Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Klonorkiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Clonorchis sinensis, yang merupakan patogen dari Asia. Cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi ikan yang kurang matang dan mentah,
Daftar isi
Klonorkiasis merupakan infeksi cacing hati clonorchis sinensis yang sering menyerang manusia. Infeksi ini biasanya ditularkan dengan memakan ikan air tawar yang kurang matang. Gejala yang sering menyertai klonorkiasis yaitu deman, nyeri, menggigil, epigastrium, dan lainnya. [1]
Klonorkiasis disebut sebagai infeksi umum pada anjing dan karnivora lainnya yang memakan ikan di China, Korea, dan Vietnam. Siklus penularan dari penyakit ini mirip dengan opistrokiasis viverini dan opitorkiasis felin. [2]
Cacing dewasa yang menghuni saluran empedu dan bertelur aka tersebar ke lingkungan ketika seseorang buang air besar. Saat mencapai air tawar, telur kemudian berkembang menjadi miracidia yang kemudian dicerna oleh berbagai spesies siput air. [2]
Manusia dapat menggantikan inang reservoir dalam siklus penularan ketika mereka memakan ikan mentah, asin, asinan, diasapi, diasinkan, dikeringkan atau setengah matang. Banyak ikan yang tidak mengalami proses pemasakan buruk juga menjadi sarang dari cacing ini. [2]
Ada beberapa fakta dari klonorkiasis yang bisa Anda ketahui seperti: [2]
Penyebab dari klonorkiasis adalah cacing clonorchis yang biasa terdapat pada ikan mentah. Telur clonorchis yang dicerna oleh siput air tawar ini sering kali menjadi makanan ikan. [3]
Setelah telur menetas, siput yang terinfeksi akan melepaskan larva mikroskopis yang nantinya akan masuk ke ikan air tawar. Orang dapat terinfeksi yaitu dengan memakan ikan mentah atau setengah matang yang telah terinfeksi oleh larva cacing. [3]
Setelah tertelan, larva tersebut akan tumbuh menjadi cacing dewasa dan hidup di dalam saluran empedu manusia. siklus hidup yang harus dijalani oleh cacing ini yaitu sekitar tiga bulan untuk dapat menyerang manusia. Orang yang terinfeksi oleh cacing ini akan mengeluarkan telur cacing di tinja ataupun ketika mereka batuk. [3]
Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh penyakit ini tidak memiliki gejala. Dalam kasus ringan, gejala yang sering muncul yaitu seperti: [3]
Sebagian gejala yang sering muncul yaitu berkaitan dengan peradangan dan ganguan saluran empedu yang terputus-putus. Untuk kasus yang lebih parah gejala yang sering muncul yaitu sakit perut. Mual, diare dan lainnya. [3]
Jika tidak diobati infeksi akan bertahan hingga 30 tahun, umur parasit. Pada infeksi yang berlangsung hingga lama, hati yang membesar dan malnutrisi juga sering kali terjadi. [3]
Di daerah cacing hati endemic dan mungkin menyebabkan beberapa infeksi yang sudah lama tidak mendapatkan pengobatan maka dapat menyebabkan kanker hati dan saluran empedu. [3]
Cacing hati menjadi salah satu dari banyak faktor yang dikaitkan dengan kolangiokarsinoma. [3]
Faktor risiko lain yang diketahui untuk kolangiokarsinoma yaitu hepatitis B, hepatitis C, penyakit hati alkoholik dan penyebab radang saluran empedu lainnya. Faktor risiko ini dianggap sebagai penyebab kolangiokarsinoma yang lebih umum di Amerika Serikan daripada infeksi cacing hati. [3]
Komplikasi klonorkiasis yaitu akibat adanya obstruksi bilier. Sel sekresi musin yang diinduksi parasite akan membuat empedu dengan kandungan musin yang tinggi. [4]
Hal ini akan diperparah dengan cacing dewasa dan telur yang berada di dalam empedu nidus untuk superinfeksi bakteri dan pembentukan batu intrahepatic. Hal ini bisa terjadi ketika klonorkiasis tidak mendapatkan penanganan yang tepat. [4]
Untuk mengetahui tentang infeksi klonorkiasis maka Anda perlu memeriksakannya ke dokter atau layanan kesehatan. Diagnosa dibuat berdasarakan gambaran klinis, pada penarikan anamnestic dari konsumsi ikan mentah, deteksi eosinophilia, dan pada temuan tipikal dari USG yang dilakukan, komputer tomografi atau scan magnetic resonance imaging. Konfirmasi lebih lanjut untuk diagnosa dilakukan dengan teknik yang berbeda seperti: [2]
Praziquantel menjadi obat satu-satunya yang direkomendaskan oleh WHO sebagai obat klonorkiasis. Obat ini harus diberikan dengan dosis 25 mg/kg 3 kali sehari selama 2-3 hari berturut-turut. Kedua yaitu dengan dosis 40 mg/kg dalam pemberian tunggal. [2]
Untuk pengendalian kesehatan masyarakat, WHO merekomendasikan untuk melakukan diagnose komunitas di tingkat kabupaten, dan melaksanakan kemoterapi preventif dengan praziquantel dengan dosis 40 mg/kg, pemberian tunggal seperti yang telah dianjurkan. [2]
Infeksi klonorkiasis dapat dicegah dengan menghindari ikan air tawar mentah atau setengah matang. Ikan asin, asap atau acar juga dapat mengandung parasit menular. Infeksi parasite ini tidak akan menular apabila Anda meminum air sungai. [3]
FDA merekomendasikan beberapa hal yang berguna untuk persiapan atau penyimpanan ikan yang dapat membunuh parasit: [3]
1. Richard D. Pearson, MD. Clonorchiasis. MSD Manual; 2020
2. Anonym. Clonorchiasis. WHO; 2021
3. Anonym. Parasite – Cholorchis. Centers for Disease Control and Prevention; 2021
4. Byung Ihn Choi, Joon Koo Han, Sung Tae Hong, Kyoung Ho Lee. Chonorchiasis and Cholangiocarcinoma: Etiologic Relationship and Imaging Diagnosis; 2004