11 Jenis Jerawat dan Cara Mengatasinya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Jerawat merupakan salah satu masalah yang seringkali terjadi pada kulit wajah, punggung, dada bahkan bahu. Jerawat umumnya muncul akibat tersumbatnya pori-pori oleh minyak atau sel kulit mati [1].

Keberadaan jerawat ini umumnya sangat mengganggu penampilan dan kenyamanan. Jerawat pun ada banyak jenisnya, antara lain [2, 3]:

1. Papula

Papula
Papula

Papula merupakan jenis jerawat di mana dinding sekitar pori-pori mengalami pecah dan meradang yang parah. Akibatnya, pori-pori akan mengeras namun terasa lembut ketika disentuh. Kulit sekitar jerawat papula ini umumnya akan berwarna merah mudah.

2. Pustula

Pustula
Pustula

Pustula ini hampir mirip dengan papula yaitu terjadi kerusakan pada dinding di sekitar pori-pori. Bedanya, pustula berisi nanah dengan benjolan yang berwarna merah. Adapun bagian tengah benjolan akan muncul seperti titik kepala berwarna kuning atau putih.

3. Nodul

Nodul
Nodul

Nodul merupakan jenis jerawat yang berada lebih di dalam kulit jika dibandingkan dengan pustula dan papula. Oleh karena letaknya di dalam kulit maka perawatan medis dengan ahli kesehatan profesional dibutuhkan untuk mengurangi ukuran kelenjar minyak di dalam pori-pori.

4. Kista

Kista
Kista

Kista merupakan jenis jerawat dalam bentuk dan ukuran yang terbesar dibandingkan dengan jenis jerawat lain. Kista ini letakanya bahkan jauh lebih dalam daripada nodul.

Penyebab kista umumnya akan berkisar pada kehadiran bakteri, sebum dan sel kulit mati yang menyumbat pori-pori. Infeksi parah mungkin juga akan menimbulkan kista.

Kista berbentuk benjolan besar yang berwarna merah maupun putih dan terasa nyeri ketika disentuh. Pengobatan medis profesional pun dibutuhkan untuk mengobati kista.

5. Komedo

Komedo
Komedo

Komedo merupakan suatu jenis jerawat di mana pori-pori tersumbat akibat kombinasi sebum dan sel kulit mati. Meskipun tersumbat, ternyata bagian atas pori-pori masih terbuka, sehingga komedo ini disebut juga dengan komedo terbuka. Ciri khas komedo yaitu warna kehitaman yang tampak pada permukaan.

6. Whiteheads

Whiteheads
Whiteheads

Whiteheads atau komedo tertutup merupakan jenis jerawat di mana pori-pori tersumbat hingga bagian atasnya juga tertutup. Penampilan whiteheads ini berupa benjolan kecil pada kulit.

7. Jerawat Ringan

Jerawat Ringan
Jerawat Ringan

Berdasarkan jumlah dari jerawat yang muncul ada juga yang disebut dengan jerawat ringan, di mana tidak lebih dari 20 komedo, 15 benjolan meradang dan 30 lesi yang muncul pada kulit.

8. Jerawat Sedang

Jerawat Sedang
Jerawat Sedang

Jerawat sedang dikatakan jika terdapat 20 hingga 100 komedo, 15 hingga 50 benjolan meradang dan 30 hingga 150 lesi yang muncul pada kulit.

9. Jerawat Nodulocystic Parah

Jerawat nodulocystic parah
Jerawat nodulocystic parah

Jerawat nodulocystic parah merupakan jenis jerawat di mana terdapat juga kista dan nodul yang meradang. Penampilan jerawat ini umumnya dapat berubah warna menjadi merah tua atau ungu.

10. Jerawat Conglobata

Jerawat Conglobata
jerawat conglobata

Salah satu jenis jerawat yang paling parah lain yaitu jerawat conglobata. Jenis jerawat ini biasanya melibatkan banyak nodul meradang yang saling terhubung satu sama lain di dalam kulit.

Jerawat conglobata ini dapat terjadi pada berbagai area kulit, termasuk leher, dada, lengan dan pantat. Pria diketahui lebih berisiko mengembangkan jerawat conglobata dibandingkan dengan wanita.

11. Jerawat Mekanik

Jerawat Mekanik
Jerawat mekanik

Jerawat mekanik merupakan jenis jerawat yang disebabkan oleh paparan panas, gesekan dan tekanan pada kulit seperti akibat penggunaan perlengkapan olahraga seperti helm baseball.

Penjelasan, Penyebab Dan Cara Mengatasi Jerawat

Secara umum, jerawat disebabkan oleh empat faktor utama yang berperan penting dalam pembentukannya, termasuk [4]:

  • Produksi minyak (sebum) berlebih
  • Folikel rambut tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati
  • Bakteri
  • Peradangan

Jerawat dapat muncul di berbagai area kulit yang memiliki kelenjar minyak paling banyak, termasuk [3, 4]:

  • Wajah
  • Dahi
  • Dada
  • Punggung bagian atas
  • Bahu
  • Pantat

Kelenjar minyak tersebut terhubung dengan folikel rambut, di mana dinding folikel dapat menonjol dan menyebabkan whitehead atau komedo (jika bagian atasnya terbuka). Ketika folikel rambut tersumbat hingga meradang dan terinfeksi bakteri maka dapat menyebakan kista [4].

Perlu juga diketahui bahwa, beberapa hal berikut ini mungkin akan memperburuk jerawat yang muncul di kulit [4]:

  • Perubahan Hormonal

Masa pubertas membuat anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami perubahan hormon, berupa peningkatan hormon androgen. Perubahan hormonal ini dapat menyebabkan kelenjar sebum membesar dan produksi sebum pun meningkat.

Selain pada anak-anak, perubahan hormonal juga dapat terjadi pada orang pada kategori usia paruh baya hingga jerawat pun lebih berisiko terjadi.

  • Obat-Obatan Tertentu

Obat-obatan tertentu dapat juga mempengaruhi timbulnya jerawat, termasuk obat kortikosteroid, testosteron atau lithium.

  • Konsumsi Makanan Tinggi Karbohidrat

Sumber makanan kaya karbohidrat seperti roti, bagel dan keripik diketahui dapat juga mempengaruhi munculnya jerawat. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Stres dapat menjadi salah satu penyebab jerawat seseorang menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.

Adapun hal yang tidak kalah penting dari informasi tentang jerawat yaitu metode perawatannya. Berikut ini merupakan beberapa metode perawatan jerawat yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter [4]:

Obat Topikal Jerawat

Obat-obatan topikal adalah salah satu metode perawatan jerawat yang paling umum. Adapun obat-obatan topikal jerawat umumnya dapat berupa [4]:

  • Retinoid Dan Obat Mirip Retinoid

Obat-obatan yang mengandung asam retinoat atau tretinoin baik berupa krim, gel dan lotion umumnya dapat digunakan untuk mengatasi jerawat sedang.

Adapun contoh obat-obatan ini antara lain [4]:

  1. Tretinoin (Avita, Retin-A, lainnya)
  2. Adapalene (Differin)
  3. Tazarotene (Tazorac, Avage, lainnya)

Berikut merupakan hal yang boleh dilakukan dengan penggunaan obat-obatan ini [4]:

  1. Digunakan pada malam hari
  2. Awal penggunaan adalah tiga kali pemakaian dalam satu minggu
  3. Tahap selanjutnya, pemakaian setiap hari (ketika kulit sudah terbiasa dengan obat)

Hal yang tidak boleh dilakukan ketika menggunakan obat-obatan ini [4]:

  1. Menggunakan bersama benzoil peroksida
  2. Terlalu sering membiarkan kulit terpapar sinar matahari

Risiko atau efek samping yang mungkin muncul ketika menggunakan obat-obatan ini antara lain [4]:

  1. Kulit menjadi kering
  2. Kulit menjai kemerahan

Antibiotik dapat membantu membunuh bakteri yang tumbuh secara berlebihan pada kulit. Selain itu, antibiotik juga dapat membantu mengurangi peradangan dan kemerahan kulit.

Antibiotik topikal umumnya digunakan bersama dengan retinoid. Jika retinoid digunakan malam hari, maka antibiotik topikal digunakan pada pagi harinya.

Bedanya dengan retinoid, antibiotik topikal ini dapat dikombinasikan dengan benzoil peroksida untuk mengurangi resistensi antibakteri.

Contoh kombinasi antibiotik topikal dan benzoil peroksida dapat berupa [4]:

  1. Klindamisin dengan benzoil peroksida (Benzaclin, Duac, lainnya)
  2. Eritromisin dengan benzoil peroksida (Benzamycin)

Kombinasi antibiotik topikal dan benzoil peroksida umumnya lebih dianjurkan. Sedangkan penggunaan antibiotik topikal saja sebaiknya tidak dilakukan.

Obat-obatan topikal lain dapat berupa [4]:

  1. Asam azelaic, yang memiliki sifat antibakteri dan boleh digunakan pada ibu hamil maupun menyusui
  2. Asam salisilat, yang dapat mencegah folikel rambut tersumbat

Namun, perlu juga diketahui bahwa kedua jenis asam ini memiliki risiko efek samping seperti [4]:

  1. Efek samping asam azelaic, berupa kemerahan dan iritasi kulit ringan
  2. Efek samping asam salisilat, berupa perubahan warna kulit dan iritasi kulit ringan

Perawatan topikal lain dapat menggunakan dapson untuk jerawat yang meradang. Efek samping yang mungkin timbul kemerahan dan kulit kering.

Obat-Obatan Oral Jerawat

Obat-obatan oral yang mungkin direkomendasikan oleh dokter dalam mengatasi jerawat antara lain [4]:

  • Antibiotik Oral

Antibiotik oral mungkin akan direkomendasikan oleh dokter untuk mengatasi jerawat sedang hingga parah. Hal ini dimaksudkan agar jumlah bakteri dapat berkurang.

Antibiotik oral untuk mengatasi jerawat mungkin dapat berupa [4]:

  1. Tetrasiklin (minosiklin, doksisiklin)
  2. Makrolida (eritromisin, azitromisin)

Perlu diketahui bahwa, tetrasiklin tidak dapat digunakan oleh ibu hamil dan anak di bawah 8 tahun. Sebagai gantinya, orang-orang tersebut dapat menggunakan makrolida.

Selain itu, penggunaan antibiotik oral umumnya harus sesingkat mungkin agar risiko resistensi antibiotik dapat dicegah. Sebagaimana antibiotik topikal, antibiotik oral juga sebaiknya dikombinasikan dengan benzoil peroksida untuk mencegah resistensi antibiotik.

Untuk efek sampingnya sendiri jarang terjadi, namun yang jelas penggunaan antibiotik oral meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.

  • Kontrasepsi Oral Kombinasi

Kontrasepsi oral kombinasi merupakan terapi jerawat sekaligus pengendali kehamilan bagi wanita. Kombinasi yang dimaksud mungkin termasuk progestin dan estrogen.

Untuk efek sampingnya mungkin akan berkisar pada [4]:

  1. Berat badan bertambah
  2. Payudara terasa nyeri
  3. Mual
  • Agen Anti-Androgen

Agen anti androgen atau obat spironolactone (Aldactone) merupakan obat jerawat yang dapat digunakan jika antibiotik oral tidak memberikan manfaat pada wanita.

Obat ini berfungsi untuk menghalangi hormon androgen pada kelenjar penghasil minyak. Efek samping yang mungkin ditimbulkan berupa payudara terasa nyeri dan menstruasi yang menyakitkan.

Isotretinoin merupakan turunan dari vitamin A yang mungkin akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi jerawat sedang hingga parah, khususnya yang tidak merespon pengobatan yang telah disebutkan sebelumnya.

Namun, perlu diketahui bahwa, pengobatan menggunakan isotretinoin oral ini mungkin dapat menyebabkan efek samping berupa [4]:

  1. Penyakit radang usus
  2. Depresi
  3. Kelainan bayi baru lahir yang parah

Terapi Perawatan Jerawat

Berikut ini merupakan beberapa jenis terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawat [4]:

  • Terapi Cahaya

Terapi berbasis cahaya dapat dilakukan bersama dengan dokter melalui beberapa kali kunjungan. Untuk metode, sumber cahaya dan dosisnya akan berbeda-beda bergantung pada kondisi jerawat.

Chemical peel menggunakan larutan kimia seperti asam salisilat, asam glikolat atau asam retinoat untuk mengobati jerawat ringan.

  • Drainase Dan Ekstraksi

Drainase dan ekstraksi dapat digunakan untuk menghilangkan whitehead dan komedo bahkan kista.

  • Injeksi Steroid

Injeksi steroid mungkin dapat digunakan untuk mengobati lesi nodular dan kista. Efek samping berupa penipisan kulit mungkin terjadi. Metode ini terhitung menunjukkan hasil yang relatif cepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment