Lafutidine termasuk pada golongan obat antasida. Merupakan obat yang bekerja secara antagonis pada reseptor histamin-H2, dengan menghambat histamin dan menstimulasi sekresi asam lambung[3]. Karena mampu mengurangi kadar volume dan keasaman lambung, maka dapat sebagai terapi untuk mengatasi ulcer dan gastric reflux. [1]
Ulser adalah suatu kondisi yang muncul akibat rusaknya mukosa lambung, hingga lapisan otot dalam saluran pencernaan, karena produksi asam lambung yang berlebih[6].
GERD adalah kondisi di mana produksi asam dalam perut, naik ke atas (diafragma) hingga menyebabkan heartburn (ketidaknyamanan pada dada, rasanya seperti terbakar)[8].
Daftar isi
Berikut ini adalah informasi detil mengenai Lafutidine, mulai dari indikasi hingga anjuran peringatannya. [2]
Indikasi | Untuk mengobati gastric ulcer, GERD, ulser di usus besar. Antasida |
Kategori | Obat Bebas Terbatas (P No. 1) |
Konsumsi | Dewasa dan lansia |
Kelas | Antasida, Agen Antireflux & Antiulcerant |
Bentuk | Tablet |
Kontraindikasi | Laktasi |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut ini, dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter, sebelum mengkonsumsi Lafutidine: → Pasien yang sedang menyusui → Pasien dengan gangguan ginjal dan hati → Pasien lansia |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Per oral Kategori B: Studi pada reproduksi hewan tidak menemukan risiko pada janin. Belum ada studi yang memadai dan terkontrol pada wanita hamil |
Sebagai obat yang termasuk pada golongan antasida dan anti-refluks agent, Lafutidine dapat mengobati: [3]
Sebelum ditemukan penelitian mengenai Lafutidine sebagai anti reflux agent, ternyata obat yang bekerja secara antagonis pada reseptor histamin-H2 ini, telah digunakan untuk anestesi umum, tujuannya untuk mengurangi munculnya risiko aspirasi pneumonia. [1][2]
Pada kasus ulser ini, faktor penyebab dari ulser lambung adalah ketahanan mukosa dan adanya bakteri Helicobacter pylori.
Ketahanan mukosa seperti yang tersebut dipengaruhi oleh adanya agen perusak mukosa lebih banyak dibanding agen yang berfungsi untuk melindungi mukosa, yaitu mucous barrier atau mukus dan senyawa bikarbonat, prostaglandin, aliran darah mukosa, serta resistensi mukosa.[7]
Keadaan ini harus diobati supaya tidak menyebabkan kerusakan mukosa/ulser lebih parah lagi, mencegah kambuhnya ulser, hingga mencegah munculnya komplikasi lebih lanjut.[7]
Untuk itulah konsumsi Lafutidine, yang mana mekanisme kerja obatnya pada reseptor H2, dapat berguna sebagai terapi pengobatan ulser lambung.[7]
Kemudian pada kasus GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease,
keadaan tersebut disebabkan oleh abnormalitas dalam perut, yang dinamakan hiatal hernia, muncul karena sphincter atas dan bawah pada perut bergerak menuju atas diafragma, yang memisahkan antara dada dan perut.
Pada kondisi normal, diafragma mencegah asam tetap berada dalam perut, namun pada kondisi hiatal hernia, asam dapat naik hingga ke esofagus, sehingga menyebabkan GERD.
Penyakit pada pencernaan termasuk mengganggu dan sering menimbulkan ketidaknyamanan, maka banyak diproduksi berbagai obat untuk meredakan penyakit pencernaan, salah satunya adalah terapi pengobatan baru dengan obat Lafutidine ini.
Dosis Lafutidine disesuaikan dengan penyakit yang diderita, serta usia pasien dan gejala yang dialaminya. Berikut ini adalah detil pemberian dosisnya untuk dewasa dan lansia.[2]
⇔ Untuk mengobati gastrik ulser, ulser usus besar dan perut: → 10 mg setelah sarapan pagi, kemudian diulang saat setelah makan malam, atau sebelum tidur. Dosis dapat disesuaikan dengan usia atau gejala yang dialami pasien. ⇔ Untuk mengobati lesi pada mukosa lambung: → Dosis dewasa: 10mg setelah makan malam atau sebelum tidur. Diminum sekali sehari. Dosis disesuaikan dengan usia dan gejala yang dialami pasien. ⇔ Untuk pra-anestesi: → Dosis dewasa: 10mg sebelum tidur pada hari sebelum operasi, dan 10mg diberikan dua hari sebelum pemberian anestesi untuk operasi. |
⇔ Untuk mengobati gastrik ulser, ulser usus besar dan perut → Dosis dapat dikurangi maupun ditingkatkan, dengan pemberian secara bertahap. ⇔ Untuk mengobati lesi pada mukosa lambung → Dosis dapat dikurangi maupun ditingkatkan, dengan pemberian secara bertahap. ⇔ Untuk pra-anestesi → Dosis dapat dikurangi maupun ditingkatkan, dengan pemberian secara bertahap. |
Setiap obat tak hanya memberikan manfaat yang baik, namun juga memiliki efek samping. Selama obat Lafutidine dikonsumsi sesuai anjuran dokter dan tepat dosis, efek samping yang mungkin muncul selama pengobatan tidak akan terlalu berpengaruh buruk terhadap kondisi pasien.
Berikut ini adalah efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Lafutidine. [2]
Berikut ini informasi mulai dari cara penyimpanan, interaksi dengan obat lain hingga penanganan bila terjadi overdosis akibat penggunaan Lafutidine.[1][2][4]
Penyimpanan | Tablet: → Simpan antara 20-25°C. → jangan simpan di freezer. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. |
Cara Kerja | → Deskripsi: Lafutidine adalah obat golongan antagonis reseptor histamin-H2, yang berperan untuk melindungi lambung. Digunakan sebagai terapi penyakit ulser lambung. Selain itu juga digunakan sebagai general anestesi untuk mengurangi kejadian aspirasi pneumonia. → Farmakokinetik: Diserap dengan baik, kadar konsentrasi plasma dicapai dengan cepat. Onset 4.5 jam setelah pemberian → Distribusi: ikatan protein mencapai 88% → Metabolisme: Lafutidine dimetabolisme pada jalur CYP3A4 (utama) dan CYP2D6, kedua jalur metabolisme ini merupakan kelompok enzim hemeprotein. Fungsinya sebagai katalis oksidator bagi senyawa xenobiotik, asam lemak, senyawa steroid, hingga obat-obatan, serta senyawa karsinogen. → Ekskresi: Diekskresikan melalui urine menjadi metabolit. |
Interaksi dengan obat lain | Berikut ini adalah obat-obat yang mungkin mempengaruhi efek dari Lafutidine, bila digunakan bersamaan: → Amphetamine: dapat mengurangi efek sedasi dan stimulan dari Lafutidine → Asunaprefir: Lafutidine dapat mengurangi penyerapan Asunaprefir dalam tubuh, sehingga kadar konsentrasi serum berkurang dan efektifitasnya menurun → Betahistine: Dapat menurunkan efektivitas dari Betahistine, bila digunakan bersamaan Lafutidine → Captopril: Lafutidine dapat mengurangi penyerapan Asunaprefir dalam tubuh, sehingga kadar konsentrasi serum berkurang dan efektifitasnya menurun → Cefpodoxime: Lafutidine dapat mengurangi penyerapan Asunaprefir dalam tubuh, sehingga kadar konsentrasi serum berkurang dan efektifitasnya menurun |
Interaksi dengan makanan | → Tidak ada masalah interaksi dengan makanan → Obat dapat diminum sebelum atau sesudah makan |
Overdosis | ⇔ Gejala: Reaksi anafilaksis, hingga agranulocytosis, trombositopeni ⇔ Cara Mengatasi: Dosis dikurangi secara perlahan |
Pengaruh pada hasil lab | — |
Apakah dapat dikonsumsi untuk penderita maag?
Ya, Lafutidine berfungsi menurunkan kadar keasaman lambung [3], yang mana saat kondisi maag, kadar asam lambung meningkat
Dapatkah mengkonsumsi Lafutidine sebelum makan?
Ya [2]
Bagaimana mengkonsumsi Lafutidine yang benar?
Diminum 10mg setelah makan atau sebelum tidur. Dosis dianjurkan oleh dokter, disesuaikan dengan kondisi pasien [2]
Apakah anak-anak dapat mengkonsumsi Lafutidine?
Tidak [2]
Apakah ibu hamil dan menyusui boleh konsumsi Lafutidine?
Tidak [2]
Berikut ini adalah beberapa obat bermerek yang mengandung Lafutidine. [5]
Brand Merek Dagang |
Lavuca |
Lavumac |
Lameiting |
Protecadin |
1. Anonim. pubchem.ncbi.nlm.nih.gov ; 2020.
2. Anonim. MIMS. Lafutidine. 2020.
3. Dr. Anthony Melvin Crasto, pH.d. Lafutidine. www.newdrugapprovals.org ; 2018.
4. Kazuro Ikawa et al. Pharmacokinetic and pharmacokinetic properties of Lafutidine after postprandial oral on healthy subjects: comparison with Famotidine. Biol Pharm Bull. pubchem.ncbi.nlm.nih.gov ; 2007.
5. Anonim. Drugs.com.Lafutidine. 2020.
6. Noval Aziz. Peran antagonis reseptor H2 dalam pengobatan ulkus peptikum. Sari Pediatri, vol. 3, no. 4: 222-226. wikipedia. 2002
7. Staf pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI. Kumpulan kuliah farmakologi. Buku Kedokteran EGC. wikipedia. 2009.
8. Anonim. WebMD.Lafutidine. 2020.