Bakteremia – Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Bakteriemia adalah istilah umum yang menjelaskan adanya bakteri di dalam darah. Istilah ini harus dibedakan dengan istilah lainnya yaitu septikemia dan sepsis. Septikemia dan sepsis umumnya lebih serius... dan disertai manifestasi gagal organ. Meskipun demikian, bakteriemia yang tidak ditangani dengan adekuat dapat menimbulkan kondisi sepsis atau septikemia. Penanganan kasus bakteriemia biasanya seputar antibiotika yang harus didahului dengan pemeriksaan dokter. Pencegahan pada kasus bakteriemia dapat berupa vaksinasi, menjaga kebersihan tubuh, dan juga pola hidup sehat agar tidak mudah sakit. Read more

Apa Itu Bakteremia?

Bakteremia ( img : DailyHunt )

Bakteremia merupakan suatu keadaan di mana bakteri masuk ke aliran darah karena suatu infeksi, luka yang berasal dari prosedur medis, ataupun luka yang timbul dari kebiasaan menyikat gigi terlalu keras [1,2,3,4,6,7,8].

Bakteremia pada dasarnya bukan kondisi serius karena bakteri dapat hilang dengan sendirinya, khususnya bila penderita dalam kondisi sehat.

Namun pada beberapa kasus, infeksi pada aliran darah sangat mungkin terjadi dan bila tidak ditangani segera infeksi ini dapat mengembangkan komplikasi mematikan.

Tinjauan
Keberadaan bakteri dalam darah adalah yang disebut dengan bakteremia, namun kondisi ini tidaklah berbahaya kecuali bila terlambat ditangani atau berisiko terjadi infeksi.

Perbedaan Antara Bakteremia dan Septikemia

Bakteremia dan septikemia hampir mirip, namun kedua kondisi tidaklah sama.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai perbedaan keduanya [3] :

  1. Septikemia adalah infeksi yang dapat mengancam jiwa, sedangkan bakteremia tidaklah semengerikan dan semematikan septikemia.
  2. Septikemia adalah kondisi keberadaan bakteri yang sangat banyak di dalam darah, sementara bakteremia adalah kondisi ketika bakteri (tidak dalam jumlah besar) terdapat di dalam aliran darah
  3. Pada septikemia, bakteri dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi kesehatan penderitanya. Sementara itu, bakteremia tidak menghasilkan racun sama sekali.
  4. Septikemia ditandai dengan demam, nafas yang cepat, detak jantung yang sangat cepat, dan tubuh menggigil; sedangkan bakteremia jarang menimbulkan gejala, namun pada beberapa kasus demam ringan dapat terjadi.
  5. Septikemia dapat terjadi karena infeksi saluran kencing, infeksi perut, ataupun infeksi paru-paru; sedangkan bakteremia dapat terjadi karena infeksi atau luka (luka terbuka, luka bekas suntikan, ataupun luka bekas prosedur bedah.
  6. Septikemia perlu diobati menggunakan antibiotik yang bertujuan membasmi bakteri penyebab infeksi, sedangkan bakteremia dapat diatasi dengan sistem kekebalan tubuh untuk menghilangkan bakteri dari aliran darah.
  7. Septikemia dapat memicu sepsis yang akibatnya lebih mengerikan dan dapat mengancam jiwa penderitanya apabila tidak segera ditangani dengan benar, sedangkan bakteremia bahkan dapat sembuh tanpa pengobatan apapun.

Perbedaan Antara Bakteremia dan Sepsis

Beberapa orang mungkin mengira bahwa bakteremia dan sepsis adalah suatu kondisi yang sama atau cenderung memiliki kemiripan.

Hanya saja, keduanya adalah kondisi berbeda di mana sepsis dapat menjadi risiko komplikasi dari bakteremia [4].

Bakteremia adalah kondisi ketika terdapat bakteri pada aliran darah seseorang di mana umumnya kondisi ini sama sekali tak menimbulkan gejala apapun.

Bakteremia pun merupakan jenis kondisi kesehatan yang memiliki tingkat risiko bahaya yang rendah daripada sepsis.

Sepsis adalah sebuah kondisi medis di mana memang bakteri terdapat pada darah, namun kondisi sepsis lebih kepada terjadinya radang di seluruh bagian tubuh akibat infeksi bakteri.

Gejala seperti nafas yang lebih cepat serta demam adalah gejala dari sepsis sehingga bagi siapapun penderita bakteremia yang mengalami gejala ini perlu segera ke dokter memeriksakan diri.

Penyebab Bakteremia

Bakteremia dapat berawal dari luka dan infeksi sekecil apapun, seperti infeksi saluran kencing atau infeksi luka sayatan dari prosedur bedah.

Meski begitu, bentuk luka dan jenis infeksi lain juga dapat meningkatkan risiko bakteremia.

Berbagai jenis bakteri inilah dapat menjadi penyebab bakteremia terjadi dan memicu infeksi saat berada di aliran darah penderita [2,3].

  • Pseudomonas aeruginosa
  • Pneumococcal
  • Escherichia coli / E. coli
  • Staphylococcus aureus
  • Salmonella
  • Streptococcus grup A

Jenis-jenis bakteri tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam aliran darah melalui [2,6,8] :

  • Luka bakar serius
  • Luka terbuka yang parah
  • Penggunaan kateter
  • Penggunaan tabung oksigen
  • Infeksi bakteri (seperti abses kulit dan pneumonia)
  • Luka bekas prosedur bedah
  • Luka pada gusi akibat kebiasaan menyikat gigi terlalu kasar
  • Luka suntikan
  • Prosedur medis untuk gigi

Pada pemilik kekebalan tubuh yang rendah, bakteremia dapat menjadi lebih parah.

Hal ini pun dapat terjadi pada seseorang yang pernah menempuh prosedur implantasi serta yang kerap terkena paparan jenis bakteri yang agresif [2].

Tinjauan
Pseudomonas aeruginosa, Pneumococcal, Escherichia coli / E. coli, Staphylococcus aureus, Salmonella dan Streptococcus grup A adalah jenis bakteri yang paling kerap didapati dalam darah. Bakteri dapat berpeluang masuk ke aliran darah melalui luka terbuka sekecil apapun itu, termasuk di saat kekebalan tubuh sedang lemah.

Gejala Bakteremia

Bakteremia cukup sulit untuk terdeteksi dini oleh penderitanya sendiri karena umumnya bakteremia biasanya tidak menimbulkan gejala dan kondisi pun bersifat sementara [1].

Kalaupun gejala muncul, maka pada dasarnya gejala bakteremia itu berasal dari kondisi medis lain yang sudah lebih dulu dialami penderita atau dari infeksi yang sudah telanjur terjadi pada aliran darah [1,2].

Jika timbul gejala, maka beberapa gejala inilah yang paling umum terjadi [1,2,6,8] :

  • Mual
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Tekanan darah rendah
  • Tubuh menggigil kedinginan
  • Demam (umumnya hanyalah demam ringan)
  • Diare
  • Pernafasan lebih cepat dari biasanya
  • Kebingungan
  • Detak jantung lebih cepat

Melakukan pemeriksaan secepatnya ke dokter lebih dianjurkan khususnya bagi orang-orang yang sedang mengalami pneumonia, infeksi saluran kencing ataupun jenis infeksi lainnya [2].

Bagi yang baru saja menempuh prosedur operasi, rawat inap di rumah sakit maupun prosedur medis lainnya sebaiknya segera ke dokter bila gejala-gejala tersebut mulai timbul.

Faktor Risiko Bakteremia

Walaupun jarang, bakteremia tetap berpotensi berkembang menjadi sepsis atau syok septik, khususnya bila penderita sudah lebih dulu mengalami infeksi atau riwayat medis lainnya.

Infeksi bakteri pada aliran darahlah yang akan menyebabkannya dan yang paling rentan terhadap sepsis maupun syok septik antara lain [2,6,8] :

  • Orang dewasa dengan usia 65 tahun ke atas.
  • Anak balita usia 1 tahun ke bawah
  • Orang yang sudah memiliki kondisi medis tertentu atau yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit.
  • Penderita kanker, penyakit ginjal, atau diabetes.
  • Orang yang memiliki ketahanan tubuh lemah.
Tinjauan
Bakteremia umumnya tidak menimbulkan gejala, namun bila gejala muncul maka hal ini menandakan infeksi telah terjadi dan dapat mengarah pada sepsis ataupun syok septik. Lansia, balita, orang dengan daya tahan tubuh rendah, penderita kondisi medis kronis, serta orang yang sedang dirawat inap lebih berisiko mengalami sepsis dan syok septik.

Pemeriksaan Bakteremia

Bakteremia bukanlah jenis kondisi yang mengancam jiwa, namun bila beberapa keluhan gejala mulai dirasakan, menemui dokter dan memeriksakan diri perlu dilakukan.

Bila terdapat kekhawatiran bahwa seseorang sedang mengalami bakteremia, syok septik, sepsis, atau septikemia, segera ke dokter dan menempuh beberapa metode pemeriksaan ini [1,2,5,6,8] :

  • Kultur darah
  • Tes kadar laktat
  • Rontgen atau sinar-X dada
  • Tes urine dan kultur urine

Kultur darah adalah metode diagnosa yang dilakukan oleh dokter untuk mengetahui keberadaan mikroorganisme tertentu di dalam aliran darah pasien.

Dengan metode ini, mikroorganisme dalam bentuk parasit, jamur, atau bakteri dapat terdeteksi. Kultur darah adalah pengambilan sampel darah yang kemudian akan diperiksa di laboratorium.

Pemeriksaan ini umumnya perlu ditempuhpenderita dengan gejala yang mengarah pada sepsis, seperti bakteremia ini.

Sementara itu, kultur urine pun bertujuan sama seperti kultur darah; dengan metode pemeriksaan ini, dokter dapat mendeteksi keberadaan bakteri dalam urine.

Infeksi saluran kencing biasanya dapat terdeteksi melalui pemeriksaan ini.

Tinjauan
Kultur darah, tes urine, kultur urine, rontgen dada, dan tes kadar laktat dalam tubuh adalah sejumlah metode pemeriksaan yang perlu ditempuh oleh pasien.

Penanganan Bakteremia

Ada beberapa metode penanganan bakteremia yang diterapkan bagi penderitanya.

Penanganan dapat berupa pemberian obat-obatan, perawatan kateter, rawat inap di rumah sakit, hingga operasi tergantung dari tingkat keparahan dan kondisi yang mendasari pada tubuh pasien.

  • Antibiotik

Antibiotik adalah obat paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi [1,2,3,5,6,7,8].

Pemberian antibiotik dilakukan oleh dokter tergantung kondisi gejala pasien, riwayat medis, hingga kondisi medis terkini melalui metode injeksi.

Antibiotik pun menjadi obat yang terpercaya dalam mencegah supaya sepsis tidak terjadi.

  • Rawat Inap di Rumah Sakit

Bila kondisi cukup serius, maka ada kemungkinan pasien diminta untuk menginap di rumah sakit demi memperoleh perawatan medis yang optimal [2,7].

  • Melepaskan Kateter

Bagi para pasien rawat inap di rumah sakit yang harus dibantu dengan pemasangan kateter, kateter ini pun dapat meningkatkan risiko bakteremia [6].

Maka untuk mengatasi infeksi, kateter harus dilepaskan lebih dulu yang perlu dilakukan oleh ahli medis.

  • Operasi

Jika antibiotik dan perawatan yang diperoleh pasien di rumah sakit kurang membantu dan cenderung tidak efektif dalam mengatasi bakteremia, ada kemungkinan dokter akan merekomendasikan prosedur operasi [6].

Operasi biasanya dianjurkan bagi pasien bakteremia yang memang perlu mengangkat jaringan tubuh yang sudah terkena infeksi.

Operasi pun menjadi opsi bagi pasien yang mengalami abses untuk abses dapat diangkat.

Tinjauan
Antibiotik adalah langkah utama penanganan bakteremia untuk membasmi bakteri dalam aliran darah. Rawat inap di rumah sakit, perawatan atau pelepasan kateter, hingga operasi adalah opsi penanganan lain untuk penderita bakteremia jika sudah sangat serius.

Komplikasi Bakteremia

Walaupun bakteremia dapat sembuh dengan sendirinya, namun jika terjadi infeksi, bukan tidak mungkin infeksi ini mampu meningkatkan risiko komplikasi.

Bila infeksi pada aliran darah terjadi dan berkembang, sepsis maupun syok septik dapat terjadi dengan tanda-tanda seperti [2] :

  • Tubuh berkeringat lebih banyak
  • Pernafasan menjadi lebih cepat dari normalnya
  • Volume urine berkurang saat buang air kecil
  • Detak jantung lebih cepat
  • Mudah linglung
  • Tekanan darah turun cukup drastis

Selain potensi sepsis dan syok septik, bakteremia pun dapat menyebabkan sejumlah komplikasi lainnya [1,2,7].

Komplikasi-komplikasi berikut dapat terjadi bila bakteri yang tadinya berada di aliran darah menjalar atau menyebar ke area tubuh lainnya [1,2].

  • Pneumonia : Infeksi paru-paru adalah salah satu komplikasi dari bakteremia di mana bakteri kemudian dapat menginfeksi organ paru.
  • Peritonitis : Peradangan pada peritoneum atau lapisan dinding dalam perut yang tipis bisa menjadi salah satu risiko komplikasi dari bakteremia.
  • Meningitis : Peradangan pada lapisang pelindung otak serta saraf tulang belakang dapat pula disebabkan oleh penyebaran bakteri ke area tersebut.
  • Selulitis : Infeksi pada kulit seperti selulitis dapat pula terjadi sebagai efek bakteri yang menyebar dari aliran darah ke organ tubuh lain.
  • Osteomielitis : Infeksi pada tulang pun adalah risiko komplikasi yang sebaiknya diwaspadai karena bakteri dapat merambah hingga bagian tulang.
  • Infeksi Arthritis : Infeksi arthritis adalah kondisi ketika sendi mengalami infeksi.
  • Endokarditis : Endokarditis adalah suatu kondisi ketika lapisan bagian dalam jantung atau endokardium mengalami infeksi di mana hal ini berawal dari bakteri yang ada pada aliran darah.
Tinjauan
Selain sepsis, beberapa komplikasi lain yang dapat terjadi antara lain adalah endokarditis, osteomielitis, peritonitis, pneumonia, infeksi arthritis, selulitis hingga meningitis.

Pencegahan Bakteremia

Sebagai langkah pencegahan, beberapa upaya seperti memperoleh vaksinasi, penggunaan antibiotik preventif, serta perawatan kateter (bagi pasien kondisi medis tertentu yang menggunakannya) itu sangat penting.

  • Vaksinasi : Terdapat vaksinasi haemophilus influenza tipe B, meningococcal, dan pneumococcal yang dapat diperoleh untuk mencegah infeksi karena bakteri. Mendapatkan vaksinasi tersebut dapat mencegah infeksi paru yang juga berkaitan dengan timbulnya kondisi bakteremia. Konsultasikan dengan dokter lebih detil mengenai vaksinasi yang direkomendasikan ini [6,8].
  • Perawatan Kateter : Bagi pasien rawat inap di rumah sakit dan mendapatkan penanganan dengan kateter, maka pasien perlu menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah menyentuh kateter. Bila terjadi gejala-gejala seperti nyeri, bengkak, demam hingga nanah, segera laporkan kepada dokter yang menangani [6].
  • Antibiotik : Pada anak dengan risiko infeksi bakteremia yang cukup tinggi, sebelum menempuh prosedur medis seperti operasi, maka dokter akan memberikan antibiotik. Antibiotik ini adalah upaya membasmi bakteri dalam darah sebelum menimbulkan komplikasi [1,8].
Tinjauan
Bakteremia dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, namun bagi yang memiliki risiko infeksi, pencegahan dapat dilakukan dengan perawatan kateter, antibiotik, maupun penanganan medis untuk luka yang terjadi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment