Tinjauan Medis : drg. Jefrianto Wololy
Karang gigi sebenarnya adalah hal yang wajar, tidak ada manusia yang tidak memiliki karang gigi. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul akibat deposit karang gigi secara berlebihan perlu dilakukan
Karang gigi merupakan suatu kondisi umum, namun sedikit orang yang mengetahui apa itu karang gigi dan mengapa karang gigi menyebabkan masalah.
Sekitar 68% orang dewasa memiliki karang gigi pada beberapa tingkatan [1].
Daftar isi
Karang gigi, atau disebut juga kalkulus gigi, merupakan deposit berkerak yang dapat memiliki warna dan menyebabkan diskolorasi [2].
Karang gigi ialah tumpukan mineral berpori dan kaku yang terbentuk di atas gigi atau di bawah garis gusi [1].
Karang gigi umum ditemukan di atas permukaan bukal dari gigi geraham rahang atas dan permukaan lingual gigi anterior rahang bawah di mana saluran saliva terbuka menuju rongga mulut [3].
Karang gigi merupakan bentuk pengerasan dari plak gigi. Plak gigi ialah lapisan bakteri yang menempel dan terus menerus terbentuk pada gigi.
Plak dapat mengalami mineralisasi karena pertukaran ion-ion kalsium dan fosfat yang terdapat pada saliva dan menimbulkan karang gigi [5].
Plak ialah lapisan lunak tersusun dari bakteri yang menempel pada bagian luar gigi dan sepanjang garis gusi [8, 5].
Jika plak gigi tidak dibersihkan secara teratur dan sempurna, mineral dalam saliva dapat bergabung dengan plak membentuk lapisan keras yang disebut karang gigi [2].
Karang gigi dibedakan berdasarkan letaknya menjadi dua yaitu supragingival dan subgingival [9].
Karang gigi supragingival terbentuk di atas garis gusi. Karang gigi ini dapat terbentuk pada permukaan semua jenis gigi, namun bisanya ditemukan pada beberapa lokasi tertentu saja, seperti permukaan lingual dari gigi depan rahang bawah, permukaan depan dari gigi molar rahang atas, dan pada gigi yang maloklusi [10].
Karang gigi supragingival sering ditemukan pada bagian berdekatan dengan saluran kelenjar ludah [10].
Karang gigi subgingival terbentuk di bawah garis gusi, di dalam sulcus (celah) di antara gigi dan garis gusi. Biasanya tidak terlihat dengan mata telanjang kecuali resesi gusi telah terjadi. Biasanya berwarna cokelat atau hitam [9].
Deposit karang gigi subgingival dapat terletak pada bagian yang berbeda-beda atau menyeluruh di dalam rongga mulut. Bentuk subgingival sering berupa datar [10].
Karang gigi dapat menyelimuti bagian luar gigi dan menyerang ke bagian bawah garis gusi [4].
Karang gigi dapat menyebabkan kesulitan untuk membersihkan gigi dan celah gigi seperti seharusnya. Karang gigi juga dapat mengarah pada gigi berlubang dan pembusukan[11].
Deposit karang gigi, yang mana sering menempati di bagian belakang dan di antara gigi, memiliki warna kuning atau kecokelatan. Karang gigi, maupun plak gigi, dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya jika tidak mendapatkan penanganan[4]
Berikut beberapa masalah yang dapat timbul akibat karang gigi [1, 4]:
Karang gigi tidak menimbulkan bahaya secara langsung namun sebaiknya segera dihilangkan karena dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan lainnya[1].
Menurut American Dental Association (ADA), pembentukan karang gigi dapat menyebabkan gusi membengkak dan berdarah. Kondisi tersebut disebut sebagai gingivitis[9].
Gingivitis biasanya dapat ditangani dan dipulihkan jika membiasakan gosok gigi, floss (membersihkan celah gigi dengan benang), penggunaan mouthwash dengan antiseptik, dan pembersihan secara rutin oleh dokter gigi dilakukan[11].
Jika gingivitis tidak ditangani dengan baik, bakteri pada plak gigi dapat menginfeksi ruang di antara gigi dan gusi, mengakibatkan periodontitis [5, 11].
Gingivitis yang berkembang menjadi periodontitis ditandai dengan gejala berikut[4]:
Penyakit periodontal berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner dan stroke. Bakteri dari plak dan karang gigi dapat menyerang hingga ke dalam aliran darah. [9]
Hal ini dapat menyebabkan kondisi seperti endokarditis, yang ditandai dengan pembentukan clot darah dan bagian dalam dinding jantung menjadi terinfeksi [9].
Pengobatan karang gigi dilakukan dengan pembersihan atau penghilangan karang gigi yang dilakukan oleh dokter [1].
Salah satu prosedur pembersihan karang gigi disebut sebagai scaling gigi. Dokter gigi menggunakan alat bernama scaler untuk scrape away karang gigi. Jika jumlah karang gigi terlalu banyak, dokter dapat menyarankan pembersihan menyeluruh yang meliputi scaling dan root planing [4].
Prosedur pembersihan karang gigi lainnya disebut sebagai debridement. Dokter gigi menggunakan sebuah alat ultrasonik yang menggabungkan suatu kombinasi dari getaran frekuensi tinggi dengan air untuk extricate karang gigi [9].
Proses pembersihan biasanya dilakukan bertahap dan memerlukan beberapa kali kunjungan ke dokter. Pada kasus karang gigi berat dapat diperlukan pembersihan menyeluruh termasuk root planing. Root planing ialah proses penguatan penempelan kembali gusi ke gigi [4, 9].
Pada kasus karang gigi yang lebih berat , prosedur operasi gusi mungkin diperlukan [9].
Karena karang gigi terbentuk dari plak, maka pencegahan karang gigi meliputi pembersihan plak gigi secara rutin untuk mencegah terjadinya mineralisasi [5].
American Dental Association (ADA) menganjurkan untuk membiasakan sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi ber-fluoride. Selain itu, dianjurkan untuk flossing satu kali sehari[6].
Flossing dapat membersihkan sisa makanan dan plak dari celah antar gigi dan area yang sulit dijangkau. Setelah flossing, gunakan sikat gigi untuk membersihkan plak pada permukaan gigi[6].
Selain itu, kunjungan rutin ke dokter gigi dan pembersihan karang gigi oleh profesional dapat mencegah tumbuhnya karang gigi dan menangani masalah kesehatan mulut lainnya[6].
Pencegahan karang gigi juga dilakukan dengan menghindari konsumsi beberapa makanan berikut[6]:
1. Anonim. What is Tartar? A Common Problem for Your Teeth. Happy ToothNC; 2020.
2. Anonim. Tartar on Teeth. Dental Care; 2020.
3. Venkateshwarapuram Rengaswami Balaji, Thanvir Mohammed Niazi, and Manikandan Dhanasekaran. An Unusual Presentation of Dental Calculus. Journal of Indian Society of Periodontology; 2019.
4. Candice Abellon, reviewed by Christine Frank, DDS. How to Remove Plaque and Tartar. Healthline; 2019.
5. Donna Pleis. How Subgingival Calculus Forms and How to Prevent It. Colgate; 2020.
6. Jin Y, Yip HK. Supragingival Calculus: Formation and Control. Critical Reviews in Oral Biology and Medicine. 2002.
7. Socransky SS, Haffajee AD. Dental Biofilms: Difficult Therapeutic Targets. Periodontology 2000; 2002.
8. Jamie Eske, reviewed by Debra Rose Wilson, Ph.D, MSN, RN, IBCLC, AHN-BC, CHT. Removing Plaque and Tartar from Teeth. Medical News Today; 2019.
9. Steve Auger. Solving the Calculus Removal Mystery. Colgate; 2020.
10. Anonim. Types of Dental Calculus. Dent-Wiki; 2020.
11. Anonim. What is Tartar? 6 Tips to Control Buildup. WebMD; 2020.