Obat

Hormon Pertumbuhan : Manfaat – Cara Kerja, dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Pertumbuhan pada bayi yang tidak memenuhi standar bisa jadi menjadi tanda bahwa bayi mengalami kegagalan dalam pertumbuhannya. Hal tersebut harus di waspadai, karena akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan juga perkembangannya saat nanti akan menjadi besar dan dewasa[1].

Failure to thrive atau gagal tumbuh, yang merujuk pada grafik pertumbuhan fisik tidak mengalami peningkatan atau sedikit peningkatannya.

Ditandai dengan kuranganya peningkatan berat badan dan melambatnya perkembangan seperti terlambat tengkurap atau berjalan. Efek dari gagalnya pertumbuhan bisa berlanjut menjadi stunting, dimana fisik, kecerdasan dan mental anak di bawah rata-rata anak seusianya yang akan terjadi secara pemanen.

Fungsi Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang akan merangsang pertumbuhan juga reproduksi serta regenerasi sel. Pertumbuhan, reproduksi dan regenerasi sel akan dilepaskan secara alami dari kelenjar hipofisis anterior, yaitu kelenjar yang ukurannya seperti kacang yang terdapat di dasar tengkorak[2,3,4,5,6].

Anak-anak lebih mudah terserang kekurangan hormon pertumbuhan (GHD) dibandingkan orang dewasa. Kekurangan hormon ini merupakan tanda dari beberapa penyakit genetik seperti sindrom Prader-Willi dan Sindrom Turner.

Kekurangan hormon pertumbuhan ini terjadi pada anak-anak dengan celah bibir atau langit-langit. Kekurangan hormon pertumbuhan juga didapat dari adanya infeksi, cedera kepala dan pengobatan radiasi.

Hormon pertumbuhan yang secara alami terjadi, juga disebut dengan somatotropin. Dalam versi sintesisnya, somatropin, digunakan untuk mengobati gangguan produksi atau kekurangan hormon pertumbuhan.

Hormon pertumbuhan juga dapat digunakan untuk:

  • Mengobati sindrom usus pendek
  • Mencegah penurunan berat badan yang parah terkait AIDS
  • Orang dengan badan yang pendek karena sindrom Noonan, sindrom Turner, sindrom Prader-Willi, perawakan pendek saat lahir tanpa kejar tumbuh, dan penyebab lainnya
  • Mengurangi kelebihan lemak di sekitar perut
  • Meningkatkan jumlah hormon pertumbuhan
  • Mengukur hormon pertumbuhan (GH)

Penyakit yang Diatasi dengan Hormon Pertumbuhan

Terdapat beberapa penyakit yang di atasi dengan Hormon Pertumbuhan. Hormon Pertumbuhan diberikan untuk[2]:

  • Kekurangan Hormon Pertumbuhan Manusia Dewasa
  • Wasting Terkait AIDS
  • Cachexia
  • Tes Cadangan Hormon Pertumbuhan
  • Retardasi Pertumbuhan, Gagal Ginjal Kronis
  • Perawakan Pendek idiopatik
  • Lipodistrofi
  • Sindrom Noonan
  • Defisiensi Hormon Pertumbuhan Anak
  • Sindrom Prader-Willi
  • Sindrom Usus Pendek
  • Perawakan Pendek untuk Umur
  • Sindrom Turner

Cara Kerja Hormon Pertumbuhan

Hormon pertumbuhan bekerja dengan merangsang pertumbuhan dan reproduksi serta regenerasi sel. Dilepaskan secara alami dari kelenjar hipofisis anterior[2,7].

Melalui somatropin bekerja dengan meranngsang pertumbuhan pada tulang dan jaringan lunak dengan pembelahan pada sel, penyerapan asam amino dan sintesis protein. Juga memiliki efek seperti insulin dan diabetogenik.

Obat ini diserap dengan baik, ketersediaan hayati nya kisaran 60-80%. Obat ini bermetabolisme di hati dan juga ginjal. Pengeluaran melalui empedu dengan paruh waktu kira-kira 20-30 menit.

Contoh Obat Hormon Pertumbuhan

Hormon Pertumbuhan tersedia dalam bentuk kit, bubuk larutan dan garanule. Beberapa jenis obat ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter dan ada yang dihentikan.

Beberapa contoh hormon pertumbuhan dengan resep dokter dan ada yang dihentikan termasuk[2]:

Efek Samping Hormon Pertumbuhan

Hormon Pertumbuhan dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak di inginkan. Beberapa efek samping umum dari hormon pertumbuhan termasuk[3,4,5,6]:

  • Nyeri, gatal, atau perubahan kulit di tempat obat disuntikkan
  • Pembengkakan, penambahan berat badan yang cepat
  • Nyeri otot atau sendi
  • Mati rasa atau kesemutan
  • Sakit perut, gas
  • Sakit kepala, sakit punggung
  • Gejala pilek atau flu, hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan , sakit telinga
  • Suasana hati tertekan, masalah tidur (insomnia)
  • Keringat malam
  • Ruam ringan atau gatal
  • Otot tegang;
  • Mual , muntah , sakit perut
  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan
  • Kelaparan, diare
  • Peningkatan keringat, merasa panas
  • Merasa lelah
  • Perubahan indra perasa

Jika Anda menderita kanker, retinopati diabetik, atau jika sedang dirawat karena sindrom Prader-Willi dan jika Anda kelebihan dalam berat badan atau memiliki masalah pernapasan yang parah. Anda tidak boleh menggunakan somatropin[3].

Jika Anda alergi atau memiliki riwayat tumor atau operasi kelenjar pituitari Anda, riwayat cedera pada kepala juga pengobatan radiasi, tidak boleh menggunakan tesamorelin[4].

Jangan makan atau minum apapun kecuali air selama 8 jam sebelum tes hormon pertumbuhan Anda. Anda harus berpuasa saat menggunakan macimorelin[6].

Tanyakan juga pada dokter mengenai hormon pertumbuhan yang aman untuk digunakan bila Anda sedang hamil atau menyusui.

1) Goh, L. H., How, C. H., & Ng, K. H. Singapore Medical Journal. Failure to Thrive in Babies and Toddlers. 2016
2) Anonim. Drugs.com. Growth hormones. 2021
3) Cerner Multum. Drugs.com. Somatropin. 2019
4) Cerner Multum. Drugs.com. Tesamorelin. 2020
5) Anonim. Drugs.com. Sermorelin (Injection). 2020
6) Cerner Multum. Drugs.com. Macimorelin. 2020
7) Anonim. Mims.com. Somatropin. 2021

Share