Daftar isi
Infeksi puerperalis terjadi ketika bakteri menginfeksi rahim dan daerah di sekitarnya setelah seorang wanita mengalami proses persalinan. Infeksi puerperalis memiliki sebutan lain yakni infeksi pasca melahirkan. Diperkirakan terjadi 10% kasus setiap tahunnya di Amerika Serikat dan jumlahnya lebih besar lagi di negara yang fasilitas kebersihannya kurang. [1]
Periode pasca melahirkan diartikan sebagai 6 minggu sejak wanita mengalami persalinan. Selama masa ini, infeksi relatif umum terjadi dan diperkirakan menyerang 5%-7% wanita. Infeksi puerperalis merupakan salah satu komponen pada kasus kematian ibu melahirkan. [2]
Beberapa tempat yang paling umum mengalami infeksi bakteri adalah dinding rahim, otot rahim, dan daerah di sekitar rahim. Akan tetapi, tidak semua infeksi puerperalis terjadi di rongga pelvis. Infeksi ini bisa terjadi di ginjal atau kandung kemih bila Anda menjalani kateterisasi. [3]
Infeksi puerperalis mempunyai gejala sebagai berikut: [4]
Akan tetapi, kadang-kadang gejala yang muncul hanya demam yang tidak terlalu tinggi suhunya. Apabila jaringan di sekitar rahim mengalami infeksi maka jaringan ini akan membengkak, menimbulkan rasa tidak nyaman. Biasanya wanita akan merasakan nyeri hebat dan demam tinggi. [4]
Infeksi puerperalis menjadi kurang umum berkat adanya antiseptik dan penicillin. Akan tetapi, bakteri yang hidup di kulit seperti bakteri dari genus Streptococcus dan Staphylococcus dan bakteri lainnya mampu menimbulkan infeksi. [1]
Bakteri ini berkembang pada lingkungan yang lembab dan hangat. Infeksi puerperalis kerap kali dimulai dari rahim setelah melahirkan. Rahim dapat terinfeksi bila ketuban mengalami infeksi. Ketuban adalah selaput yang di dalamnya terdapat janin. [1]
Terdapat beberapa kondisi yang membuat wanita berpotensi lebih besar mengalami infeksi puerperalis yakni: [4]
Peluang mengalami infeksi puerperalis bergatung terutama pada jenis persalinan: [4]
Seluruh infeksi puerperalis dapat berkembang menjadi sepsis, bakteremia, syok sepsis, dan kematian bila tidak ditangani dengan benar. Necrotizing fasciitis juga komplikasi yang perlu diwaspadai sebab perkembangan infeksinya yang cepat dan berujung pada kematian. [2]
Komplikasi lainnya adalah endometritis dan infeksi di rongga dalam pelvis yaitu thromboflebitis pelvis supurativa. Endometritis menyerang endometrium dan myometrium namun dapat berkembang ke luar rahim termasuk abses, peritonitis, dan tromboflebitis pelvis. [2]
Tromboflebitis pelvis supurativa berasal dari cedera pada pembuluh vena pelvis. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi rahim di sekitarnya, bakteremia, atau trauma akibat persalinan vagina atau persalinan Cesar. Infeksi juga melibatkan pembuluh vena ovarium dan vena cava inferior. [2]
Infeksi puerperalis didiagnosis berdasarkan terutama pada hasil pemeriksaan fisik. Kadang-kadang infeksi didiagnosis ketika Anda mengalami demam dalam jangka 24 jam sejak melahirkan dan tidak ditemukan sebab lain. [4]
Biasanya, dokter mengambil contoh air seni dan menganalisisnya. Dokter mengirim contoh untuk dikultur dan diperiksa kandungan bakterinya. Uji air seni dapat membantu mengenali infeksi saluran kemih. [4]
Tes lain jarang sekali dibutuhkan. Akan tetapi, bila dilakukan biasanya termasuk mengkulturkan jaringan yang diambil dari dinding rahim. Tes imaji lain misalnya CT scan juga dilakukan pada rongga perut bagian bawah. [4]
Infeksi puerperalis dapat dengan cepat menjadi serius dan bahkan mengancam nyawa. Oleh karena itu, penanganan infeksi membutuhkan antibiotik. Obat dapat diberikan secara oral atau intra vena bergantung pada infeksi dan derajat keparahannya. [3]
Kebanyakan antibiotik yang digunakan untuk menangani infeksi puerperalis aman dikonsumsi ibu menyusui. Akan tetapi, bila Anda sedang memberikan ASI sebaiknya Anda tetap berkonsultasi pada dokter tentang perawatan yang dianjurkan tersebut sesuai untuk ibu menyusui atau cari tahu tentang resiko efek samping. [3]
Sebagai contoh, antibiotik seperti ciprofloxacin dan ofloxacin meskipun aman dikonsumsi ibu menyusui, biasanya tidak dianjurkan sebagai perawatan garda terdepan. Hal ini karena wanita dianjurkan untuk mengeluarkan ASI dan membuangnya minimal 2 jam setelah pemberian obat. [3]
Kondisi tidak bersih dapat menyebabkan infeksi. Infeksi puerperalis terjadi lebih sering pada tempat yang tidak menerapkan gaya hidup bersih atau kualitas fasilitas kesehatan yang kurang. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan atau sistem kebersihan yang tidak memadai dapat berujung pada tingginya kasus infeksi. [1]
Faktor resiko paling penting dari infeksi puerperalis adalah jenis persalinan. Bila Anda akan menjalani proses persalinan Cesar berikut ini adalah langkah yang dapat dilakukan tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko infeksi yakni: [1]
Anda juga bisa melakukan langkah pencegahan dengan cara berikut ini: [3]
1. Emma Nicholls. Puerperal Infections. Healthline; 2016.
2. Marina Boushra & Omar Rahman. Postpartum Infection. Stat Pearls; 2021.
3. Marygrace Taylor & Sarah Obican, MD. Postpartum Infections: How to Spot the Signs. What to Expect; 2021.
4. Julie S. Moldenhauer. Infections of the Uterus After Delivery. MSD Manual; 2022.