Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Tumor spinal adalah adanya massa abnormal pada jaringan di dalam atau sekitar sumsum tulang belakang dan/atau kolumna spinalis. Sel-sel ini tumbuh dan memperbanyak diri tanpa terkontrol. Tumor dapat bersifat
Daftar isi
Kanker tulang belakang adalah jenis kanker yang menyerang tulang belakang serta jaringan sekitarnya, di mana saraf tulang belakang juga dapat menjadi lokasi tumbuhnya tumor dan kanker [1,2,3,4].
Ketika kanker ini timbul, kondisi ditandai dengan munculnya benjolan serta sejumlah gejala lain [5].
Penanganan yang lebih cepat akan membantu agar risiko komplikasi dapat diminimalisir, terutama pada kanker yang masih tahap awal.
Tinjauan Kanker tulang belakang merupakan kondisi kanker yang tumbuh pada tulang belakang maupun jaringan di sekelilingnya.
Kanker tulang belakang dibedakan menjadi dua jenis kondisi menurut lokasi area tulang belakang dan bagian tulang belakang mana yang terpengaruh.
Terdapat tiga jenis kondisi kanker tulang belakang menurut lokasi pada tulang belakang, yaitu intramedullary, intradural-extramedullary, dan extradural [1,5,6]
Pada jenis kondisi ini, umumnya tumor tumbuh di dalam sumsum tulang belakang dan berasal dari sel ependymal atau glial [1,5].
Sel-sel ini terdapat di seluruh interstitium sumsum tulang belakang dan pertumbuhan tumor pada lokasi ini memiliki tingkat frekuensi sebesar 5% [1].
Ependymoma dan astrocytoma merupakan dua tipe kondisi kanker tulang belakang inrtamedullary [1,5].
Ependymoma umumnya terjadi pada area bawah sumsum tulang belakang yang disebut dengan istilah filum [1].
Tak jarang ependymoma juga terjadi pada area serviks atau leher rahim [1].
Sementara astrocytoma biasanya terjadi pada area toraks dan serviks [1,5].
Walau jenis tumor intramedullary merupakan jenis tumor yang bersifat lebih jinak (terutama ketika dibandingkan dengan intrakranial), pengangkatannya tergolong sulit [1].
Sementara itu, ada pula kondisi intramedullary lipoma yang terjadi pada sumsum tulang belakang cervicothoracic namun merupakan tumor kongenital (bawaan) yang sangat langka [1].
Tumor intramedullary metastatik dapat terjadi walaupun jarang dijumpai; dan bila terjadi, biasanya dapat berkembang dari tumor payudara maupun paru [5].
Meski bisa timbul di bagian luar sumsum tulang belakang, tumor pada jenis kondisi ini juga berpotensi terdapat pada bagian dalam dura (lapisan sumsum tulang belakang [1,6].
Neurofibroma, meningioma, dan filum terminale ependymoma merupakan tipe-tipe kondisi kanker tulang belakang intradural-extramedullary [1,6].
Tingkat frekuensi tumor tumbuh pada lokasi tersebut adalah 40% yang umumnya bersifat jinak namun berpotensi untuk semakin ganas seiring waktu [1].
Terutama pada kasus ependymoma yang bisa bertambah besar dan akan sulit diangkat melalui pembedahan nantinya.
Tumor pada jenis kondisi ini berada di luar dura dengan tingkat frekuensi terjadinya tumor ini adalah sekitar 55% [1].
Tumor extradural ini dapat berkembang melalui intervertebral foramina walaupun kasus ini sangat jarang terjadi [1].
Perkembangan tumor ini kemudian menyebabkan sebagian keberadaannya ada pada bagian luar kanal tulang belakang [1].
Pada jenis kanker tulang belakang ini, jenis tumor terklasifikasi menurut lokasinya pada bagian tulang belakang [1].
Bagian-bagian dasar yang dimaksud adalah sakrum, lumbal, toraks dan serviks di mana lokasi tersebut menjadi awal tumbuhnya tumor kanker tulang belakang [1,4].
Tinjauan Jenis kanker tulang belakang terbagi menjadi dua kondisi, yaitu jenis kanker tulang belakang menurut lokasi area sekitar tulang belakang dan jenis kanker tulang belakang menurut lokasi di bagian tulang belakang itu sendiri.
Tumor atau kanker tulang belakang sendiri tergolong sangat jarang dijumpai dan masih belum diketahui jelas bagaimana kanker ini bisa terjadi.
Kelainan genetik menjadi dugaan kuat para ahli, namun belum jelas pula apa penyebab mutasi atau keabnormalan gen yang memicu timbulnya kanker tulang belakang [1,2,7].
Meski dugaan faktor genetik tergolong kuat, kanker tulang belakang juga dapat terjadi karena faktor lingkungan, seperti paparan terhadap zat-zat kimia tertentu [2,7].
Rata-rata kanker tulang belakang bersifat metastasis atau menyebar dan itu artinya, organ-organ lain dalam tubuh (yang berada jauh dari tulang belakang sekalipun) dapat terpengaruh [1,2,3,4,7].
Pada seseorang yang memiliki riwayat kanker, risiko mengalami kanker tulang belakang jauh lebih tinggi [2,3].
Tinjauan Belum diketahui jelas penyebab utama kanker tulang belakang, namun para ahli memiliki dugaan kuat bahwa kondisi kanker disebabkan oleh mutasi gen.
Gejala yang ditimbulkan oleh kanker tulang belakang berbeda-beda menurut tingkat penyebaran dan keparahan kondisinya.
Beberapa area di sekitar tulang belakang pun dapat terkena dampak dari pertumbuhan tumor yang biasanya ditandai dengan keberadaan benjolan [5].
Namun secara umum, berikut ini adalah gejala-gejala kanker tulang belakang yang perlu diwaspadai [1,2,3,4] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Ketika nyeri punggung terjadi, mungkin dugaan mengarah pada tumor lebih kecil dibanding kondisi lainnya.
Namun bila rasa nyeri di punggung cenderung progresif dan persisten, apalagi nyeri timbul tanpa adanya dampak dari melakukan aktivitas tertentu, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Jika nyeri di punggung terasa lebih menyakitkan saat malam hari, segera konsultasikan dengan dokter untuk segera menemukan penyebabnya.
Bagi yang sebelumnya pernah menderita kanker atau memiliki riwayat kanker, kemudian mengalami gangguan berkemih atau pencernaan serta merasakan kelemahan otot, ini waktunya untuk menempuh sejumlah metode diagnosa.
Tinjauan Benjolan di area tulang belakang dapat menjadi tanda keberadaan tumor. Namun selain itu, beberapa keluhan gejala lain akan turut menyertai, seperti: nyeri punggung (di area tempat tumbuhnya tumor), nyeri punggung akan terasa semakin buruk khususnya saat malam hari, nyeri punggung menyebar, sensitivitas tubuh terhadap dingin, panas dan nyeri berkurang, otot melemah, fungsi pencernaan dan sistem kemih hilang, kesulitan berjalan, hingga kelumpuhan.
Ketika memeriksakan diri ke dokter, serangkaian metode diagnosa berikut dapat pasien tempuh :
Dokter mengawali pemeriksaan dengan mengecek kondisi fisik pasien dan mencoba menemukan gejala fisik yang pasien alami [3,4].
Biasanya, pemeriksaan fisik disertai dengan pemeriksaan riwayat kesehatan, yakni melalui beberapa pertanyaan yang diajukan oleh dokter kepada pasien terkait riwayat medis [3,4]
Riwayat medis pasien dan keluarga pasien adalah informasi penting, terutama apakah pasien memiliki riwayat kanker.
Pada prosedur pemeriksaan yang menggunakan gelombang radio dan medan magnet ini, gambar kondisi tulang belakang dan area sekitarnya akan terlihat [1,2,3,4,5,6].
Agar terdeteksi secara lebih jelas, dokter biasanya lebih dulu menyuntikkan cairan kontras ke struktur dan jaringan tertentu terutama melalui tangan atau lengan [1,4,5].
Selain pemeriksaan MRI, CT scan adalah tes pemindaian yang dapat pasien tempuh untuk mengetahui kondisi tulang belakang melalui hasil gambar yang jelas [1,2,3,4,5,6].
Jika diperlukan, dokter juga akan menyuntikkan cairan kontras ke kanal tulang belakang agar perubahan abnormal pada area tersebut terlihat lebih mudah [2,3].
Terkadang MRI scan dapat dikombinasi bersama CT scan untuk menghasilkan diagnosa yang akurat [2,3].
Untuk mengetahui jenis tumor yang diderita oleh pasien, dokter akan mengambil sampel jaringan tulang belakang pasien lebih dulu [1,5,6].
Sampel ini kemudian dokter bawa ke laboratorium untuk dianalisa di bawah mikroskop yang hasilnya nanti menjadi penentu opsi pengobatan bagi pasien [1,5,6].
Tinjauan Untuk memastikan bahwa gejala yang dialami pasien mengarah pada kanker tulang belakang, sejumlah metode pemeriksaan perlu diterapkan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, MRI scan, CT scan, dan biopsi.
Penanganan kanker tulang belakang dibagi menjadi dua metode, yaitu non-operasi dan operasi.
Pengobatan yang diberikan kepada pasien kanker tulang belakang berdasar pada jenis kanker tulang belakang, tingkat keparahan, serta tingkat penyebaran.
Operasi adalah metode pengobatan kanker yang umumnya dokter rekomendasikan sebagai cara mengangat jaringan tumor yang berada di tulang belakang [1,2,3,4,5,6].
Operasi bukan jalan satu-satunya, sebab terkadang pasca operasi, sel-sel tumor ada yang tersisa pada jaringan tulang belakang.
Bila demikian, pasien dapat menempuh terapi radiasi/radioterapi dan kemoterapi agar seluruh sel kanker dapat terbasmi [1,2,3,4].
Untuk kasus kanker tulang belakang yang sudah diatasi dengan, sejumlah penanganan non-operasi seperti kemoterapi dan radioterapi dapat ditempuh oleh penderita.
Kanker tulang belakang selama berukuran masih tidak terlalu besar dan belum menyebar ke jaringan sekitar, biasanya kemoterapi atau terapi obat antikanker dapat diandalkan [1,2,3,4,5,6].
Metode pengobatan kanker standar ini dapat membantu membasmi sel-sel tumor atau kanker selama belum terlalu parah [1,2,4].
Hanya saja, efek samping berupa mual, nyeri, rambut rontok, muntah, kelelahan, dan infeksi bisa saja terjadi [2].
Terapi radiasi adalah bentuk pengobatan kanker tulang belakang lainnya yang juga dapat diandalkan dalam menghilangkan tumor [1,2,3,4,5].
Selain menjadi tindakan medis lanjutan ketika tumor tersisa dari hasil operasi, radioterapi adalah solusi bagi pasien kanker di mana tumor tak dapat dioperasi [1,2,3].
Pada pasien kanker tulang belakang yang tak bisa menempuh operasi karena risiko tinggi dan memicu komplikasi, radioterapi akan direkomendasikan oleh dokter.
Jika tetap menjalani radioterapi, dikhawatirkan risiko kerusakan saraf dapat terjadi dan mengakibatkan mati rasa hingga kelumpuhan.
Pasien yang sudah menempuh operasi serta selesai menjalani radioterapi maupun kemoterapi, fisioterapi dapat menjadi perawatan penunjang [3,8].
Agar dapat kembali bergerak dengan lebih leluasa dan meningkatkan kemampuan fisik dalam beraktivitas sehari-hari, fisioterapi atau terapi fisik menjadi solusinya [3,8].
Terdapat terapis profesional yang akan mendampingi pasien dan mendukung pasien untuk pulih dengan maksimal.
Bagaimana dengan prognosis kanker tulang belakang?
Baik tidaknya prognosis kanker tulang belakang tergantung dari kondisi tumor primer yang terjadi pada pasien [10].
Tingkat penyebaran kanker yang semakin luas tentu akan semakin menurunkan peluang dan harapan hidup penderita.
Tingkat kelangsungan hidup 2 tahun bagi pasien kanker tulang belakang bermetastasis pada paru-paru adalah 9% [10].
Sementara itu, tingkat kelangsungan hidup pasien kanker tulang belakang bermetastasis hingga payudara dan prostat adalah 44% [4].
Tinjauan Penanganan kanker tulang belakang umumnya melalui operasi atau non-operasi, seperti kemoterapi, radioterapi, dan fisioterapi.
Baik itu tumor kanker tulang belakang yang bersifat jinak maupun kanker ganas, kondisi-kondisi ini akan berdampak pada saraf tulang belakang yang mendapat tekanan.
Ketika kondisi ini tidak diatasi segera, beberapa risiko komplikasi berikut perlu diwaspadai [1,9] :
Infeksi, trombosis vena dalam, dan gangguan saraf dapat terjadi sebagai bentuk komplikasi lain yang perlu diwaspadai [1,9].
Akibat dari kanker tulang belakang bisa sangat fatal dan mengancam jiwa penderitanya, tergantung dari lokasi pertumbuhan kanker dan apakah sumsum tulang mengalami tekanan.
Tinjauan Beberapa komplikasi kanker tulang belakang yang berisiko terjadi adalah metastasis, gangguan pencernaan, gangguan sistem kemih, dan kerusakan tulang. Kanker tulang belakang yang sudah pada stadium lanjut karena terabaikan dapat mengancam jiwa penderitanya.
Tidak terdapat cara mencegah kanker tulang belakang dan belum diketahui bagaimana cara meminimalisir risiko kanker ini terutama jika disebabkan oleh faktor genetik [11].
Namun, orang-orang dapat menghindari paparan zat-zat kimia berbahaya yang berlebihan agar tidak memicu kanker [11].
Orang-orang yang juga memiliki riwayat kanker, sebaiknya periksakan diri ke dokter mengenai adanya kemungkinan kanker tulang belakang.
Tinjauan Langkah pencegahan kanker tulang belakang belum ada, namun dengan menghindari paparan zat kimia berbahaya setidaknya mampu meminimalisir risiko tumbuhnya kanker.
1. Maurie Markman, MD. About spinal cancer. Cancer Treatment Centers of America; 2020.
2. Anonim. Spinal Tumors. American Association of Neurological Surgeons; 2021.
3. Anonim. Spinal Tumors. Cedars Sinai; 2020.
4. Mert Ciftdemir, Murat Kaya, Esref Selcuk, & Erol Yalniz. Tumors of the spine. World Journal of Orthopedics; 2016.
5. Joe M Das; Stanley Hoang; & Fassil B. Mesfin. Intramedullary Spinal Cord Tumors. National Center for Biotechnology Information; 2020.
6. Kenan Arnautovic & Aska Arnautovic. Extramedullary Intradural Spinal Tumors: A Review of Modern Diagnostic and Treatment Options and a Report of a Series. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences; 2009.
7. William Ryan Spiker, MD, Darrel S. Brodke, MD, Vadim Goz, MD, Brandon Lawrence, MD, Craig C. Teerlink, PhD, & Lisa A. Cannon-Albright, PhD. Evidence of an Inherited Predisposition for Spinal Cord Tumors. Global Spine Journal; 2018.
8. Nezire Kose, P.T., Ph.D., Ozge Muezzinoglu, Sevil Bilgin, P.T., Ph.D., Sevilay Karahan, Ilkay Isikay, & Burcak Bilginer. Early rehabilitation improves neurofunctional outcome after surgery in children with spinal tumors. Neural Regeneration Research; 2014.
9. Andrew A Sama, MD, Federico P Girardi, MD, Frank P Cammisa, MD, Darren R Lebl, MD, Francisco Talavera, PharmD, PhD, William O Shaffer, MD, Jeffrey A Goldstein, MD, & Lee H Riley III, MD. What are the possible complications of spinal tumors?. Medscape; 2018.
10. Karl-Stefan Delank, PD Dr. med., Clemens Wendtner, Prof. Dr. med., Hans Theodor Eich, PD Dr. med., & Peer Eysel, Prof. Dr. med. The Treatment of Spinal Metastases. Deutsches Arzteblatt International; 2011.
11. American Childhood Cancer Organization. Causes, Risk Factors, and Prevention of Childhood Brain and Spinal Cord Tumors. American Childhood Cancer Organization; 2018.