Penyakit & Kelainan

Kanker Tiroid : Jenis – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Kanker Tiroid?

Kanker tiroid merupakan jenis kanker pada kelenjar tiroid sehingga sel-sel pada kelenjar ini tumbuh secara tak normal dan tak terkontrol [1,2,3,10,11].

Kanker tiroid tergolong sebagai jenis kanker yang langka dan tak mudah terdeteksi karena tidak menimbulkan gejala apapun pada kondisi awal.

Penyakit gondok adalah salah satu peningkat risiko terjadinya kanker tiroid.

Tinjauan
Kanker tiroid adalah kondisi kanker yang menyerang kelenjar tiroid di mana walaupun tergolong sebagai kanker langka, kanker ini dapat membahayakan kondisi penderitanya.

Jenis-jenis Kanker Tiroid

Kanker tiroid terbagi menjadi beberapa jenis kondisi menurut sel-sel yang ditemukan pada tumor.

Jenis kanker tiroid baru akan diketahui ketika sampel jaringan dari sel kanker diperiksa dan dianalisa di laboratorium.

Berikut ini adalah jenis-jenis kanker tiroid yang perlu dikenali untuk dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dengan jenis kondisi pasien.

Kanker Tiroid Folikuler

Kanker tiroid folikuler adalah jenis kanker tiroid yang berawal dari sel-sel folikuler di kelenjar tiroid [1,2,3].

Orang-orang dengan usia lebih dari 50 tahun lebih berpotensi mengalami jenis kanker tiroid ini.

Kanker Tiroid Papiler

Kanker tiroid paling umum adalah kanker tiroid papiler yang sebenarnya juga berasal dari sel-sel folikuler [1,2,4].

Hanya saja, siapa saja dapat mengalami jenis kanker ini walaupun lebih berpotensi menyerang orang-orang dengan rentang usia 30 hingga 50 tahun.

Kanker Tiroid Meduler

Kanker tiroid jenis ini berawal dari sel-sel tiroid yang disebut dengan sel-C (C-cells) [1,2,5].

Sel-sel tiroid bernama sel C ini bertugas utama menghasilkan hormon kalsitonin.

Fungsi utama hormon kalsitonin ini adalah sebagai penurun kadar kalsium dalam tubuh yang terlalu berlebihan.

Jika kadar kalsium terlalu tinggi, maka hormon kalsitonin dibutuhkan oleh tubuh untuk menetralisirnya kembali.

Jika kadar kalsitonin di dalam tubuh terlampau tinggi, hal ini adalah tanda buruk di mana kanker tiroid meduler timbul dan masih dalam tahap awal.

Sindrom genetik tertentu diketahui mampu menjadi peningkat risiko terjadinya kanker tiroid jenis ini walau tergolong langka.

Kanker Tiroid Anaplastik

Kanker tiroid anaplastik adalah jenis kanker tiroid langka yang juga berasal dari sel-sel folikuler [1,2,6].

Meski kasus kanker tiroid jenis ini sangat jarang dijumpai, perkembangan dan penyebaran sel kanker sangat agresif dan cepat.

Hal ini menjadi alasan mengapa kanker tiroid anaplastik lebih sulit untuk diobati.

Lansia dengan usia 60 tahun ke atas memiliki peluang lebih besar dalam mengalami kanker tiroid anaplastik.

Kanker Tiroid Jenis Lainnya

Limfoma tiroid dan sarkoma tiroid adalah dua jenis kanker tiroid lainnya yang perlu diwaspadai walau sangat langka [1,4,7,8].

Limfoma tiroid umumnya berawal dari sel-sel imun pada kelenjar tiroid, sementara sarkoma tiroid berasal dari sel-sel jaringan konektif pada kelenjar tiroid.

Tinjauan
Terdapat beberapa jenis kondisi kanker tiroid, yaitu meliputi kanker tiroid folikuler, kanker tiroid papiler, kanker tiroid meduler, kanker tiroid anaplastik, limfoma tiroid dan sarkoma tiroid.

Penyebab Kanker Tiroid

Belum diketahui pasti hingga kini faktor penyebab kanker tiroid, namun mutasi genetik diduga kuat menjadi penyebab utama kanker tiroid.

Mutasi atau perubahan gen BRAF adalah awal dari pertumbuhan sel-sel abnormal yang kemudian berkembang dan menyebar secara cepat di dalam tubuh [1,2].

Mutasi gen menyebabkan kemampuan sel-sel untuk mati seperti sel-sel tubuh normalnya menjadi hilang

Tumor atau sel kanker terbentuk dari sel-sel tiroid abnormal yang terakumulasi.

Jika tak disadari dan tak segera mendapatkan penanganan, sel-sel abnormal tersebut akan sampai pada jaringan tubuh terdekat dan bermetastasis ke organ tubuh lainnya (bersifat semakin agresif dan ganas).

Faktor Risiko Kanker Tiroid

Walau penyebab pasti kanker tiroid belum diketahui, beberapa faktor di bawah ini dapat menjadi peningkat risikonya.

Kenali dan waspadai beberapa faktor pemicu kanker tiroid berikut [1,2,9,10,11,12] :

  • Faktor jenis kelamin, karena wanita memiliki risiko lebih tinggi terserang kanker tiroid daripada pria.
  • Faktor kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Cowden, multiple endocrine neoplasia, dan familial adenomatous polyposis.
  • Faktor paparan radiasi, terutama jika di usia anak-anak sudah terlampau sering terpapar radiasi (radioterapi misalnya) sehingga risiko tumbuhnya kanker tiroid lebih tinggi.
  • Faktor penyakit tiroid, di mana penderita penyakit gondok dan penderita radang kelenjar tiroid atau tiroiditis memiliki risiko lebih besar terkena kanker tiroid.
  • Faktor kondisi medis tertentu, seperti obesitas dan akromegali.
  • Faktor riwayat kesehatan keluarga, di mana seseorang memiliki risiko lebih tinggi terserang kanker tiroid apabila di dalam keluarganya terdapat anggota yang memiliki riwayat kanker tiroid.
Tinjauan
Belum diketahui jelas penyebab kanker tiroid namun dugaan kuat mengarah pada mutasi gen di dalam tubuh penderita. Selain itu, faktor genetik, faktor jenis kelamin, faktor paparan radiasi, faktor riwayat kesehatan keluarga, faktor kondisi medis tertentu dan faktor penyakit tiroid mampu memicu kanker tiroid.

Gejala Kanker Tiroid

Pada kondisi awal, kanker tiroid tidak menyebabkan gejala apapun, namun gejala akan muncul seiring sel kanker tumbuh lebih besar dan menyebar.

Gejala paling awal yang paling nampak adalah benjolan yang terdapat di leher bagian depan.

Saat disentuh, benjolan tersebut tidak sakit dan tidak bergerak, namun biasanya benjolan itu membesar dengan cepat.

Bila terlihat adanya benjolan pada leher bagian depan dan hal ini disertai dengan sejumlah gejala lain seperti berikut, segera periksakan diri [1,2,4,6,7,9].

  • Tenggorokan sakit
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan menelan
  • Kelenjar getah bening membengkak (penyebab timbulnya benjolan)
  • Suara parau yang tak kunjung membaik bahkan setelah beberapa minggu berlalu
  • Leher terasa sakit

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Bila sejumlah gejala yang telah disebutkan mulai dirasakan atau kelihatan, segera ke dokter dan menempuh pemeriksaan.

Deteksi dan identifikasi dini akan membantu pasien dalam memperoleh penanganan paling tepat.

Pada pemilik riwayat penyakit tiroid, dianjurkan untuk secara rutin mengontrol kesehatan ke dokter.

Bahkan pada pasien radioterapi di bagian leher, sebaiknya teratur memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter agar dapat terdeteksi adanya perkembangan sel kanker tiroid.

Tinjauan
Timbulnya benjolan di leher depan biasanya merupakan gejala awal dari kanker tiroid. Selain itu, sejumlah keluhan lain seperti tenggorokan sakit, kesulitan bernapas, kesulitan menelan, kelenjar getah bening membengkak (penyebab timbulnya benjolan), suara parau, leher sakit, dan batuk-batuk juga turut menyertai.

Pemeriksaan Kanker Tiroid

Ketika memeriksakan diri ke dokter, beberapa metode diagnosa berikut ini umumnya akan dokter terapkan dalam memastikan bahwa gejala mengarah pada kanker tiroid.

  • Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan

Dokter mengawali pemeriksaan dengan memeriksa bagian leher pasien untuk mengetahui apakah terjadi perubahan fisik di bagian kelenjar tiroid berada [1,2,4].

Dokter juga akan menanyakan seputar riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat medis, riwayat pengobatan, dan riwayat kesehatan keluarga.

Dokter perlu tahu apakah anggota keluarga pasien ada yang menjadi penderita tumor tiroid atau penyakit tiroid lainnya.

  • Tes Darah

Tes darah adalah metode pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan agar dokter dapat mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah pasien [1,2,8].

Dari hasil tes darah ini, dokter juga dapat mengetahui apakah kelenjar tiroid berfungsi dengan baik dan normal.

  • Tes Pemindaian

Tes pemindaian seperti MRI scan, CT scan dan USG adalah metode pemeriksaan penunjang yang membantu dokter mengidentifikasi benjolan di leher pasien [1,3,4,5,7,8,9].

Dari hasil tes pemindaian, dokter dapat mendeteksi apakah metastasis kanker tiroid (penyebaran sel kanker) ke organ lain telah terjadi.

Selain ketiga metode tes pemindaian tersebut, dokter kemungkinan juga merekomendasikan PET scan kepada pasien [2,5,7,8,9].

PET scan diperlukan untuk mendeteksi apakah sel kanker sudah menyebar luas atau belum sehingga penanganan yang sesuai dapat dokter tentukan.

Tes penunjang lainnya yang juga sama pentingnya adalah biopsi, di mana dokter mengambil sampel jaringan sel kelenjar tiroid lebih dulu [1,2,3,4,6,7,8].

Setelah dianalisa di laboratorium, dokter baru dapat menentukan apakah terdapat kanker di kelenjar tiroid dan menentukan jenis kanker tiroid bila memang terdapat sel kanker di sana.

  • Tes Genetik

Dokter merekomendasikan tes genetik ketika terdapat dugaan bahwa kanker tiroid terjadi karena faktor kelainan genetik tertentu [1,5,9].

Untuk memastikan, dokter perlu melakukan tes genetik untuk mengidentifikasi jenis kelainan genetik pada tubuh pasien.

Tinjauan
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes darah, tes pemindaian, biopsi dan tes genetik merupakan metode diagnosa yang umumnya digunakan oleh dokter dalam mendeteksi kanker tiroid dan menentukan pengobatan yang tepat.

Pengobatan Kanker Tiroid

Penanganan untuk kanker tiroid akan ditentukan oleh dokter berdasarkan faktor risiko, jenis kanker, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan menyeluruh pasien.

Berikut ini adalah beberapa tindakan medis yang secara umum digunakan dalam mengobati kanker tiroid :

Pada prosedur ini, sebagian dari kelenjar tiroid akan diangkat [1,2,3,4,5].

Prosedur ini hanya dianjurkan pada pasien kanker tiroid yang mengalami perkembangan kanker lambat pada salah satu bagian kelenjar tiroid.

Jika tak terdapat benjolan lain pada bagian lain tiroid, maka tindakan medis ini adalah yang paling tepat.

  • Tiroidektomi

Tiroidektomi adalah tindakan bedah untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid atau sebagian besar bagian dari kelenjar tersebut [1,2,3,4,5,6,7,9].

Dokter akan menyesuaikannya dengan ukuran kanker tiroid dan jenis kanker ini.

Tingkat keparahan dan penyebaran kanker hingga ke organ tubuh lain juga menjadi pertimbangan dokter dalam mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid.

  • Pengangkatan Kelenjar Getah Bening

Ketika pasien menempuh prosedur bedah pengangkatan tiroid, kelenjar getah bening di bagian leher yang juga dekat dengan kelenjar tiroid dapat dokter angkat juga.

Bila terdapat tanda-tanda penyebaran sel kanker di bagian tersebut, maka otomatis dokter segera mengangkatnya.

  • Kemoterapi

Untuk jenis kanker tiroid anaplastik, dokter kemungkinan merekomendasikan pasien untuk menempuh kemoterapi [1,2,3,5,6,7].

Obat-obatan kemoterapi diberikan ketika diketahui bahwa sel kanker telah menyebar sampai ke organ tubuh lainnya.

  • Radioterapi

Terapi radiasi juga menjadi tindakan penanganan untuk kanker tiroid dengan memanfaatkan gelombang radioaktif [1,2,3,5,6,7].

Dokter akan mengarahkan gelombang radioaktif ini langsung ke kelenjar tiroid dan tindakan pengobatan ini lebih direkomendasikan untuk pengidap kanker tiroid anaplastik maupun kanker tiroid stadium lanjut.

  • Terapi Iodium Radioaktif

Terapi ini bertujuan utama menghancurkan sel-sel kanker sekaligus mencegah tumbuh kembalinya sel kanker [1,2,3,4].

Jika usai menjalani operasi risiko kemunculan sel kanker kembali cukup tinggi, terapi iodium radioaktif dapat diandalkan untuk meminimalisir risiko tersebut.

  • Terapi Pengganti Hormon

Pada pasien kanker tiroid yang telah menempuh tiroidektomi untuk pengangkatan seluruh kelenjar tiroid, dokter akan memberikan terapi pengganti hormon [13].

Produksi hormon tiroid dapat berhenti ketika kelenjar tiroid diangkat total, maka dibutuhkan terapi pengganti hormon.

Terapi ini perlu dijalani oleh pasien seumur hidup dan sebagai langkah pemantauan kadar hormon tiroid, pasien perlu menempuh tes darah berkala.

  • Ablasi Alkohol

Prosedur lainnya yang kemungkinan dianjurkan oleh dokter adalah ablasi alkohol, yaitu menyuntikkan alkohol ke kanker tiroid yang berukuran masih kecil [14].

Prosedur ini dapat dilakukan melalui ultrasonografi agar tepat sasaran di mana tujuan tindakan medis ini adalah supaya kanker tiroid semakin menyusut.

Hanya saja, metode penanganan ini dianjurkan bagi pasien dengan kanker tiroid yang ukurannya masih kecil.

Tinjauan
Pengobatan kanker tiroid meliputi lobektomi tiroid, tiroidektomi, operasi pengangkatan kelenjar getah bening, ablasi alkohol, radioterapi, kemoterapi, terapi iodium radioaktif dan terapi pengganti hormon.

Komplikasi Kanker Tiroid

Kanker tiroid yang diobati maupun tidak sama-sama berpotensi menimbulkan komplikasi.

Pasien yang telah menempuh perawatan dan bahkan operasi pengangkatan tumor tetap dapat mengalami komplikasi.

Komplikasi paling umum berupa kembali tumbuhnya sel kanker pada kelenjar tiroid, atau di bagian tubuh lain seperti kelenjar getah bening (di leher), tulang, hingga paru-paru [1].

Meski demikian, kanker tiroid yang kembali muncul tetap dapat diatasi di mana dokter biasanya menyarankan pasien untuk menempuh tes darah secara berkala untuk memantau perkembangan sel kanker.

Tak hanya tes darah, dokter juga akan menganjurkan pasien menempuh tes pemindaian berkala untuk mendeteksi kembali tumbuhnya sel kanker.

Sementara itu, komplikasi juga dapat terjadi saat menempuh prosedur bedah pengangkatan kelenjar tiroid, yaitu [15] :

  • Infeksi dan perdarahan hebat ketika kelenjar paratiroid mengalami gangguan atau kerusakan akibat efek operasi.
  • Penurunan kadar kalsium dalam darah secara drastis karena efek kelenjar paratiroid yang terganggu.
  • Perubahan suara dan kerusakan pita suara, sebagai akibat penempuhan prosedur bedah tiroid; namun hal ini dapat diatasi dengan menangani masalah pada saraf tersebut.
Tinjauan
Kanker tiroid dapat kembali tumbuh sekalipun sudah diangkat dan hal ini menjadi risiko komplikasi yang sebaiknya diwaspadai. Selain itu, efek samping dari operasi yang ditempuh pasien adalah penurunan kadar kalsium dalam darah, infeksi, perubahan suara, kerusakan pita suara, hingga perdarahan hebat.

Pencegahan Kanker Tiroid

Tidak terdapat cara efektif untuk mencegah kanker tiroid. Namun untuk para penderita penyakit tiroid maupun pasien radioterapi dianjurkan untuk check-up rutin ke dokter.

Cara ini dapat meminimalisir risiko kanker tiroid pada penderita penyakit tiroid maupun pasien radioterapi.

Menjalani gaya hidup sehat juga sangat dianjurkan karena obesitas pun mampu menjadi pemicu kanker tiroid sehingga menjaga berat badan sangat penting.

Tinjauan
Para penderita penyakit tiroid dan pasien radioterapi sebaiknya memeriksakan diri rutin untuk deteksi dini risiko kanker tiroid. Selebihnya, menjaga pola hidup sehat adalah pencegahan terbaik agar meminimalisir risiko kanker.

1. Kenny Lee & Sebastiano Cassaro. Thyroid Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Quang T. Nguyen, DO, FACP, FACE, FTOS, Eun Joo Lee, Melinda Gingman Huang, Young In Park, Aashish Khullar, MD, & Raymond A. Plodkowski, MD. Diagnosis and Treatment of Patients with Thyroid Cancer. American Health & Drug Benefits; 2015.
3. Damilola Ashorobi & Peter P. Lopez. Follicular Thyroid Cancer. 2020.
4. Faten Limaiem; Anis Rehman; & Thomas Mazzoni. Papillary Thyroid Carcinoma. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Samip R. Master & Bracken Burns. Medullary Thyroid Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2020.
6. Govardhanan Nagaiah, Akm Hossain, Colin J. Mooney, James Parmentier, & Scot C. Remick. Anaplastic Thyroid Cancer: A Review of Epidemiology, Pathogenesis, and Treatment. Journal of Oncology; 2011.
7. Meghana Kesireddy & Savita Lasrado. Thyroid Lymphoma. National Center for Biotechnology Information; 2020.
8. Jatin P. Shah, MD. Thyroid Carcinoma: Epidemiology, Histology, and Diagnosis. HHS Public Access; 2017.
9. Charis Eng, MD, PhD, FACP. Multiple Endocrine Neoplasia Type 2. National Center for Biotechnology Information; 1999.
10. Joanne Ngeow, Jessica Mester, Lisa A. Rybicki, Ying Ni, Mira Milas, & Charis Eng. Incidence and Clinical Characteristics of Thyroid Cancer in Prospective Series of Individuals with Cowden and Cowden-Like Syndrome Characterized by Germline PTEN, SDH, or KLLN Alterations. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism; 2011.
11. Li Xu, Matthias Port, Stefano Landi, Federica Gemignani, Monica Cipollini, Rossella Elisei, Lilia Goudeva, Jörg Andreas Müller, Kai Nerlich, Giovanni Pellegrini, Christoph Reiners, Cristina Romei, Robert Schwab, Michael Abend, & Erich M. Sturgis. Obesity and the Risk of Papillary Thyroid Cancer: A Pooled Analysis of Three Case–Control Studies. Thyroid; 2014.
12. Selcuk Dagdelen, Nese Cinar, & Tomris Erbas. Increased thyroid cancer risk in acromegaly. Pituitary; 2014.
13. Zeina C. Hannoush, M.D & Roy E. Weiss, M.D., Ph.D. Thyroid Hormone Replacement in Patients Following Thyroidectomy for Thyroid Cancer. Rambam Maimonides Medical Journal; 2016.
14. Soo Yeon Hahn, MD, PhD, Jung Hee Shin, MD, PhD, Dong Gyu Na, MD, PhD, Eun Joo Ha, MD, PhD, Hye Shin Ahn, MD, Hyun Kyung Lim, MD, PhD, Jeong Hyun Lee, MD, PhD, Jeong Seon Park, MD, PhD, Ji-hoon Kim, MD, PhD, Jin Yong Sung, MD, Joon Hyung Lee, MD, PhD, Jung Hwan Baek, MD, PhD, Jung Hyun Yoon, MD, PhD, Jung Suk Sim, MD, PhD, Kwang Hwi Lee, MD, Seon Mi Baek, MD, So Lyung Jung, MD, PhD, Yeo Koon Kim, MD, Yoon Jung Choi, MD, PhD, Korean Society of Thyroid Radiology (KSThR), & Korean Society of Radiology. Ethanol Ablation of the Thyroid Nodules: 2018 Consensus Statement by the Korean Society of Thyroid Radiology. Korean Journal of Radiology; 2019.
15. Beata Wojtczak, Michał Aporowicz, Krzysztof Kaliszewski, & Marek Bolanowski. Consequences of bleeding after thyroid surgery – analysis of 7805 operations performed in a single center. Archives of Medical Science; 2018.

Share