Penyakit & Kelainan

4 Jenis Penyakit Lupus dan Gejalanya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat merusak bagian tubuh manapun. Lupus lebih sering terjadi pada wanita usia subur mulai dari usia 15 hingga 44 tahun. Lupus dapat mempengaruhi hampir semua organ dalam tubuh dan dapat menyebabkan berbagai gejala yang berbeda [1].

Lupus merupakan penyakit autoimun. Hal ini berarti sistem pertahanan alami tubuh (sistem imun) menyerang bagian tubuh yang sehat. Penyakit lupus tidak menular. Penyebab lupus belum sepenuhnya dipahami. Lupus lebih banyak terjadi pada wanita daripada pria[1].

Para peneliti masih mempelajari kemungkinan penyebab Lupus. Faktor utama penyebab lupus adalah gen atau keturunan. Namun genetik bukan satu-satunya alasan seseorang akan terkena Lupus. Penyebab penyakit lupus bisa karena lingkungan, hormon, dan sistem kekebalan tubuh.

Sinar matahari, stres, merokok, obat-obatan tertentu, dan virus dapat memicu gejala pada orang yang paling mungkin terkena Lupus karena riwayat genetik atau keturunan. Sinar ultra-violet (UV) dapat merangsang keratinosit yang dapat menyebabkan stimulasi sel B dan produksi antibodi [1,4].

Jika muncul gejala-gejala lupus, dokter akan menganjurkan Anda untuk melakukan tes khusus untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan Lupus [2]. Terdapat empat jenis utama dari penyakit Lupus. Berikut jenis dari penyakit lupus :

1. Lupus Eritematosus Sistemik

Systemic Lupus Erythematous (SLE) atau Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah bentuk paling umum dan paling serius dari penyakit Lupus. Sebagian besar kasus penyakit lupus secara umum merupakan Lupus eritematosus sistemik. SLE dapat mempengaruhi semua bagian tubuh seperti persendian, otak, paru-paru, pembuluh darah, terutama pada kulit, sendi dan ginjal [1,3,4].

SLE termasuk bagian dari penyakit lupus namun dibedakan dari jenis lain dengan efek sistem multi-organnya. SLE didiagnosis pada 20 hingga 150 orang dari 100.000 orang. SLE lebih banyak terjadi pada wanita usia subur namun juga dapat mempengaruhi pria atau wanita pada usia berapapun. Gejala SLE meliputi kelelahan, rambut rontok, kepekaan terhadap sinar matahari, nyeri dan bengkak sendi, demam yang tidak dapat dijelaskan, ruam kulit, dan masalah ginjal [4, 5].

SLE dapat membatasi fungsi fisik, mental, dan sosial seseorang. Keterbatasan ini terjadi sebagai komplikasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup terutama jika mengalami kelelahan. Kelelahan merupakan gejala paling umum yang secara negatif mempengaruhi kualitas hidup penderita SLE. [1].

2. Lupus Kulit

Cutaneous Lupus Erythematosus (CLE) adalah lupus yang menyerang kulit. Gejala-gejala lupus kulit meliputi ruam, rambut rontok, pembengkakan pembuluh darah, bisul, dan kepekaan terhadap cahaya matahari. Untuk mengetahui apakah Anda terkena lupus, dokter akan mengambil sampel dari ruam atau luka untuk melihatnya dengan mikroskop [4].

Berikut penjelasan 2 jenis lupus kulit:

  • Lupus erythematosus kulit kronis atau Lupus Eritematosus discoid (DLE)

Lupus eritematosus kulit kronis atau Lupus eritematosus discoid (DLE) memiliki gejala utama yaitu ruam yang dapat meninggalkan bekas luka besar. DLE biasanya terjadi di wajah, leher, dan kulit kepala. Terkadang juga terjadi di telinga dan tubuh bagian atas[3].

Area yang terkena lupus kulit akan bersisik dan perlahan melebar ke tepinya kemudian sembuh namun meninggalkan kulit yang berubah warna dan bekas luka yang cekung. DLE pada kulit kepala dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen [4].

  • Lupus erythematosus kulit sub-akut

Lupus erythematosus kutaneus sub-akut menyebabkan lesi kulit yang muncul pada bagian tubuh tertentu yang terkena paparan sinar matahari. Sinar ultraviolet berkontribusi pada pembentukan antibodi. Lesi yang muncul tidak menyebabkan bekas luka [4].

3. Lupus Eritematosus yang Diinduksi Obat (Drug-induced Lupus)

Lupus jenis ini berbeda dengan SLE. Lupus ini merupakan lupus jangka pendek yang disebabkan oleh penggunaan obat tersebut tertentu. Lupus Eritematosus drug-induced terjadi pada persendian dan peradangan di sekitar paru-paru [3,4].

Gejala drug-induced lupus memiliki gejala nyeri sendi, nyeri otot, dan demam. Lupus yang diinduksi obat cara mempengaruhi organ-organ utama. Gejala atau penyakitnya akan hilang ketika obat dihentikan penggunaannya [4].

Berikut obat-obatan yang dikaitkan dengan Lupus Eritematosus yang diinduksi obat [3]:

4. Neonatal Lupus Erythematosus

Lupus neonatal merupakan kondisi langka yang menyerang bayi dari wanita yang memiliki antibodi anti-Ro dan anti-La. Antibodi dari ibu ini bekerja pada sistem konduksi jantung bayi. Saat lahir bayi mungkin mengalami ruam kulit, masalah hati, atau jumlah sel darah rendah [3].

Bayi juga mungkin menderita Lupus neonatal meskipun ibunya tidak menderita Lupus selama kehamilan. Jika bayi lahir dengan penyakit lupus, seringkali sang Ibu juga akan terkena penyakit Lupus di kemudian hari. Saat lahir, bayi dengan Lupus neonatal mungkin mengalami ruam kulit masalah hati, atau jumlah sel darah yang rendah[4].

Gejala-gejala ini sering hilang sepenuhnya setelah beberapa bulan dan tidak memiliki efek yang bertahan lama. Bayi dengan lupus neonatal juga berpotensi memiliki kelainan jantung [4].

1. Staff. cdc.gov Lupus Centers for Disease Control and Prevention; 2018.
2. Staff. nhs.uk Lupus. UK National Health Service; 2020.
3. Staff. hopkinsmedicine.org Types of Lupus. John Hopkins Medicine; accessed 2021.
4. Staff, reviewed by Maria Lourdes Villaba, M.D. womenshealth.gov Lupus. Office on Women's Health US ; 2019.
5. William Maidhof, PharmD., Olga Hilas, PharmD, MPH, BCPS,CGP. Pharmacy and Therapeutics. Lupus: An overview of the Disease And Management Options. P&T; 2012.

Share