Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Insufisiensi vena adalah kondisi yang terjadi ketika dinding vena dan/atau katup vena pada kaki tidak bekerja secara efektif, sehingga darah yang seharusnya kembali ke jantung dari kaki mengalami gangguan.
Insufisiensi vena adalah kondisi di mana pembuluh balik (vena) di tubuh seseorang mengalami gangguan. Gangguan itu menyebabkan vena tidak dapat mengalirkan darah kembali ke jantung sebagai mana mestinya. [1,2]
Kondisi gangguan aliran darah ke jantung yang terjadi terus menerus, akan menyebabkan terjadi penumpukkan darah di vena kaki penderitanya. Sehingga akan menimbulkan gejala-gejala yang dikenal sebagai gangguan pembuluh darah vena ini. [1,2]
Daftar isi
Agar dapat mengatasi lebih cepat efek dari insufisiensi vena, maka sangat penting untuk mendeteksi penyakit ini sesegera mungkin. Cara untuk dapat mendeteksi insufisiensi vena lebih cepat adalah dengan mengenali apa saja gejala insufisiensi vena. Berikut ini gejala insufisiensi vena yang harus diwaspadai:
Seseorang yang menderita insufisiensi vena akan mengalami pembengkakan pada area tungkai dan pergelangan kaki. Kondisi ini dinamakan dengan edema dan akan membuat kaki mudah lemas sewaktu-waktu. [1,2,3,4]
Kram pada bagian kaki juga menjadi lebih sering terjadi karena insufisiensi vena ini. Khususnya kam akan makin mudah terjadi ketika pasien melipat kaki. Akhirnya, kaki akan terasa lebih mudah lemah, sakit, dan berat untuk digerakkan. [1,2,3,4]
Varises pada penderita insufisiensi vena dapat menjadi gejala sekaligus juga penyebab kondisinya semakin parah. Oleh sebab itu, varises harus segera diatasi sebelum semakin parah. [1,2,3,4]
Darah yang tersumbat di beberapa bagian vena di kaki akan menyebabkan perubahan warna. Warna itu akan membuat area kaki memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan warna kulit normalnya. [1,2,3,4]
Bagian kulit di pergelangan kaki pun dapat menebal. Ketebalannya bisa terasa seperti kulit pada bahan sepatu dan tas. Waspadai jika bagian pergelangan kaki Anda menunjukkan gejala seperti ini. [1,2,3,4]
Seseorang dapat menderita insufisiensi vena karena beberapa penyebab. Namun penyebab utamanya adalah penyumbatan darah atau varises pada vena. Vena yang mengalirkan darah kembali ke jantung dapat mengalami kerusakan. [1,2]
Jika kerusakannya sampai menghambat peredaran darah, maka akan terjadi penumpukan darah di sekitar wilayah yang tersumbat. Akhirnya, vena pun tidak dapat menjalankan tugasnya untuk membawa darah kembali ke jantung. Sehingga terjadilah insufisiensi vena. [1,2]
Lalu dalam hal seseorang menderita varises di vena, maka artinya ada pembuluh darah yang hilang. Jadi darah yang dialirkan melalui vena tersebut akan masuk ke dalam pembuluh darah yang rusak itu. Darah tersebut akan menumpuk di sana dan bukannya kembali ke jantung. [1,2]
Selain kedua kondisi di atas, insufisiensi vena juga dapat terjadi karena beberapa faktor resiko. Berikut ini beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang menderita insufisiensi vena: [1,2,3,4]
Jika seseorang yang mengalami gejala insufisiensi vena memeriksakan diri ke dokter, maka untuk dapat menentukan diagnosis yang tepat dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan yang pertama adalah pemeriksaan fisik langsung dengan mengamati bagian kaki pasien. [1,2,3,4]
Gejala-gejala fisik yang ditemukan pada kaki pasien kemudian akan mengarahkan dokter untuk melakukan beberapa jenis tes. Berikut ini beberapa tes yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis insufisiensi vena:
Tes ultrasound yang satu ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan aliran darah dalam vena tubuh. Teknik ultrasound dilakukan mirip dengan USG lainnya. Dokter akan mengoleskan jenis gel khusus pada permukaan kulit dan menekannya dengan alat transducer. [1,2,3,4]
Alat tersebut akan menampilkan gelombang yang menjelaskan kecepatan aliran darah di dalam vena. Aliran darah di dalam vena yang lambat atau tidak seperti normalnya, maka cukup untuk mendiagnosa terjadinya insufisiensi vena pada pasien. [1,2,3,4]
Dokter mungkin membutuhkan gambar yang lebih jelas mengenai kondisi pembuluh darah pasien. Oleh sebab itu, dokter juga bisa melakukan jenis tes X-ray bernama Venogram. Venogram dilakukan dengan cara dokter menyuntikkan kontras IV ke dalam vena pasien. [1,2]
Kontras itu akan terdeteksi dengan alat X-ray. Jadi dokter akan lebih mudah mengetahui kondisi vena pasien dan mendiagnosa apakah vena mengalami penyumbatan seperti yang terjadi pada penderita insufisiensi vena. [1,2]
Dalam hal upaya mengobati penderita insufisien vena, fokus dokter adalah menghentikan pembengkakan dan mencegah terjadinya selulitis pada kaki.
Ada beberapa teknik pengobatan yang bisa dilakukan oleh dokter bergantung pada kondisi, usia, dan gejala yang dialami pasien. Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang dimaksud:
Cara pengobatan yang paling sederhana pada penderita insufisiensi vena adalah dengan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. [2,3]
Obat yang dapat diberikan antara lain adalah diuretics untuk mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh. Selain itu, dokter juga bisa meresepkan pentoxifylline untuk mengatasi inflamasi dan melancarkan peredaran darah. [2,3]
Teknik pengobatan yang berikut ini adalah jenis terapi yang memanfaatkan bahan kimia. Dokter akan menyuntikkan bahan kimia yang dimaksud untuk mematikan vena yang rusak. [1,3]
Sehingga darah tidak akan mengalir melalui vena tersebut dan beralih ke vena yang normal. Vena yang mati nantinya akan diserap oleh tubuh tanpa efek samping. [1,3]
Cara pengobatan yang satu ini fokusnya sama dengan sclerotherapy, yaitu mematikan vena yang rusak agar tidak digunakan lagi untuk mengalirkan darah. Namun caranya berbeda. [2,3]
Pada proses endovenous thermal ablation atau yang dikenal juga dengan istilah ablasi ini, dokter akan melakukan pemanasan untuk mematikan vena yang rusak tersebut. [2,3]
Hanya ada sedikit kondisi insufisiensi vena yang memerlukan tindakan operasi. Namun jenis operasi yang dapat dilakukan sangat banyak. [3]
Mulai dari operasi untuk memperbaiki vena, transplantasi vena, hingga membuat jalur peredaran daran lebih lancar pada vena. Ada juga operasi lain yang dilakukan untuk benar-benar menghentikan fungsi suatu vena yang rusak. [3]
Terakhir, pengobatan untuk penderita insufisiensi vena yang tanpa prosedur medis adalah dengan mengubah gaya hidup. [3]
Pasien insufisiensi vena mengalami penyumbatan darah dan kesulitan mengalirkan darah ke jantung karena kurang berolahraga atau memiliki berat badan yang terlalu berlebih. Jadi cara untuk mengatasinya dengan alami adalah dengan lebih banyak berolahraga. [3]
Seseorang yang memiliki resiko terkena insufisiensi vena yang tinggi, dapat melakukan beberapa cara untuk pencegahan resikonya. Lakukan beberapa cara pencegahan di bawah ini untuk menurunkan resikonya: [1,2]
1. Healthline Editorial Team & Elaine K. Luo, M.D. Venous Insufficiency. Healthline; 2018.
2. Jamie Eske & Gerhard Whitworth, R.N. Chronic venous insufficiency: What to know. Medical News Today; 2018.
3. Web MD Team & Melinda Ratini, DO, MS. What Is Chronic Venous Insufficiency?. Web MD; 2020.
4. Healthwise Staff & E. Gregory Thompson, MD. Venous Insufficiency. Healthlink British Columbia; 2019.