Makanan, Minuman dan Herbal

Kapikachhu: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sekilas Tentang Kapikachhu

Tumbuhan Kapikachhu merupakan tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Mucuna pruriens. Tumbuhan ini dikenal juga dengan nama Velvet bean, Cow witch, Cow hage, dan masih banyak lagi.

Tumbuhan Kapikachhu tersebut termasuk ke dalam keluarga Fabaceae. Pada umumnya dikenal sebagai keluarga kacang kacangan yang didalamnya terdapat sekitar sekitar 765 marga dan hampir 20.000 spesies.

Tumbuhan yang dikenal Velvet bean ini biasanya ditemukan di daerah tropis dan digunakan dalam pengobatan ayuverda tradisional dan menyembuhkan berbagai penyakit seperti patah tulang, batuk, nyeri, pengobatan gangguan menstruasi, sembelit, dan lain lain. Tumbuhan ini tumbuh secara alami dan tumbuh langsung dari bawah Pegunungan Himalaya hingga seluruh dataran tropis India. [1,2]

Karakteristik Tentang Kapikachhu

kapikachhu

Tumbuhan Kapikachhu merupakan tanaman merambat dan juga termasuk semak belukar yang tingginya mencapai hingga 15 meter. Daunnya berbentuk menyirip sederhana dan letaknya hampir selalu bergantian.

Sisi daun tumbuhan ini berlekuk tebal dan runcing pada ujungnya. Pada pangkal tangkai daun tersebut biasanya membesar menjadi pulvinus yang berperan penting dalam orientasi daun.

Bunga pada tumbuhan Kapikachhu biasanya biseksual aktinomorfik hingga zigomorfik dan dilengkapi dengan perianth. Sedangkan mahkota bunganya berwarna keunguan atau putih.

Putiknya sederhana, sering kali terdiri dari satu batang dan kepala putik, ovariumnya superior dengan satu lokula berisi dua atau banyak ovula marginal. Sedangkan buahnya biasanya berupa kacang-kacangan kadang-kadang aloments, folikel, polong tidak pecah, achene, drupe atau berry.

Ketika buah Kapikachhu matang, tumbuh buah polongan sepanjang 4 sampai 13 cm dan lebar 1 sampai 2 cm. Pada polong bijinya ditutupi rambut halus berwarna oranye yang menimbulkan rasa gatal apabila bersentuhan langsung dengan kulit.

Rasa gatal tersebut disebabkan oleh protein atau yang disebut sebagai mucunain. Bijinya berbentuk bulat telur atau melintang lonjong berwarna coklat, hitam atau kadang-kadang testa berbintik-bintik.

Tebal biji sekitar 0,5 mm dan hilumnya berwarna putih menonjol sampai kuning pucat. [1,2]

Kandungan Gizi Pada Kapikachhu

Berikut ini kandungan gizi yang terdapat pada kapikachu:

NamaJumlahUnit
Sodium128mg
Kalium1628,36mg
Kalsium689.45mg
Magnesium341.44mg
Fosfor456.35mg
Zat Besi14.74mg
Protein28.2mg
Lemak6.45mg
Kalori1567.9Kj

Tumbuhan kapikachhu menurut data pada tabel kandungan gizi diatas memiliki berbagai macam kandungan gizi yang cukup tinggi. Salah satu kandungan yang cukup tinggi, yaitu fosfor memiliki berbagai macam manfaat penting bagi tubuh, salah satunya dapat mengatur ritme detak jantung dengan mempengaruhi saraf-saraf di daerah jantung [1,3].

Kandungan Senyawa Pada Kapikachhu

Tumbuhan Kapikachhu telah dikenal selama berabad-abad sebagai pengobatan tradisional Ayuverda. Hal tersebut tentunya dikarenakan kandungan senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan tersebut.

Biji pada tumbuhan Kapikachhu mengandung alkaloid, glikosida, gula pereduksi, saponin, tanin, terpenoid, kalsium, fosfor dankalium, zat polifenol, protease inhibitor, asam fitat, dan L-dopa. Senyawa-senyawa tersebutlah yang membuat tumbuhan yang satu ini memiliki banyak kegunaan sehingga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit dalam tubuh. [1,2]

Manfaat Kesehatan Pada Kapikachhu

Sejak dahulu, tumbuhan Kapikachhu dikenal telah memiliki peran yang cukup besar dalam pengobatan Ayuverda. Hal ini tak terlepas dari manfaatnya bagi kesehatan yang beragam.

Berikut ini beberapa manfaat kesehatan pada tumbuhan Kapikachhu :

  • Menyembuhkan Penyakit Parkison

Tumbuhan Kapikachhu telah dipercaya sejak dahulu untuk mengobati penyakit parkinson. Hal ini dikarenakan ditemukannya senyawa levodopa dengan kadar yang cukup tinggi di dalam biji Kapikachhu.

Dimana senyawa tersebut dinilai lebih ampuh digunakan untuk mengobati penyakit parkinson daripada obat-obatan pada umumnya, seperti Levo-dopa atau Carbi-dopa. Bahkan, efek dari penggunaannya tidak mempengaruhi aktivitas oksidase monoamine total dalam tubuh.

Selain itu, tumbuhan Kapikachhu ini juga dapat meningkatkan dopamin secara signifikan, yang tak lain merupakan salah satu penyebab penyakit saraf ini. Untuk itu, tumbuhan Kapikachhu dinilai memiliki manfaat terapeutik untuk mengobati penyakit parkinson.

Cara pengobatannya juga cukup mudah, yaitu dengan pemberian bubuk biji Kapikachhu yang mengandung 4 sampai 6% levodopa atau kurang lebih sebanyak 5 gram pada penderita parkinson.[2,3,4]

  • Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Sperma

Manfaat selanjutnya dari tumbuhan Kapikachhu yaitu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma. Kegunaan ini tak kalah terkenalnya dari manfaat yang pertama.

Tumbuhan Kapukachhu dipercaya mampu meningkatkan peroksida cairan plasma bersamaan dengan  peningkatan jumlah dan motilitas sperma. Selain itu, tumbuhan ini tak hanya mengaktifkan kembali mekanisme pertahanan anti oksidan, tetapi juga membantu dalam pengelolaan stres dan meningkatkan kualitas air mani.

Alhasil, jumlah sperma meningkat secara signifikan. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti Volume semen, pHsperma, motilitas sperma dan lainnya.

Cara pengobatannya juga terbilang mudah, yaitu dengan memberian oral 5 gram bubuk biji kapikachhu sekali sehari. Bubuk biji tersebut juga dapat digunakan untuk meremajakan keseimbangan harmonis hormon reproduksi pada pria infertil dan mengaktifkan kembali aktivitas enzimatik dari jalur metabolisme dan metabolisme energi.

Penggunaan obat ini juga menimbulkan efek afrodisiak. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan Kapikachhu ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas sperma. [2,6]

  • Mengatasi Keracunan Bisa Ular

Manfaat yang satu ini merupakan salah satu cara alternatif yang telah dikenal sejak lama di beberapa negara seperti Plateau dan Nigeria. Bagian tumbuhan Kapikachhu yang digunakan adalah bijinya yang dipercaya dapat mencegah efek racun dari gigitan ular dipicu oleh racun kuat seperti neurotoksin, kardiotoksin, sitotoksin, fosfolipase A 2(PLA 2 ), dan protease.

Hal ini disebabkan komponen di dalamnya yang mampu secara langsung menghambat aktivitas protease dan PLA 2 dab bertanggung jawab atas perlindungan jangka pendek. Bahkan, senyawa di dalam tumbuhan Kapikachhu dapat menetralkan sekaligus menghambat aktivitas bisa ular.

Untuk itu, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan Kapikachhu dapat dijadikan cara alternatif sebagai penawar racun dari bisa ular. [2,3]

  • Sebagai Antioksidan

Manfaat lainnya dari tumbuhan Kapikachhu yaitu sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan ini ditemukan pada ekstrak metanol di dalam tumbuhan yang mengandung senyawa fenolik yang tinggi.

Oleh karena itu, tumbuhan ini disebut-sebut sebagai sumber antioksidan yang seignifikan. Ditemukan juga beberapa senyawa lain seperti polifenol dan flavonoid.

Senyawa-senyawa tersebutlah dinilai dapat menangkal radikal bebas seperti peroksida, hidroperoksid aatau lipid peroxyl. Dengan demikian, senyawa dalam tumbuhan ini dapat menghambat mekanisme oksidatif dalam tubuh.

Pada tumbuhan ini pun ditemukan adanya aktivitas pembersihan radikal bebas melalui metode pembersihan oksida nitrat. Tak heran apabila tumbuhan Kapikachhu menjadi salah satu sumber antioksidan. [2,3]

Selain beberapa manfaat yang telah dijelaskan diatas, manfaat lainnya yaitu sebagai anti-diabetes. Efek ini disebabkan oleh senyawa etanol dan metanol dari biji tumbuhan Kapikachhu.

Bahkan, disebut-sebut bahwa tumbuhan ini dapat mengontrol metabolisme glukosa dalam tubuh. Untuk cara pengobatannya diberikan biji tumbuhan Kapikachhu sebanyak 500 mg/kg untuk menurunkan kadar glukosa plasma.

Untuk hasil yang lebih signifikan, jumlah dosisnya ditambah hingga menjadi sekitar 7 mg d-chiro-inositol. Bisa juga dengan pemberian ekstrak air biji Kapikachhu sebanyak 100 dan 200 mg/kg secara signifikan menurunkan kadar glukosa darah 2 jam setelahnya.

Karena kandungannya tersebut, tumbuhan yang satu ini dapat digunakan sebagai anti-diabetes. [2,3,8]

Efek Samping Pada Kapikachhu

Selain kaya akan manfaat, bukan berarti tumbuhan Kapikachhu tidak memiliki efek samping. Berikut ini efek samping yang mungkin timbul ketika mengonsumsi tumbuhan Kapikachhu :

  • Iritasi dan Gatal-Gatal

Efek samping pertama yang mungkin timbul adalah iritasi dan gatal-gatal. Efek samping ini terjadi apabila kita bersentuhan dengan polong biji dari tumbuhan Kapikachhu.

Hal ini dikarenakan di rambut-rambut halus disekitar polongnya mengandung protein yang disebut juga mucunain. Oleh karena itu, tumbuhan ini dapat menimbulkan iritasi dan gatal-gatal parah bahkan sampai mengakibatkan rasa terbakar dan bengkak.

Jadi, sebaiknya berhati-hati  apabila bersentuhan langsung atau saat mengolah tumbuhan yang satu ini. [5]

  • Gangguan Gastrointestinal

Efek samping selanjutnya merupakan efek samping yang paling umum terjadi ketika mengonsumsi ramuan dari tumbuhan Kapikachhu. Efek samping tersebut yaitu gangguan gastrointestinal termasuk mual dan sensasi perut kembung.

Hal ini dikarenakan tumbuhan ini mengandung senyawa berupa levodopa atau L-dopa. Senyawa itulah yang dapat menimbulkan gangguan tersebut.

Bahkan untuk penderita tukak lambung atau usus disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi obat ini. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan levodopa yang dapat mengakibatkan pendarahan yang hebat. [5]

Tips Penggunaan Pada Kapikachhu

Tumbuhan Kapikachhu merupakan salah satu obat herbal yang dikenal dalam pengobatan tradisional. Namun dalam penggunaannya, harus disertai dengan cara yang tepat agar kandungan di dalamnya dapat bekerja secara maksimal.

Berikut ini beberapa tips penggunaan pada tumbuhan Kapikachhu :

  • Kapsul atau Tablet

Dalam penggunaannya, tentunya bentuk kapsul atau tablet dari Kapikachhu ini mudah dijumpai. Tentunya hal tersebut dikarenakan manfaatnya yang beragam.

Untuk dosisnya umumnya biasanya satu kapsul diminum dua kali sehari. Namun, untuk dosis yang lebih tepat, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Hal ini agar efek dari obat ini dapat berperan secara maksimal dan tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. [5]

  • Berbentuk Bubuk

Selain ditemui dalam bentuk kapsul atau tablet, tumbuhan Kapikachhu dikemas dalam bentuk bubuk. Bubuk ini biasanya terbuat dari biji tumbuhan Kapikachhu.

Untuk penggunaannya, biasanya digunakan untuk mengobati penyakit parkinson. Cukup gunakan 5 gram bubuk biji Kapikachhu untuk mengobati penyakit parkinson.

Namun, dosis ini bisa disesuaikan dengan kondisi pasien, penyakit yang diderita, dan lain lain. Hal ini dikarenakan terdapat senyawa L-Dopa yang memiliki efek samping apabila digunakan tanpa takaran. [5]

Tips Penyimpanan Pada Kapikachhu

Selain disertai dengan cara penggunaannya yang tepat, tumbuhan Kapikachhu juga harus disimpan dengan cara yang tepat. Berikut ini beberapa tips penyimpanan yang tepat pada tumbuhan Kapikachhu :

  • Dalam Bentuk Kering

Dalam penyimpanannya, tumbuhan Kapikachhu lebih baik disimpan dalam kondisi kering. Apabila disimpan dalam kondisi segar, tumbuhan ini memiliki umur simpan yang terbatas.

Untuk itu, dalam bentuk kering menjadi cara yang tepat untuk menyimpannya. Bagian biji dari tumbuhan Kapikachhu adalah bagian yang sering dimanfaatkan.

Untuk cara mengolahnya, terbilang sulit karena membutuhkan waktu yang lama dengan cara pengolahan khusus. Hal ini dikarenakan terdapat zat anti-nutrisi yang dapat menimbulkan efek samping apabila tidak diolah dengan baik.

Pertama siapkan biji Kapikachhu lalu cucilah dengan air mengalir. Setelah itu, rebus biji Kapikachhu dalam air mendidih dengan tujuan menghilangkan efek anti nutrisi yang membahayakan tubuh.

Dimana efek ini disebabkan oleh salah satu senyawa yang terkandung di dalam biji tumbuhan Kapikachhu tersebut. Tiriskan dan keringkan dalam oven di suhu 50 derajat selama 12 jam atau sampai bijinya benar-benar kering.

Apabila ingin menyimpannya dalam bentuk bubuk, masukkan ke mesin penggiling hingga menjadi bubuk atau jika merasa prosesnya sulit, bubuk biji ini bisa dibeli melalui marketplace. [7]

1. Kalidass, C. and Mahapatra, A. K. Evaluation of the proximate and phytochemical compositions of an underexploited legume Mucuna pruriens var. utilis (Wall ex Wight) L.H.Bailey. 21(1): 303-308. International Food Research Journal; 2014.
2. B. J. Divya, B.Suman, M. Venkataswamy, K. ThyagaRaju. The Traditional Uses And Pharmacological Activies of Mucuna Pruriens (L) DC : A Comprehensive Review. Vol 7, Issue 01. Indo American Journal of Pharmaceutical Research; 2017.
3. Lucia Raffaella Lampariello, Alessio Cortelazzo, Roberto Guerranti, Claudia Sticozzi, Giuseppe Valacchi. Vo1. 2, No. 4, pp. 331-339. The Magic Velvet Bean of Mucuna pruriens. Journal of Traditional and Complementary Medicine; 2012.
4. R Katzenschlager, A Evans, A Manson, P N Patsalos, N Ratnaraj, H Watt, L Timmermann, R Van der Giessen, A J Lees. Mucuna pruriens in Parkinson’s disease: a double blind clinical and pharmacological study. 75:1672–1677. J Neurol Neurosurg Psychiatry; 2004.
5. Sangeeta Sangvikar, Archana Mhase, Suresh Kumar, G.B. Rao and S.N. Murthy. The Velvet Bean (Mucuna SPS.): In Ayuverdic Era. Vol 5, Issue 4. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences; 2016.
6. Dr. Rohit Maan, Dr. Jagdish Mohan Onkar. Pharmcological Actions Of Velvet Bean (Mucuna Pruriens Hook. ): A Review Article. 5(7): 100-101. World Journal Of Pharmaceutical and Medical Research; 2019.
7. D. Nyirenda, M. Musukwa, L.O. Jonsson. The Effect Of Different  Processing Methods Of Velvet Beans (Mucuna pruciens) On L-Dopa Content, Proximate Composition And Broiler Chicken. 1: 253 - 260. Tropical and Subtropica Agroecosystems; 2003.
8. Stephen O Majekodunmi, Ademola A Oyagbemi, Solomon Umukoro, Oluwatoyin A Odeku. Evaluation of the anti–diabetic properties of Mucuna pruriens seed extract. 4(8):632-6. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine; 2011. 

Share