim dan serviks sekaligus.
  • Histerektomi subtotal, prosedur medis yang hanya mengangkat rahim tanpa serviks.
  • Histerektomi dan salpingo-oophorectomy bilateral, pengangkatan rahim, tuba falopi dan ovarium. Operasi ini dilakukan jika pasien menderita kanker ovarium, rahim, nyeri kronis akibat infeksi panggul atau endometriosis.
  • Histerektomi radikal, pengangkatan rahim, tuba falopi, ovarium, sebagian vagina, dan ligamen panggul serta kelenjar getah bening. Prosedur ini dilakukan jika pasien tersebut menderita kanker serviks, ovarium, tuba falopi, atau rahim.

Persiapan Histerektomi

Sebelum melakukan histerektomi, biasanya dokter akan mediskusikan beberapa hal dengan pasien, seperti:

  • Riwayat kesehatan, pasien wajib memberitahu dokter apabila sedang mengonsumi obat-obatan tertentu
  • Jenis metode histerektomi yang akan dilakukan, tergantung dari kondisi medis pasien
  • Pasien dianjurkan meminta anggota keluarga atau teman untuk menemani dan memberikan dukungan setelah operasi selesai

Dokter akan meminta pasien untuk mandi dengan sabun yang telah disediakan sebelum operasi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan risiko infeksi.

Prosedur Histerektomi

Histerektomi dilakukan dalam beberapa metode yang berbeda. Tergantung dari riwayat kesehatan serta alasan medis pasien. Ada 3 metode yang umum digunakan, antara lain sebagai berikut:[2]

  • Histerektomi Abdominal

Pada prosedur ini dokter akan membuat sayatan sepanjang 5 sampai 7 inci di sekitar perut, kemudian dilakukan pengangkatan rahim melalui sayatan tersebut.

Pasien biasanya membutuhkan waktu penyembuhan sekitar 2 sampai 3 hari di rumah sakit. Setelah proses penyembuhan, bekas luka akan terlihat di sekitar sayatan.

  • Histerektomi Vaginal

Pada prosedur ini dokter akan membuat sayatan di dalam vagina kemudian rahim serta serviks dikeluarkan melalui sayatan tersebut.

Metode histerektomi vaginal tidak meninggalkan bekas luka, tetapi biasanya setelah operasi dokter akan memasukkan kasa ke dalam vagina untuk mengendalikan pendarahan. Setelah beberapa hari, kasa tersebut akan diambil.

Prosedur ini menggunakan alat bantu yang disebut laparoskop, yakni semacam tabung panjang yang tipis dengan kamera di ujungnya. Dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di perut lalu memasukkan laparoskop melalui sayatan tersebut.

Gambar yang diambil dengan laparoskop ditampilkan pada sebuah layar monitor dan dokter akan melakukan histerektomi sembari melihat gambar tersebut.

Pemulihan pasien dengan metode Histerektomi Laparoskopi tergolong lebih cepat karena sayatan-sayatannya yang berukuran kecil.

Umumnya metode histerektomi vaginal dan laparoskopi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode abdominal.

Kelebihan tersebut seperti proses pemulihan yang lebih cepat, peluang infeksi yang lebih rendah, dan rasa sakit yang ditimbulkan tidak sesakit metode abdominal.[2]

Namun, tidak semua pasien bisa melakukan metode histerektomi vaginal dan laparoskopi. Pasien dengan berat badan berlebih dan memiliki bekas operasi sebelumnya tidak disarankan menjalani kedua metode ini karena sangat berisiko.[2]

Pasca Prosedur Histerektomi

Setelah melakukanhHisterektomi, pasien harus menjalani rawat inap 2 sampai 5 hari di rumah sakit. Bisa jadi lebih, tergantung dari riwayat kesehatan dan metode histerektomi yang dipilih.[3]

Dokter akan memberikan obat pereda nyeri dan meminta pasien untuk berjalan di sekitar bangsal rumah sakit. Tujuannya agar tidak terjadi penggumpalan darah di kaki.[3]

Apabila pasien menjalani histerektomi vaginal, dianjurkan untuk memakai pembalut karena kemungkinan pasien akan mengalami pendaharan atau kecoklatan dari vagina selama 10 hari.[3]

Setelah pulang ke rumah, pasien dilarang melakukan pekerjaan berat dan berhubungan seksual setidaknya 3 sampai 4 minggu. Waktu pemulihan akan lebih lama apabila pasien menjalani histerektomi abdominal, yaitu sekitar 4 sampai 6 minggu.[3]

Risiko Histerektomi

Histerektomi dianggap prosedur yang cukup aman. Tetapi, seperti operasi besar lainnya, Histerektomi juga memiliki beberapa risiko, yaitu: [3,4]

  • Pendaharan hebat
  • Penumpukan darah di bawah jahitan
  • Cedera pada jaringan atau organ, seperti kandung kemih, saluran kemih, pembuluh darah, dan saraf
  • Infeksi luka
  • Sulit buang air kecil
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment