Lobektomi: Fungsi, Prosedur dan Risikonya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Fungsi Lobektomi

lobektomi
Sumber gambar: Keck Medicine of USC

Lobektomi merupakan prosedur pengangkatan lobus organ. Biasanya, lobektomi digunakan untuk mengangkat bagian lobus paru-paru, namun bisa juga merujuk pada hati, otak, kelenjar tiroid, atau organ lain.[1]

Paru-paru seseorang memiliki 5 bagian yang disebut lobus. Paru kanan memiliki tiga lobus, yaitu lobus atas, tengah, dan bawah. Paru-paru kiri memiliki dua lobus, lobus atas dan bawah.[1]

Fungsi dari lobektomi adalah mengangkat bagian organ yang terkena kanker dan untuk mencegah penyebaran kanker. Tindakan ini mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan penyakit tersebut, tetapi setidaknya mampu menghilangkan sumber utamanya.[1]

Lobektomi kerap disamakan dengan segmentektomi, meskipun mirip keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Seperti, besar kecilnya bagian paru-paru yang diangkat.

Pada prosedur segmentektomi, dokter hanya mengangkat sebagian kecil paru-paru karena sebaran kanker belum meluas. Sedangkan, pada lobektomi, bagian paru-paru yang diangkat lebih besar.[1,2]

Kondisi yang Membutuhkan Lobektomi

Dokter akan merekomendasikan lobektomi pada pasien yang memiliki kondisi medis, seperti:[4]

  • Tuberkulosis (TB), infeksi bakteri (kronis) berkelanjutan yang sering menyerang paru-paru.
  • Abses paru-paru, nanah yang mungkin terbentuk di paru-paru. Jika abses tidak kunjung sembuh dengan obat antibiotik, mungkin perlu dilakukan pengangkatan.
  • Emfisema, penyakit kronis yang disebabkan oleh rusaknya serat elastis di paru-paru. Hal ini membuat paru-paru lebih sulit untuk bergerak saat bernapas.
  • Tumor jinak, pertumbuhan yang bukan kanker. Tumor ini dapat menekan pembuluh darah besar dan mempengaruhi fungsi organ lain.
  • Kanker paru-paru, jenis kanker yang dapat mempengaruhi saluran udara utama ke paru-paru (bronkus), satu atau lebih lobus paru-paru, lapisan pleura, atau jaringan paru-paru lainnya. Jika tidak diobati, bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
  • Infeksi jamur. Jamur bisa tumbuh di dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

Jenis Lobektomi

Terdapat 3 jenis lobektomi berdasarkan teknik prosedurnya, yaitu:[3]

  • Open Lobectomy

Sebuah lobus diangkat melalui satu sayatan panjang di sisi dada. Tindakan ini melibatkan pembukaan tulang rusuk untuk mengakses paru-paru.

Jenis operasi ini biasanya dilakukan jika dokter perlu mengangkat tumor stadium 2 dan stadium 3 yang lebih besar dari paru-paru dan kelenjar getah bening

  • Video-Assisted Thoracoscopic Surgery (VATS)

Sebuah lobus diangkat melalui beberapa sayatan kecil di dada dengan bantuan instrumen.

Lobektomi VATS dapat dipertimbangkan untuk kanker paru non-sel kecil (NSCLC) stadium 1 atau stadium 2. Pada jenis operasi ini, komplikasi yang terjadi dapat lebih sedikit dibandingkan open lobektomi.

  • Robot-Assisted Thoracoscopic Surgery (RATS)

Secara prosedur jenis operasi ini mirip dengan VATS, yang membedakan adalah prosedur RATS dilakukan oleh robot.

Persiapan Lobektomi

Terdapat beberapa persiapan yang perlu pasien lakukan sebelum menjalani rangkaian prosedur lobektomi, seperti:[1,3]

  • Pasien akan diminta untuk melakukan uji fisik, darah, pernapasan (fungsi paru), dan jantung untuk memastikan kesehatannya dalam menjalani operasi
  • Pasien wajib memberitahu dokter mengenai obat, suplemen, atau vitamin yang sedang dikonsumsi. Pasien dilarang mengonsumsi obat pengencer darah seperti aspirin, sebelum prosedur
  • Berhenti merokok beberapa hari sebelum prosedur, karena Berhenti merokok sebelum operasi dapat mengurangi risiko komplikasi, meningkatkan penyembuhan luka, dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi
  • Pasien akan diminta untuk berhenti makan dan minum selama 8 jam sebelum prosedur

Prosedur Lobektomi

Lobektomi dilakukan dengan anestesi umum, sehingga selama prosedur pasien akan tertidur dan tidak merasakan apapun. Anestesi diberikan melalui selang infus.[3]

Perawat akan memantau denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan selama operasi. Selanjutnya, dokter akan memasang ventilator untuk membantu kerja paru-paru yang sehat.[3]

Jika pasien menjalani open lobectomy, dokter akan membuat sayatan di sisi tubuh tempat jaringan akan diangkat. Sayatan akan dimulai dari bagian depan dada di sekitar puting hingga ke area di bawah tulang belikat.[3]

Selanjutnya, sebuah instrumen akan digunakan untuk merentangkan tulang rusuk dan dokter akan mengangkat jaringan. Terakhir sayatan bekas sayatan ditutup dengan jahitan.[3]

Jika pasien menjalani prosedur VATS atau RATS, dokter akan membuat tiga atau empat sayatan kecil di sekitar area lobus. Kemudian sebuah alat yang disebut torakoskop, yaitu tabung tipis dengan cahaya dan kamera kecil diujungnya, dimasukkan ke dalam rongga dada melalui salah satu sayatan. [3]

Torakoskop terhubung dengan sebuah monitor di ruang operasi, sehingga membantu dokter memvisualisasikan area tersebut.[3]

Instrumen bedah lainnya kemudian dimasukkan melalui sayatan yang berbeda dan digunakan untuk mengangkat jaringan yang bermasalah.[3]

Setelah menjalani salah satu jenis operasi, dokter akan memasang sebuah tabung di tubuh pasien. Tabung sementara ini berfungsi mengalirkan cairan, darah, dan udara yang mungkin terkumpul di sekitar paru-paru pasien selama operasi.[3]

Terakhir, dokter akan menutup luka bekas sayatan dengan jahitan.[3]

Pasca Prosedur Lobektomi

Setelah operasi, pasien akan diajarkan latihan pernapasan dalam dan batuk sehingga paru-paru dapat mengembang dan berkontraksi kembali. Tindakan ini juga akan meningkatkan kemampuan pernapasan dan membantu mencegah infeksi paru-paru.[1]

Bergerak dan bangun dari tempat tidur, melakukan aktivitas fisik secara perlahan dan hindari mengangkat benda berat untuk sementara waktu akan membantu pasien sembuh lebih cepat.[1]

Pastikan untuk menghindari hal-hal berikut saat proses pemulihan:[1]

  • Asap tembakau
  • Asap kimia dan uap berbahaya di udara
  • Pencemaran lingkungan
  • Terpapar orang dengan infeksi saluran pernapasan, seperti pilek dan flu

Segera hubungi dokter jika pasien mengalami salah satu dari gejala berikut:[1]

  • Kesulitan bernapas atau sesak napas
  • Nyeri saat bernapas
  • Kemerahan, bengkak, atau nyeri di sekitar sayatan
  • Demam tinggi
  • Perubahan kondisi mental

Risiko Lobektomi

Risiko yang mungkin terjadi pada pasien yang menjalani lobektomi, yaitu:[4]

  • Infeksi
  • Udara di ruang antara penutup paru-paru (ruang pleura) yang menyebabkan paru-paru kolaps (pneumotoraks)
  • Berdarah
  • Bukaan seperti tabung antara saluran napas (bronkus) dan rongga pleura yang menyebabkan udara atau cairan bocor ke dada (fistula bronkopleural)
  • Adanya nanah di rongga dada (empiema)
  • Cairan di ruang antara paru-paru dan dinding dada bagian dalam (efusi pleura)

Hasil Lobektomi

Bagi beberapa pasien, menjalani lobektomi dapat menghilangkan masalah medis, dan bagi pasien lain, tindakan ini mampu memperlambat perkembangan penyakit atau meredakan gejala.[1]

Jika pasien menderita kanker paru-paru, kanker mungkin sembuh setelah lobektomi atau pasien mungkin memerlukan perawatan lain untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa. Kondisi lain mungkin memerlukan perhatian medis tambahan.[1]

Setelah operasi, dokter akan merekomendasikan diet dan aturan aktivitas fisik yang boleh dilakukan untuk membantu mempercepat penyembuhan.[1]

Setelah prosedur, dokter akan memeriksa sayatan dan mungkin akan melakukan rontgen untuk memastikan pasien benar-benar sembuh secara berkala. Jika semuanya berjalan dengan baik, pasien dapat mengharapkan pemulihan penuh dalam waktu kurang dari tiga bulan.[1]

fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment