Daftar isi
Kacang kapri atau pisum sativum var. macrocarpon adalah tanaman yang masuk dalam golongan fabaeceae (suku polong-polongan). Pohon kacang kapri merupakan tanaman rambat yang tidak bisa berdiri tegak dan membutuhkan media lain untuk merambat ke atas.
Pada buah, kacang kapri mempunyai buah dengan bentuk yang datar dengan biji yang masih belum berkembang dan bagian kulit yang masih muda.
Kacang kapri merupakan jenis polong yang dikonsumsi beserta dengan kulit buahnya. Biasanya kacang kapri banyak ditemui di masakan-masakan khas china dan karena itu tak jarang orang menyebutnya kacang polong China. [1]
Berikut ini kandungan gizi dari 100 gram kacang kapri yang menurut USDA (United States, Departement of Agriculture) [2]
Nama | Jumlah | Unit |
Energi | 42 | kcal |
Karbohidrat | 7.55 | g |
Protein | 2.80 | g |
Lemak Total | 0.20 | g |
Kolesterol | 0 | mg |
Serat | 2.6 | g |
Folat | 400 | µg |
Niasin | 0.6 | mg |
Asam Pantotenat | 0.750 | mg |
Piridoksin | 0.160 | mg |
Riboflavin | 0.080 | mg |
Thiamin | 0.150 | mg |
Vitamin A | 1087 | IU |
Vitamin C | 60 | mg |
Vitamin E | 0.39 | mg |
Vitamin K | 25 | µg |
Sodium | 4 | mg |
Potassium | 200 | mg |
Kalsium | 43 | mg |
Copper | 0.079 | mg |
Besi | 2.08 | mg |
Magnesium | 24 | mg |
Selenium | 0.7 | µg |
Zinc | 0.27 | mg |
Mangan | 0.244 | mg |
Karoten-α | 44 | µg |
Karoten- β | 630 | µg |
Lutein + zeaxanthin | 740 | µg |
Kacang kapri merupakan jenis sayuran yang memiliki manfaat ganda dikarenakan kacang kapri dimakan beserta dengan polong atau kulitnya.
Hal tersebut memungkinkan kandungan senyawa yang ada pada polong atau kulit juga masuk ke dalam tubuh.
Senyawa pada kacang kapri adalah fenol dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan. Kedua senyawa antioksidan tersebut berada di biji kacang kapri dan juga polong atau kulitnya.
Maka dari itu kacang kapri sebaiknya dikonsumsi bersama dengan kulitnya karena terdapat senyawa antioksidan yang berperan penting dalam menangkal radikal bebas. [8]
Kemudian, kacang kapri juga mengandung serat yang tinggi. Makanan dengan serat yang tinggi dapat menjaga kesehatan organ pencernaan dan juga dapat digunakan sebagai menu diet bagi yang sedang melakukan program diet.
Makanan yang kaya serat terbukti mampu memberikan efek kenyang lebih lama dibandingkan dengan makanan yang minim serat. [4]
1. Anti kanker
Kacang kapri kaya akan zat karoten yang dapat membantu mencegah sintesis karsinogen di dalam tubuh sehingga mengurangi pembentukan sel kanker. Selain itu, polong dan daunnya mengandung sejumlah besar vitamin C dan enzim yang dapat memecah nitrosamin.
Perlu diketahui bahwa nitrosamin merupakan senyawa karsinogenik yang dihasilkan oleh makanan yang diawetkan menggunakan nitrit. Hal ini yang menjadikan kacang kapri sebagai salah satu makanan anti kanker yang efektif. [3]
2. Menurunkan berat badan
Kacang lezat ini kaya akan serat makanan yang membuatnya cukup mengenyangkan. Selain itu, kacang kapri memiliki tingkat lemak dan kalori yang sangat rendah sehingga sayuran ini dapat dikonsumsi saat program diet karena tidak akan melebihi asupan harian kalori tubuh.
Serat juga akan membantu sistem pencernaan dan meningkatkan kecepatan metabolisme yang dapat membantu upaya penurunan berat badan. [4]
3. Diabetes
Tingginya kadar serat makanan dalam tubuh akan lebih banyak mengontrol kadar gula darah. Serat adalah jenis karbohidrat yang mengatur kadar glukosa dan insulin dalam tubuh.
Hal ini penting bagi penderita diabetes yang perlu memperhitungkan asupan gula dan memantau kadar gula darah mereka dengan cermat, agar dapat mencegah lonjakan dan penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba terjadi. [4]
4. Kepadatan Tulang
Kacang kapri diketahui memiliki kadungan vitamin B6 dan B9. Kedua vitamin ini berperan aktif dalam menurunkan kadar homosistein yang dapat merusak kolagen pada tulang.
Perlu diketahui bahwa kolagen adalah protein yang terdapat pada tulang rawan dan tulang yang berfungsi sebagai perekat untuk menahan tubuh. Jika kolagen sampai rusak maka akan timbul penyakit pada tulang seperti osteoporosis atau tulang keropos.
Selain itu, kacang kapri juga memiliki vitamin K yang berfungsi mengaktifkan osteocalcin, yaitu molekul kalsium pada tulang yang berguna untuk pertumbuhan tulang terutama pada proses mineralisasi tulang.
Proses mineralisasi tulang merupakan sebuah proses pengerasan pada tulang rawan hingga menjadi tulang sejati. [7,11]
5. Kecantikan
Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa kacang kapri memiliki vitamin B6 dan B9 yang berfungsi menurunkan kadar homosistein yang dapat merusak kolagen.
Homosistein sendiri merupakan salah satu asam amino alami, yang apabila kadarnya terlalu tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. [9]
Kolagen juga terdapat pada lapisan kulit yang berfungsi memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Selain itu kolagen juga mampu mengganti sel-sel kulit yang mati.
Apabila kolagen rusak oleh homosistein maka kulit akan kehilangan kekuatan dan elastisitasnya serta sel-sel kulit yang mati tidak dapat diganti. Hal ini dapat mempercepat proses penuan pada kulit. [5]
Kacang kapri memiliki berbagai manfaat yang tak lepas dari banyaknya kandungan gizi yang terkandung di dalamnya. Selama mengonsumsinya dengan porsi yang sesuai dan cara pengolahan yang benar, kacang kapri akan sangat bermanfaat.
Kacang kapri memang memiliki begitu banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, namun terlepas dari semua manfaat tersebut kacang kapri juga memiliki beberapa efek samping apabila dikonsumsi terlalu banyak atau dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu.
Salah satu efek samping kacang kapri apabila mengonsumsinya terlalu banyak adalah sembelit. Kacang kapri memang memiliki banyak kandungan serat di dalamnya dan mampu mengatasi sembelit.
Namun jika terlau banyak mengkonsumsi kacang kapri justru akan memperparah sembelit terlebih jika tidak di imbangi dengan minum air putih yang banyak.
Jika mengonsumsi makanan berserat tinggi secara berlebihan dapat membuat perut terasa penuh atau kembung. hal ini dikarenakan kacang kapri memiliki senyawa tanin dan asam fitat.
Senyawa tanin atau asam tanac merupakan senyawa yang mudah larut dalam air dan terdapat pada hampir seluruh sayuran.
Sedangkan asam fitat merupakan salah satu jenis asam kuat yang sangat mudah berikatan dengan senyawa zat besi dan seng, yang kemudian membentuk suatu endapan yang tak larut dan tidak bisa diserap oleh usus. [10,13]
Kedua senyawa ini yang membuat kacang kapri susah untuk dicerna oleh tubuh yang mengakibatkan munculnya gas yang membuat perut menjadi penuh atau kembung.
Kacang kapri juga tidak boleh dimakan oleh orang yang memiliki asam urat. Kacang kapri diketahui memiliki senyawa yang bernama purin. Purin merupakan senyawa organik aromatik yang mengandung nitrogen.
Ketika di dalam tubuh senyawa purin akan diubah menjadi senyawa asam urat yang ketika berlebih akan mengakibatkan penumpukan pada persendian dan mengakibatkan timbulnya nyeri pada sendi. [3,4]
Sesuatu hal yang berlebihan akan mendatangkan hal yang buruk, tak terkecuali dengan menkonsumsi kacang kapri yang berlebihan akan mendatangkan efek samping yang buruk bagi kesehatan tubuh.
Pestisida merupakan bahan kimia berbahaya yang sering kali digunakan oleh para petani untuk membasmi hama yang bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas pada hasil panen.
Namun, Para Petani sangat mengetahui risiko tentang terbawanya residu pestisida pada hasil panennya, termasuk pada kacang kapri.
Menurut data analisis dari USDA (United States, Department of Agriculture) kacang kapri termasuk kedalam salah satu hasil pertanian yang paling banyak mengandung residu pestisida.
Hal ini dikarenakan kacang kapri merupakan tanaman yang rentan diserang hama atau penyakit sehingga perlu menggunakan pestisida. [2]
Residu pestisida yang terbawa dalam hasil panen kacang kapri jika sampai terkonsumsi oleh konsumen akan menyebabkan beberapa penyakit fatal dan mematikan.
Cuka atau Garam untuk Hilangkan Pestisida pada Kacang Kapri
Namun, resiko dari residu pestisida yang terbawa pada kacang kapri dapat dikurangi dengan mencuci kacang kapri dengan air garam atau cuka.
Cuka atau garam merupakan bahan efektif dalam membunuh kuman atau menghilangkan residu pestisida pada buah dan sayur.
Langkah awal siapkan air bersih pada wadah, kemudian beri secangkir cuka atau garam kemudian masukkan kacang kapri. Tunggu beberapa saat, setelah itu bilas kacang kapri dengan air bersih. [6]
Kacang kapri merupakan tanaman dari jenis polong-polongan yang juga memiliki 2 jenis yang berbeda. Kedua jenis kacang kapri ini sangat populer dikalangan masyarakat baik di indonesia maupun di seleluruh negara. Berikut ini uraian dari 2 jenis kacang kapri tersebut
Kacang Kapri atau Snow Spea
Kacang kapri biasa atau nama latinnya pisum sativum var. macrocarpon merupakan sayuran yang biasa dimakan bersamaan dengan kulit atau polongnya.
Snow spea atau kacang kapri merupakan tanaman merambat yang membutuhkan tanaman lain untuk tegak. Panjang batangnya bisa mencapai 60-200 cm.
Buah tanaman ini lebih tipis dan bijinya yang kecil. Biasanya kacang kapri yang satu ini dipanen sebelum bijinya mengisi penuh polong alias menjadi besar dan kulit atau polongnya menjadi lebih keras sehingga tidak dapat di makan. [5]
Kacang Kapri Manis atau Sugar Snap Peas
Kacang kapri manis atau nama latinnya pisum sativum var. saccharatum merupakan varietas kacang kapri yang dihasilkan dari persilangan antara kacang polong dengan kacang kapri biasa (snow peas).
Kacang kapri manis berbeda dengan kacang kapri biasa walaupun sama-sama bisa dimakan dengan kulit atau polongnya, kacang kapri manis rasanya lebih manis dan bijinya lebih besar. [5]
Kacang kapri merupakan sayuran yang enak dimakan apabila masih segar, karena jika kacang kapri agak berkerut, kulit polong akan terasa sedikit basi dan susah untuk dikunyah.
Jika ingin menyimpan kacang kapri untuk jangka waktu agak lama sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar agar kacang kapri tetap segar.
Langkah awal dalam menyimpan kacang kapri secara benar adalah cuci terlebih dahulu kacang kapri dengan air bersih atau di rendam.
Kemudian, petik ujung kacang kapri serta serat yang menghubungkan dua ujung pada tepi luar kacang kapri. Setelah itu siapkan air mendidih dan rebus kacang kapri selama 1 menit kurang kemudian tiriskan dan angin-angikan hingga kering. [12]
Langkah terakhir dari proses ini adalah membungkus kacang kapri dengan menggunakan plastik atau karton (karton lebih baik untuk mengurangi air kondensasi yang bisa membuat kapri busuk) kemudian masukkan kedalam kulkas. Apabila cara penyimpanan itu dilakukan, kacang kapri dapat bertahan hingga 5-7 hari. [6]
Dengan cara penyimpanan yang benar, Kandungan gizi pada kacang kapri akan tetap terjaga walaupun disimpan hingga beberapa hari lamanya.
Kacang kapri merupakan sayuran yang sudah sejak lama dibudidayakan dan digunakan sebagai bahan makanan oleh masyarakat dunia. Banyak cara yang digunakan dalam mengolah kacang kapri menjadi sajian yang nikmat dan bergizi tinggi.
Namun, dalam mengolah kacang kapri sebaiknya kacang kapri tidak di masak dengan waktu yang lama untuk menjaga tekstur dan kandungan gizi yang ada di dalamnya.
Kacang kapri biasa diolah menjadi tumis kacang kapri yang nikmat. dengan cara menumis bumbu atau bahan lainnya terlebih dahulu kemudian masukkan kacang kapri ke dalamnya dan tumis sekitar 1 atau 2 menit saja.
Selain itu kacang kapri juga dikenal sebagai kacang polong china karena kacang kapri identik sebagai bahan dari masakan china yang terkenal, yaitu chapchay.
Cara pengolahan yang benar bukan hanya membuat kacang kacang kapri nikmat untuk disantap, akan tetapi juga menjaga kandungan gizi pada kacang kapri
1). Simsek, S.; Tulbek, M.C.; Yao, Y.; Schatz, B. 2009. Food Chemistry, 115, 832–838. Starch characteristics of dry peas (Pisum sativum L.) grown in the USA.
2. Anonym. 2019. U.S. DEPARTMENT OF AGRICULTURE. Snow peas, Snap peas, raw
3. Runchana Rungruangmaitree, Wannee Jiraungkoorskul. 2017. Pharmacognosy Reviews. Pea, Pisum sativum, and Its Anticancer Activity.
4. Wendy J. Dahl Lauren M. Foster and Robert T. Tyler. 2012. British Journal of Nutrition 108, S3–S10. Review of the health benefits of peas (Pisum sativum L.).
5. NSW Agriculture. 2001. Agfact NSW Agriculture H8.1.35, second edition. Snow peas and sugar snap peas
6. Rempel, C.; Geng, X.; Zhang, Y. 2019. Food Chemistry, 276, 119–128. Industrial scale preparation of pea fractions with enhanced nutritive composition by dry fractionation.
7. Vidal‑Valverde C, Frias J, Hernandex A, Martin‑Alvarez P, Sierra I, Rodriquez C, et al. 2003. Journal of The Science and Food Agriculture; 83:298‑306. Assessment of nutritional compounds and antinutritional factors in pea (Pisum sativum) seeds.
8. Chon SU. 2013. Current Pharmaceutical Design 19:6112‑24. Total polyphenols and bioactivity of seeds and sprouts in several legumes.
9. Oyama et.al. 2002. Nephrology Dyalisis Transplantation 17: 916-922. Efficacy of methylcobalamin on lowering total homocystein plasma concentrations in haemodialysis patients receiving high-dosefolid acid supplementation.
10. Chung KT. Wong TY. Wei Ci. 1998. Department of Microbiology and Molecular Cell Sciences, University of Memphis, TN 38152, USA 38(6): 421-64. Critical Reviews in Science and Nutrition
11. Fernandez, I., Gil., T.H., Gracia, M.A.A. Pingarron, M. C., dan Jerez, L.B. 2006. Medicina Patologial Oral Cirugia Buccal, 11. Physiological Bases of Bone Regeneration ll, Histology and Physiology of Bone Tissue.
12. Adisarwanto, T.; Knight, R. 1997. Australian Journal of Agricultural Research 48: 1161–1168. Effect of sowing date and plant density on yield and yield components in the faba bean.
13. Ana Paula F.R. Elisangela Olegario da Silva. 2016. Journal of Food Science. Phytic acid : from antinutritional to multiple factor of organyc sistems.