Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Hematoma atau memar secara umum berarti adanya darah di jaringan atau diluar dari pembuluh darah. Umumnya hematoma terjadi akibat cedera pada dinding pembuluh darah, sehingga darah dapat keluar dari pembuluh
Hematoma adalah kondisi munculnya memar pada tubuh karena kerusakan pada salah satu pembuluh darah besar. Semua orang pasti pernah mengalami hematoma, namun hematoma berbeda dengan memar biasa. [1,2,3,4]
Memar biasa disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil saja. Hematoma sebenarnya tidak berbahaya, namun bisa menjadi tanda gejala dari penyakit yang lebih berbahaya. Jadi penting untuk mengenali beberapa jenisnya. [1,2,3,4]
Daftar isi
Jenis hematoma yang berbeda diklasifikasikan berdasarkan tempat munculnya. Berikut ini beberapa jenis hematoma yang perlu diketahui:
Ragam gejala yang dirasakan oleh penderitanya bergantung pada jenisnya. Bahkan pada beberapa jenis hematoma, tidak ditemukan gejala apapun sampai beberapa waktu lamanya. [1,4]
Khususnya pada jenis hematoma internal, yang hanya akan membesar tanpa rasa sakit apapun. Hal ini terjadi karena rasa sakit muncul pada hematoma di area yang kecil saja, seperti bawah kuku. [1,2,3,4]
Selain pembengkakan pada area yang mengalami hematoma, penderita juga dapat mengalami rasa sakit yang disertai dengan perubahan warna pada daerah yang membengkak. [1,2,3,4]
Jika hematoma terjadi pada jaringan otak, maka penderita perlu mewaspadai gejala yang muncul belakangan. Misalnya seperti kesulitan menggerakkan kaki dan tangan atau gangguan penglihatan. [1,3,4]
Benturan pada tubuh adalah penyebab hematoma yang paling umum ditemukan. Ketika berbicara mengenai benturan, tentu benturan yang terjadi pada tubuh bisa dipicu oleh terjatuh, kecelakaan kendaraan, dan luka akibat tembakan. [1,2,3,4]
Ketika tubuh seseorang mengalami benturan, dinding pada pembuluh darah yang terbentur akan mengalami kerusakan. Kerusakan itu menyebabkan pendarahan. [1,4]
Pendarahan itu akan keluar dari pembuluh darah dan menekan jaringan disekitarnya, sehingga terbentuklah hematoma. Semakin parah pemicu benturannya, maka semakin tinggi tingkat keparahan hematoma yang terjadi. [1,4]
Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa hematoma dapat terjadi tanpa penyebab khusus. Jadi penting untuk mendeteksinya lebih cepat dari gejala yang muncul di tubuh. [1,2,3,4]
Selain itu, konsumsi beberapa jenis obat dapat menjadi penyebab hematoma juga. Khususnya hematoma pada bagian lengan dan kaki. [2,4]
Obat-obatan yang dapat menyebabkan hematoma antara lain adalah aspirin, eliquis, warfarin, dan clopidogrel. [2,4]
Kebanyakan jenis hematoma diakibatkan oleh trauma atau benturan yang sederhana. Jadi tidak akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. [1,2,3,4]
Seperti misalnya hematoma pada bagian bawah kuku. Walau terasa sangat sakit, biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah 2 sampai 3 minggu. Namun, jika rasa sakit tidak kunjung hilang maka saat itulah perlu segera memeriksakan diri ke dokter. [1,2,3,4]
Hematoma disebabkan oleh trauma atau benturan yang disadari oleh penderitanya. Jadi ketika sudah terjadi, penderita bisa menyadari sendiri apakah ada gejala yang perlu diperiksakan ke dokter. Khususnya jika rasa sakit tidak kunjung hilang. [1,2,3,4]
Jika hematoma terjadi di kepala karena benturan di kepala, maka seketika benturan terjadi penderita harus segera memeriksakan diri. Pasalnya benturan di kepala bisa menimbulkan komplikasi yang membahayakan. [1,2,3,4]
Dokter dapat langsung mendiagnosa hematoma dari pemeriksaan fisik saja. Namun jika pasien menunjukkan gejala adanya perdarahan di dalam tubuh, maka dokter akan melakukan beberapa tes untuk memastikan diagnosanya. [3,4]
Berikut ini beberapa jenis tes tersebut:
CT Scan dilakukan untuk mendeteksi hematoma dan perdarahan internal, khususnya yang terjadi di bagian kepala. Namun bisa juga dilakukan untuk hematoma di bagian perut. [3,4]
Khusus untuk hematoma epidural, teknik pemeriksaan dengan MRI akan lebih efektif digunakan. Hasilnya lebih cepat mendeteksi perdarahan yang terjadi di sekitar area perut. [3,4]
Satu lagi tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa hematoma adalah X-ray. Tes ini sangat membantu untuk menemukan hematoma pada kasus yang disebabkan oleh patah tulang. [3,4]
Secara umum, hematoma dapat diobati dengan perawatan sendiri saja. Misalnya dengan mengompres bagian yang memar dengan es batu. [1,2,3,4]
Namun untuk hematoma yang menimbulkan rasa sakit tidak tertahankan, dokter biasanya akan menyarankan konsumsi obat pereda rasa sakit. Namun dokter akan melarang penggunaan aspirin yang dapat makin memperparah hematoma. [1,2,3,4]
Khusus untuk hematoma yang parah dan terjadi di area otak, tulang belakang, dan organ lain, maka dokter bisa melakukan operasi. Operasi ini dilakukan untuk menyedot darah yang menumpuk agar tidak menekan organ vital tersebut. [1,2,3,4]
Jika benturan dan trauma sudah terjadi, maka hematoma tidak dapat dicegah lagi. Jadi cara agar dapat mencegah hematoma adalah dengan menghindari aktivitas yang beresiko membuat tubuh terkena benturan. [3,4]
Khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi obat-obat yang dapat menipiskan pembuluh darah, perlu rutin memastikan dosisnya dan memeriksakan diri. Agar pencegahan hematoma bisa dilakukan. [3,4]
1. Jon Johnson & Stacy Sampson, D.O. Hematoma: Everything you need to know. Medical News Today: 2019.
2. Scott Frothingham & Alana Biggers, M.D., MPH. Hematoma in the Leg. Healthline: 2019.
3. Benjamin Wedro, MD, FACEP, FAAEM & Mary D. Nettleman, MD, MS, MACP. Hematoma. MedicineNet: 2021.
4. Siamak N. Nabili, MD, MPH & Melissa Conrad Stöppler, MD. Hematoma. RxList: 2021.