Penyakit & Kelainan

Kekurangan Energi Kronis: Penyebab – Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Kekurangan Energi Kronis?

Kekurangan Energi Kronis, atau yang selanjutnya disebut dengan KEK, adalah sebuah kondisi kelelahan yang tidak biasa. Kelelahan pada KEK telah berlangsung selama minimal 6 bulan dan semakin memburuk. Bahkan, KEK dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk di rumah atau di tempat kerja. [2]

Aktivitas fisik dapat membuat kondisi KEK semakin memburuk. Olahraga dapat membuat tubuh anda merasa sangat lelah, atau disebut dengan post-exertional malaise yang dapat bertahan dalam waktu 24 jam. Istirahat saja tidak cukup untuk mengatasi KEK. Setiap anda bangun tidur di pagi hari, tubuh anda akan terasa seperti kurang tidur yang sebenarnya tidak kurang. [1,2]

KEK dapat menyebabkan anda kesulitan untuk konsentrasi dan multi-tasking. Saat anda bangun dari posisi duduk atau berbaring, anda dapat merasakan sakit kepala dan perasaan ingin pingsan. [2]

Beberapa gejala lain dari KEK adalah [1] :

  • Insomnia kronis
  • Gangguan tidur lainnya
  • Kehilangan atau penurunan daya ingat
  • Penurunan konsentrasi
  • Intoleransi ortostatik
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala yang terlalu sering terjadi
  • Nyeri sendi tanpa pembengkakan dan inflamasi
  • Nyeri tenggorokan yang terlalu sering terjadi
  • Pembengkakan limfo nodus leher dan ketiak

KEK juga dikenal dengan istilah medis myalgic encephalomyelitis (ME/CFS). Kondisi ini akan membuat siklus kambuh dan remisinya sendiri, dimana akan ada hari baik dan hari buruk, sehingga tubuh anda akan sulit kembali ke kondisi normal.

Walaupun terlihat bahwa gejala telah hilang (remisi), gejala tersebut daat muncul di kemudian hari (relapse/kambuh). Sampai saat ini, belum ada obat pasti yang bisa menyembuhkan kondisi KEK. Ada beberapa obat yang dapat digunakan untuk membantu mengurangi gejala KEK yang dialami. [1,2]

KEK pada Ibu Hamil

Masih sedikit fakta dan pendapat mengenai efek KEK pada kehamilan. Beberapa pendapat anekdotal mengatakan bahwa KEK terjadi secara beragam pada ibu hamil yang telah terprediksi. [3]

Beberapa ibu hamil dengan KEK mengatakan bahwa gejala KEK meningkat selama kehamilan, walaupun beberapa ibu hamil lainnya mengatakan penurunan gejala. Sulit untuk menjelaskan kondisi KEK pada ibu hamil, karena kehamilan sendiri sudah cukup melelahkan untuk semua wanita, terutama pada trimester pertama dan ketiga. [3]

Walaupun demikian, penting sekali untuk mempertegas penyebab kelelahan yang dialami, apakah dari KEK atau kondisi kehamilan itu sendiri. Merasa lelah selama hamil belum tentu menandakan bahwa anda mengalami KEK. [3]

Ibu hamil penderita KEK tidak memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap komplikasi kehamilan, termasuk [3] :

  • Preeklamsia
  • Diabetes gestational
  • Persalinan dini
  • Berat lahir janin rendah

Walaupun beberapa penelitian mengatakan bahwa KEK pada ibu hamil dapat membesar kemungkinan keguguran, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menegakkan pendapat ini. [3]

Ibu hamil penderita KEK akan lebih mudah mengalami morning sickness sepanjang hari. Bentuk yang lebih serius dari mual dan muntah pada ibu hamil penderita KEK disebut dengan hiperemesis gravidarum. Selain itu, ibu hamil penderita KEK akan lebih merasa lelah saat persalinan dan mengalami perpanjangan masa kesembuhan pasca persalinan. Depresi postpartum juga lebih sering terjadi pada penderita KEK yang baru saja melahirkan. [3]

Penyebab KEK

Penyebab dari KEK masih belum sepenuhnya diketahui. Beberapa ahli dan dokter berspekulasi bahwa beberapa faktor berikut turut memberikan kontribusi pada KEK, yaitu [1] :

Walaupun KEK dapat terjadi setelah seseorang terkena infeksi virus, tidak ada satu jenis infeksi virus pun yang telah terbukti dapat menyebabkan KEK. Beberapa infeksi virus yang telah tercatat memiliki hubungan dengan KEK adalah [1] :

  • Virus Epstein-Barr
  • Virus herpes manusia tipe 6
  • Virus Ross River (RRV)
  • Virus Rubella

Beberapa infeksi bakteri juga tercatat memiliki hubungan dengan kondisi KEK, diantaranya adalah [1] :

  • Coxiella burnetii
  • Mycoplasma pneumoniae

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengatakan bahwa kondisi KEK dapat menjadi stadium terminal dari beragam kondisi berbeda. Faktanya, 1 dari 10 penderita infeksi EBV, virus Ross River, atau Coxiella burnetii akan mengalami KEK pada stadium akhirnya. [1]

Kondisi KEK lebih sering ditemukan pada setiap orang yang berusia 40 dan 50 tahun. Jenis kelamin juga bermain peran pada KEK, dimana wanita memiliki kemungkinan terdiagnosis KEK 2-4 kali lebih besar dibandingkan pria. Beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko KEK adalah [1] :

  • Predisposisi genetik
  • Alergi
  • Faktor lingkungan

Cara Mengatasi KEK

Tidak ada obat KEK yang spesifik. Setiap penderita KEK memiliki beragam gejala dan mungkin memerlukan beragam pengobatan untuk mengatasi gejala tersebut. Bekerjasamalah dengan dokter dan tenaga medis anda untuk mendapatkan rencana pengobatan yang sesuai untuk kondisi anda. Perhatikan pula manfaat dan efek samping dari setiap obat yang dipilih. [1]

Pada kebanyakan kasus, KEK dapat dipicu oleh depresi. Anda mungkin memerlukan obat anti depresi dosis rendah dengan resep dokter. Jika anda sulit tidur, maka dokter dapat meresepkan obat tidur. Beberapa obat pereda nyeri juga dapat digunakan untuk mengatasi sakit dan nyeri sendi akibat KEK. [1]

Beberapa tindakan alternatif dapat menjadi pilihan untuk mengatasi KEK. Akupuntur, tai chi, yoga, dan pijat dapat menjadi pereda nyeri yang berhubungan dengan KEK. Selalu bicarakan dengan dokter sebelum memulai obat alternatif. [1]

Selain obat, anda juga memerlukan beberapa perubahan gaya hidup untuk meringankan gejala KEK. Beberapa diantaranya adalah [1] :

  • Menghindari atau membatasi asupan kafein
  • Menghindari nikotin dan alkohol
  • Menghindari tidur siang agar dapat tidur malam dengan lebih mudah.
  • Membuat pola tidur yang rutin.
  • Melakukan manajemen olahraga, disebut juga pacing
  • Membatasi aktivitas mental dan fisik sesuai kemampuan anda

Perlu diketahui bahwa sejauh dan sebesar apapun energi dukungan yang anda berikan dalam kondisi KEK, kemungkinan kesembuhan penyakit ini hanyalah 5%. Beberapa perubahan hidup yang anda alami dapat menyebabkan depresi, ansietas, dan isolasi sosial, dimana dapat memburuk kondisi KEK. [1]

Walaupun demikian, proges KEK sangat berbeda-beda pada setiap penderitanya. Penting sekali untuk anda tetap bekerjasama dan berkolaborasi dengan dokter untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Selain dokter, anda juga dapat bicara dengan terapis dan spesialis rehabilitasi untuk membantu kondisi KEK. [1]

1. Alana Biggers, M.D., MPH & Stacy Sampson, D.O. CFS (Chronic Fatigue Syndrome). Healthline; 2020.
2. Minesh Khatri, MD. What Is Chronic Fatigue Syndrome?. WebMD; 2020.
3. Sharon Mazel & Aaron Styer, M.D. Chronic Fatigue Syndrome During Pregnancy. What to Expect; 2021.

Share