Daftar isi
Koma diabetes adalah sebuah kondisi pada penderita diabetes yang mengalami kehilangan kesadaran akibat terlalu tinggi atau rendahnya kadar gula dalam darah [1,2,14].
Pada kasus koma diabetes, penderita tetap dalam kondisi masih hidup, namun tidak akan dapat merespon stimulasi dalam bentuk apapun [2].
Dengan kata lain, penderita tidak dapat bereaksi terhadap suara ataupun penglihatan [2].
Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, akibat fatal dapat terjadi pada penderitanya [14,15].
Tinjauan Koma diabetes merupakan sebuah kondisi di mana umumnya terjadi pada penderita dengan riwayat diabetes yang mengalami kehilangan kesadaran.
Penyebab utama koma diabetes tidak hanya karena kadar gula dalam darah melonjak terlalu tinggi atau tidak terkendali.
Sejumlah kondisi berikut pun perlu diwaspadai pula sebagai faktor peningkat risiko terjadinya koma diabetes :
Ketoasidosis diabetik adalah peningkatan kadar keton dalam tubuh yang terjadi secara berlebihan [1,2,3].
Ini juga dikenal sebagai kondisi komplikasi yang umum terjadi pada penderita diabetes mellitus [4].
Ketika sel-sel otot membutuhkan energi lebih, maka tubuh kemudian akan menggunakan cadangan lemak untuk diubah menjadi energi [5].
Keton adalah zat asam hasil pembentukan proses alami tubuh tersebut.
Pada penderita diabetes mellitus yang mengalami kadar keton tinggi, maka kondisi ini disebut dengan diabetik ketoasidosis [5].
Ketika kondisi semacam ini diabaikan di mana penderita tak memperoleh penanganan yang tepat, maka koma diabetes dapat terjadi sebagai akibatnya.
Hipoglikemia adalah sebuah kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah sehingga mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran (pingsan) [1,2,3,6].
Terjadinya hipoglikemia dapat disebabkan oleh kadar insulin berlebih dalam tubuh atau karena tubuh tidak memperoleh cukup makanan [2,6].
Hipoglikemia juga dapat terjadi sebagai efek dari konsumsi alkohol berlebihan atau berolahraga berlebihan [1,2].
Sindrom ini ditandai utamanya dengan kadar gula darah yang mencapai 600 mg/dL [1,2,3,7].
Darah menjadi lebih mudah mengental ketika kadar gula darah terlalu tinggi hingga pada tahap tak terkendali [2].
Proses penyaringan cairan dan zat dalam tubuh menjadi berakibat pada penumpukan cairan karena gula berlebih menuju urine, yang berasal dari darah [7].
Penderita diabetes selalu memiliki risiko menderita koma diabetes, namun beberapa faktor di bawah ini mampu memperbesar lagi potensi tersebut [1,2,3,8].
Tinjauan Ketoasidosis diabetik, hipoglikemia, dan sindrom diabetik hiperosmolar adalah faktor penyebab koma diabetes selain hiperglikemia.
Koma diabetes biasanya diawali dengan gejala-gejala dari dua jenis kondisi, yaitu hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
Gejala-gejala hipoglikemia atau terlalu rendahnya kadar gula darah yang perlu diwaspadai dan segera ditangani antara lain [1,2,3,9] :
Hiperglikemia atau terlalu tingginya kadar gula darah dapat menimbulkan sejumlah tanda seperti berikut [2,10] :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Gejala-gejala tersebut kerap dianggap normal atau biasa oleh penderitanya, terutama pada kasus hipoglikemia.
Namun, sangat dianjurkan untuk segera ke dokter apabila tanda-tanda hipoglikemia maupun hiperglikemia di atas mulai dialami.
Atau, setidaknya sebelum menemui dokter penderita dapat mengukur atau mengecek kadar gula darah untuk mengetahui apakah kadar gula darahnya normal.
Jika mengetahui orang terdekat merupakan seorang penderita diabetes dan mengalami kehilangan kesadaran, penting untuk segera membawanya ke rumah sakit.
Tinjauan Koma diabetes adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan timbulnya gejala hipoglikemia atau gejala hiperglikemia sebelum kemudian gejala-gejala ini berkembang semakin buruk.
Bila mengalami gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, penderita dianjurkan untuk segera ke dokter agar tidak berakibat pada komplikasi fatal.
Umumnya, beberapa pemeriksaan di bawah ini akan dokter terapkan :
Pemeriksaan diawali dengan pengecekan kondisi fisik pasien untuk menemukan apa saja gejala fisik yang dialami [2,3,4,7].
Selain itu, dokter juga akan bertanya kepada pasien mengenai riwayat medis, terutama riwayat penyakit diabetes.
Sebagai tes penunjang yang juga penting dalam penegakan diagnosa koma diabetes, beberapa tes laboratorium perlu ditempuh oleh pasien [1,2,3,4].
Biasanya, dokter akan meminta pasien menjalani pemeriksaan kadar gula darah, kadar keton, kadar sodium, fosfat, dan kalium dalam darah, serta kadar kreatinin atau nitrogen dalam darah [1,2,3,4,].
Pasien dapat menjalani tes darah untuk mengetahui kadar gula darah, begitu pula dengan tes urine yang memiliki manfaat sama dalam mendeteksi kadar glukosa darah [3,4].
Tinjauan Pemeriksaan fisik, riwayat kesehatan dan tes laboratorium perlu ditempuh oleh pasien untuk dokter dapat mendeteksi penyebab koma diabetes serta menentukan penanganan terbaik.
Penanganan koma diabetes dapat ditentukan oleh dokter setelah mengetahui penyebabnya.
Pengobatan yang diberikan kepada pasien tergantung dari faktor penyebab, karena hipoglikemia atau hiperglikemia
1. Pengobatan Koma Diabetes Karena Hipoglikemia
Pada kasus koma diabetes yang disebabkan oleh hipoglikemia, maka penanganan utama adalah meningkatkan kembali kadar gula darah yang menurun.
Injeksi atau suntikan glukagon sangat penting dalam hal ini dan dokter memberikannya agar kadar gula darah meningkat dengan cepat [2,9].
Dextrose intravena adalah alternatifnya di mana tujuan penyuntikan kepada pasien juga sebagai peningkat kadar glukosa [2,9].
2. Pengobatan Koma Diabetes Karena Hiperglikemia
Cairan intravena biasanya dokter berikan kepada pasien untuk menghidrasi jaringan tubuh [2,10].
Selain itu, dokter juga akan meresepkan beberapa suplemen, seperti fosfat, sodium dan kalium yang akan membantu fungsi sel-sel tubuh bekerja dengan baik kembali [2,4,11].
Dokter juga berkemungkinan memberikan insulin agar glukosa dalam darah dapat diserap oleh jaringan tubuh [2,10,11].
Jika ada beberapa kondisi infeksi yang menjadi penyebab hiperglikemia, maka dokter akan menanganinya sesuai penyebab infeksi.
Apakah setelah penanganan kadar gula darah langsung kembali normal?
Biasanya ya, kondisi pasien akan membaik usai keberhasilan dalam peningkatan kadar gula darah (kasus hipoglikemia) atau penurunan kadar gula darah (kasus hiperglikemia).
Ketika kadar gula darah sudah pada angka normal dan diketahui stabil, pasien akan merasa lebih baik.
Pada beberapa kasus pasien dapat mengalami kehilangan kesadaran sebagai gejalanya, namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena pasien akan sadar kembali tak lama usai mendapatkan penanganan.
Apakah prognosis koma diabetes baik?
Ya, prognosis koma diabetes cukup baik, terutama pada pasien yang segera memperoleh perawatan setelah timbulnya gejala [13].
Bahkan penderita koma diabetes yang sempat memperoleh penanganan darurat memiliki kesempatan untuk pulih sepenuhnya seperti sediakala [13].
Jika gejala yang muncul segera ditangani, seharusnya tidak ada efek gejala yang berpotensi memburuk.
Hanya pada penderita koma diabetes dengan komplikasi seperti kgangguan aliran darah, infeksi hingga komplikasi tromboemboli dapat berakibat pada kematian [12].
Tinjauan Penanganan koma diabetes akan didasarkan pada penyebabnya, baik itu karena hipoglikemia atau hiperglikemia.
Pada kasus tekanan darah yang tiba-tiba menurun, penderita dapat kehilangan kesadaran maupun mengalami serangan panik atau gangguan kecemasan [15].
Ketika koma diabetes tidak segera ditangani, maka beberapa komplikasi fatal seperti kerusakan otak permanen dan kematian dapat terjadi [14].
Kedua risiko komplikasi tersebut dapat dialami penderita ketika gejala tidak mendapat penanganan selama beberapa jam atau lebih.
Tinjauan Risiko komplikasi koma diabetes yang perlu diwaspadai adalah serangan cemas, kerusakan otak permanen, hingga kematian.
Koma diabetes dapat dicegah atau setidaknya dihambat dengan mengendalikan kadar gula dalam darah dengan baik.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah koma diabetes antara lain [2] :
Beberapa orang dapat mengalami koma diabetes tanpa mengetahui bahwa mereka sebenarnya memiliki penyakit diabetes.
Jika demikian, dokter biasanya akan membantu pasien dalam pemahaman kondisinya untuk dapat membantu meminimalisir risiko gejala lebih lanjut.
Dokter akan merekomendasikan beberapa jenis olahraga atau juga diet yang tepat untuk membantu menjaga kestabilan kadar gula darah.
Tinjauan Diet, olahraga, dan pemantauan kadar keton atau gula darah adalah cara untuk meminimalisir risiko koma diabetes.
1. Anonim. Diabetic Coma. Diabetes.co.uk; 2015.
2. Cleveland Clinic medical professional. Diabetic Coma. Cleveland Clinic; 2015.
3. Maya Fayfman, MD, Francisco J. Pasquel, MD, MPH, & Guillermo E. Umpierrez, MD, CDE. Management of Hyperglycemic Crises: Diabetic ketoacidosis and hyperglycemic hyperosmolar state. HHS Public Access; 2019.
4. Jenna M. Lizzo; Amandeep Goyal; & Vikas Gupta. Adult Diabetic Ketoacidosis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
5. Pranita Ghimire & Amit S. Dhamoon. Ketoacidosis. National Center for Biotechnology Information; 2020.
6. Zefen Lu, Jianfeng Liu, Qing He, Anindita Chakraborty, & Tiehong Zhu. Analysis of Risk Factors for Hypoglycemic Coma in 194 Patients with Type 2 Diabetes. Medical Science Monitor; 2017.
7. Adebayo Adeyinka & Noah P. Kondamudi. Hyperosmolar Hyperglycemic Nonketotic Coma. National Center for Biotechnology Information; 2020.
8. Zachary T. Bloomgarden, MD. Diabetic Ketoacidosis in Patients With CHF and/or Renal Failure. Medscape; 2002.
9. Sanjay Kalra, Jagat Jyoti Mukherjee, Subramanium Venkataraman, Ganapathi Bantwal, Shehla Shaikh, Banshi Saboo, Ashok Kumar Das, & Ambady Ramachandran. Hypoglycemia: The neglected complication. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism; 2013.
10. MIchelle Mouri & Madhu Badireddy. Hyperglycemia. National Center for Biotechnology Information; 2020.
11. Aidar R Gosmanov, Elvira O Gosmanova, & Erika Dillard-Cannon. Management of adult diabetic ketoacidosis. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy; 2014.
12. U Keller, W Berger, R Ritz, & P Truog. Course and prognosis of 86 episodes of diabetic coma. A five year experience with a uniform schedule of treatment. Diabetologia; 1975.
13. Osama Hamdy, MD, PhD, Romesh Khardori, MD, PhD, FACP, Barry E Brenner, MD, PhD, FACEP, Vasudevan A Raghavan, MBBS, MD, MRCP(UK), Donald W Rucker, MD, MBA, MS, David S Schade, MD, Don S Schalch, MD, Erik D Schraga, MD, & Francisco Talavera, PharmD, PhD. Diabetic Ketoacidosis (DKA). Medscape; 2021.
14. Xavia Malcolm. What Happens During A Diabetic Coma. Jamaica Hospital Medical Center; 2014.
15. Professor Crispian Scully CBE, MD, PhD, MDS, MRCS, FDSRCS, FDSRCPS, FFDRCSI, FDSRCSE, FRCPath, FMedSci, FHEA, FUCL, FBS, DSc, DChD, DMed (HC), Dr (hc). Scully's Medical Problems in Dentistry (Seventh Edition). Churchill Livingstone; 2014.