Infeksi virus herpes simpleks, yang umumnya dikenal sebagai herpes, dapat disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) atau virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) [4].
Secara global, tingkat di antara orang dewasa HSV-1 atau HSV-2 adalah antara 60% dan 95%. HSV-1 biasanya didapat saat anak-anak.
Insiden HSV-1 pada populasi dengan status sosial ekonomi rendah adalah antara 70%-80% dan 40%-60% pada mereka dengan status yang lebih tinggi [3].
Daftar isi
Herpes mulut/ herpes oral/ herpes simplex oral adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1).
Herpes oral ditandai dengan munculnya luka dingin dapat menyebabkan lepuh kecil pada mulut dan sakit tenggorokan, sedangkan herpes genital muncul dengan gejala seperti lepuh kecil yang pecah dan menyebabkan bisul ringan di area genital [3].
HSV-1 terutama ditularkan melalui kontak oral ke oral untuk menyebabkan herpes oral (yang dapat mencakup gejala yang dikenal sebagai “cold sores”), tetapi juga dapat menyebabkan herpes genital [5].
Dengan melakukan seks oral dapat, seperti berciuman, dapat menyebabkan berpindahnya HSV-1 ke area genital yang akan beresiko terinfeksi HSV-2.
Telah dihipotesiskan bahwa sekitar 1/3 populasi dunia telah mengalami gejala HSV-1 di beberapa titik sepanjang hidupnya. Sekitar 1 dari 1000 bayi baru lahir di Amerika Serikat mengalami infeksi virus herpes simpleks neonatal, akibat paparan HSV selama persalinan pervagina [2].
Jalur lahir merupakan cara penularan paling besar dari ibu dengan herpes oral kepada anaknya.
HSV-1 dengan air liur yang terkontaminasi atau sekresi tubuh yang terinfeksi lainnya. HSV-1 memiliki beberapa mekanisme lain yang mengatur berbagai sel imunologi dan sitokin [1].
HSV-1 mempunyai kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh melalui induksi akumulasi sel CD1d. Dimana sel CD1d berfungsi menstimulasi sel T pembunuh alami, sehingga respon imun dapat ditingkatkan. Ketika molekul CD1d diasingkan antar sel oleh HSV, respon imun dapat terhambat [1].
Setelah HSV-1 sembuh oleh pengobatan, maka antibodi akan membentuk sel T pengingat, sehingga kemungkinan terpapar HSV-1 kecil, tetapi dengan seks yang tidak sehat dapat menyebabkan HSV-2 menginfeksi tubuh.
Sebagian besar infeksi HSV-1 adalah herpes oral, yaitu infeksi di dalam atau sekitar mulut, kadang-kadang disebut herol orolabial, oral-labial atau oral-facial [5].
HSV-2, ditandai dengan luka di sekitar alat kelamin atau dubur. Meskipun luka HSV-2 dapat terjadi di lokasi lain, luka ini biasanya ditemukan di bawah pinggang.
Meskipun HSV-1 biasa terjadi di area mulut, tetapi sebagian infeksi HSV-1 adalah herpes genital (infeksi pada genital atau area anal).
Tinjauan Penting untuk diketahui bahwa HSV-1 dan HSV-2 dapat menyebar meskipun tidak ada luka.
Herpes oral diakibatkan oleh masuknya Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) yang menyebabkan terbentuknya erupsi vesikular primer dan berulang, terutama di mukosa oral dan genital.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah anggota dari subfamili Alphaherpesviridae. Strukturnya terdiri dari dsDNA linier, kapsid iksosahedral yang berdiameter 100-110 nm, dengan selubung tipis.
Infeksi HSV-1 memiliki berbagai presentasi, termasuk herpes orolabial, herpetic sycosis (HSV folliculitis), herpes gladiatorum, herpetic whitlow, infeksi HSV mata, herpes encephalitis, erupsi variaiformis Kaposi (eksim herpeticum), dan infeksi HSV yang parah atau kronis [1].
Secara umum, patogenesis infeksi HSV-1 mengikuti siklus infeksi primer sel epitel, latensi terutama pada neuron, dan reaktivasi. [1].
Bagaimana Cara Penularan ?
Herpes sangat mudah menular jika anda berhubungan langsung dengan orang yang terkena HSV. Berhubungan seks bukan faktor utama dalam penularan HSV, ciuman dapat dengan mudah menular dan ini sangat umum terjadi penularan herpes mulut [8].
Secara keseluruhan, sebagian besar infeksi HSV-1 tidak menunjukkan gejala (asimtomatik), dan jika disertai gejala dengan lesi mukokutaneus ringan yang berulang [2].
Gejala umum yang biasanya terjadi adalah [9]:
Pada anak-anak, infeksi HSV-1 orolabial simtomatik sering muncul sebagai gingivostomatitis yang menyebabkan rasa sakit, halitosis, dan disfagia. Pada orang dewasa, dapat muncul sebagai faringitis dan sindrom seperti mononukleosis [4].
Ada berbagai presentasi klinis termasuk [1]:
Prediksi infeksi HSV-1 bervariasi tergantung pada manifestasi dan lokasi infeksi HSV-1.
Virus ini dapat menyebar ke mata, yang dapat menyebabkan keratitis HSV, infeksi kornea, kubah bening yang menutupi bagian mata yang berwarna.
Infeksi biasanya sembuh tanpa merusak mata, tetapi infeksi yang lebih parah dapat menyebabkan jaringan parut kornea atau kebutaan [6].
Komplikasi
Kemungkinan komplikasi yang didapat penderita HSV-1 adalah [6]:
Faktor Risiko yang terjadi bila terkena herpes mulut
Faktor risiko untuk infeksi HSV parah atau kronis termasuk keadaan immunocompromised seperti penerima transplantasi (organ padat atau sel induk hematopoietik), infeksi HIV, atau pasien leukemia/limfoma [2].
Siapa pun dapat terkena herpes mulut dengan tidak memandang umur. Bayi yang yang dicium oleh orang dewasa dengan herpes mulut dapat berisiko terkena HSV. Gaya hidup yang tidak sehat bisa menjadi salah satu fakotr risiko 50% dari populasi herpes oral.
Risiko tinggi tertular HSV secara umum adalah [7] :
Faktor risiko lainnya yang menyebabkan herpes mulut bisa kambuh adalah [9]:
Dalam kasus herpes oral, faktor-faktor risiko mencakup aktivitas apa pun yang memaparkan seseorang pada air liur pasien yang terinfeksi, misalnya, alat minum atau kosmetik bersama, atau kontak mulut ke mulut [2].
Gold standard untuk mendiagnosis infeksi HSV-1 adalah serologi HSV-1 (deteksi antibodi melalui western blot). Diagnosa lain yang dapat dilakukan adalah [2] :
Diagnosis lanjut infeksi HSV-1 orolabial termasuk [2]:
Tinjauan noda Tzanck mengidentifikasi sel raksasa berinti banyak, sehingga tidak dapat membedakan antara HSV dan VZV. Namun, uji DFA dapat membedakan antara dua entitas.
Untuk pengobatan herpes oral, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Salah satu rekomendasi saat ini adalah minum obat valacyclovir oral (2 gram diminum dua kali sehari) [1].
Imunokompeten adalah kemampuan tubuh untuk memproduksi respon imun normal diikuti eksposur pada antigen. Sedangkan immunocompromised adalah kondisi kekurangan sistem kekebalan tubuh karena gangguan imunologi.
Anjuran dan Pantangan Penderita Herpes Oral
Usahakan untuk mencegah menggaruk luka. Hal ini dapat menyebarkan virus ke bagian tubuh lainnya, seperti jari dan mata, serta pada barang atau benda lain yang disentuh. Cuci tangan secara teratur [5].
Orang yang mengalami herpes dianjurkan untuk tidak memakan makanan yang mengandung asam amino Arginine. Sebab, zat tersebut dapat memicu terjadinya kekambuhan [5].
Kandungan arginine yang tinggi, bisa didapatkan dari makanan seperti cokelat dan kacang-kacangan. Selain itu, konsumsi kopi berlebih, anggur merah. kebiasaan merokok juga memicu herpes menjadi kambuh [5].
Tidak ada makanan yang dianjurkan untuk penyakit herpes, yang terpenting adalah penderita memakan makanan sehat dan bergizi agar daya tahan tubuh lebih kuat sehingga herpes akan lebih mudah membaik.
Opsi Perawatan Herpes Mulut
dokter akan merekomendasikan opsi perawatan berdasarkan pada [9]:
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan maupun mencegah penyakit bertambah parah adalah dengan [5]:
Penggunaan kondom yang konsisten dan benar, juga dapat membantu mencegah penyebaran herpes genital. Kondom hanya dapat mengurangi risiko infeksi, karena wabah herpes genital dapat terjadi di daerah yang tidak tercakup oleh kondom.
1) Saleh, dahlia. Et Al.. 2019. Herpes Simplex Type 1. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing
2) Pfaff F,Et Al... 2016. Genotyping of herpes simplex virus type 1 by whole-genome sequencing. J. Gen. Virol.
3) Crimi salvatore, Et Al.. 2019. Herpes Virus, Oral Clinical Signs and QoL: Systematic Review of Recent Data. Viruses.
4) C, Traci. 2018. WebMD Medical. Herpes Simplex Virus: HSV-1 & HSV-2.
5) Chayavichitsilp, Pamela. 2019. Herpes simplex. Rady Children’s Hospital and University of California. Pediatrics in Review Vol.30 No.4.
6) Fatahzadeh M, Schwartz RA. Human herpes simplex virus infections: epidemiology, pathogenesis, symptomatology, diagnosis, and management. J Am Acad Dermatol.
7) American Sexual Health Association. 2020. ashasexualhealth.org. Herpes Fas
8) U.S. Department of Health & Human Services. 2017. cdc.gov. Genital Herpes Screening FAQ
9) Johns Hopkins. 2020. hopkinsmedicine.org. Herpes Oral