Jerawat merupakan salah satu penyakit kulit kronis yang paling sering terjadi di dunia. Kulit memiliki pori-pori yang dapat tersumbat oleh minyak, bakteri, sel kulit mati, bahkan debu. Jika hal tersebut terjadi, jerawat dapat berkembang di kulit.
Meskipun umumnya jerawat bukanlah hal yang dapat mengancam jiwa, tetapi jerawat dapat terasa sakit, terutama jika sudah parah. Jerawat juga dapat menyebabkan tekanan emosional bagi penderitanya [1].
Jerawat di tubuh dapat muncul di bagian punggung, dada, belakang leher, bahu, dan lengan, kecuali di telapak tangan dan telapak kaki karena keduanya tidak memiliki pori-pori kulit [2].
Jerawat di tubuh sebenarnya merupakan hal yang normal, tetapi jarang terlihat karena tertutup pakaian. Faktanya, lebih dari 50% orang yang memiliki jerawat di wajah, juga memiliki jerawat di tubuh [2]. Jerawat di tubuh dapat terjadi kepada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa [3].
Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui lebih dalam tentang jerawat di tubuh.
Daftar isi
Gejala munculnya jerawat di tubuh pada dasarnya sama seperti gejala munculnya jerawat di wajah. Jika Anda memiliki jerawat, Anda biasanya akan melihat jerawat yang berwarna putih atau hitam. Kedua jenis jerawat tersebut dikenal sebagai komedo [1].
Selain komedo, beberapa gejala berikut juga menjadi penanda munculnya jerawat [1] :
Faktor penyebab timbulnya jerawat di tubuh sama seperti penyebab jerawat di wajah, yaitu kelenjar minyak yang terlalu aktif, sel kulit mati yang berlebihan, dan bakteri penyebab jerawat [1].
Ketika pori-pori tersumbat, minyak dan sel kulit mati yang seharusnya keluar ke permukaan kulit akan terhambat. Penyumbatan tersebut menyebabkan munculnya komedo. Hal tersebut memungkinkan bakteri penyebab jerawat berkembang biak dan menyebabkan jerawat [2,3].
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa munculnya jerawat di tubuh berhubungan dengan gaya hidup seseorang. Tingkat keparahannya bervariasi, tergantung pada :
Jerawat lebih sering terjadi pada usia remaja karena perubahan hormonal pada usia pubertas. Namun, orang-orang yang berusia di antara 21 sampai 25 tahun dan memiliki jenis kulit berminyak juga berisiko muncul jerawat [2,4].
Makanan yang tinggi gula dan karbohidrat, seperti roti dan keripik, dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat [1].
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa stress dapat menumbuhkan lebih banyak jerawat [2].
Jika ada dari kedua orang tua yang memiliki masalah jerawat, maka risiko keturunannya untuk mengalami masalah jerawat juga meningkat [2].
Obat-obatan seperti pil KB atau kortikosteroid dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat [1].
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat adalah pola tidur yang terlalu malam, berat badan, dan siklus menstruasi pada perempuan [4].
Paparan sinar matahari juga dapat menumbuhkan jerawat. Kulit akan mengering ketika terkena paparan sinar matahari. Lalu kompensasinya, kulit akan memproduksi lebih banyak minyak yang dapat menyumbat pori-pori dan menumbuhkan jerawat di area tersebut [4].
Jerawat di tubuh dapat diatasi dengan perawatan kulit harian yang baik. Namun, terkadang cukup sulit untuk menemukan pengobatan yang cocok dengan permasalahan kulit.
Berikut adalah beberapa pengobatan yang dapat menjadi pilihan untuk mengobati jerawat di tubuh :
Obat yang dijual bebas tanpa memerlukan resep dari dokter biasanya menjadi pilihan pertama orang-orang yang sedang mencari solusi masalah jerawat di tubuh. Obat-obat tersebut di antaranya adalah benzoyl peroksida, kombinasi sulfur dan resorsinol, serta asam salisilat [3].
Obat yang terjual bebas itu memang baik digunakan untuk masalah jerawat ringan, tetapi jika jerawat semakin parah, Anda dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep obat yang lebih cocok [3].
Obat yang diresapkan oleh dokter lebih ampuh dalam mengatasi jerawat karena sebelumnya dermatologis akan memastikan penyebab yang mendasari munculnya jerawat terlebih dahulu, sehingga pengobatannya dapat disesuaikan.
Obat-obatan yang dapat diresepkan oleh dokter di antaranya adalah asam azelaic, benzol peroksida dengan resep, retinoid topikal, antibiotik topikal, dan kombinasi dari beberapa produk seperti antibiotik dan retinoid topikal [3].
Munculnya jerawat di tubuh dapat dicegah dengan beberapa cara, yaitu sebagai berikut [4] :
Produk yang dapay menyumbat pori-pori adalah produk yang mengandung minyak, lilin, dan silikon. Pilihlah produk yang terdapat label non-comedogenic atau non-acnegenic.
Produk kosmetik, keringat, dan sel kulit mati dapat tertinggal di pakaian dan kain lainnya jika Anda tidak mencucinya secara teratur.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan barang-barang yang sering kontak langsung dengan kulit Anda, seperti sarung bantal, sprei, topi, serta pakaian dan perlengkapan olahraga sangat dianjurkan untuk mencegah munculnya jerawat.
Jika Anda akan pergi beraktivitas di luar rumah, maka pastikan Anda menggunakan tabir surya untuk melindungi kulit Anda dari paparan sinar matahari.
Produk tabir surya yang disarankan adalah produk dengan SPF 30+ dan terdapat klaim non-comedogenic.
Menjaga kulit agar tetap segar dan sehat dapat dilakukan dengan cara mandi secara teratur, terutama setelah Anda memakai produk berat atau banyak berkeringat. Gunakan pembersih ringan yang tidak terlalu mengeringkan, tetapi mengandung bahan non-komedogenik.
Bersihkanlah kulit secara lembut dan keringkan dengan handuk yang bersih. Jika Anda tidak sempat mandi setelah berolahraga, maka pastikan Anda berganti pakaian dengan pakaian yang bersih dan kering.
1. Darla Burke & Cynthia Cobb, DNP, APRN, WHNP-BC, FAANP. Acne: Causes, Risk Factors, and Treatment. Healthline; 2020.
2. Dan Kern. Back and Body Treatment. Acne.org; 2020.
3. Angela Palmer & Casey Gallagher, MD. Back and Body Acne Basics, Causes, Treatments. Verywell Health; 2021.
4. Dan Brennan, MD. Causes and Treatment for Body Acne. WebMD; 2021.