Linglung adalah perubahan mendadak pada otak yang menyebabkan kebingungan secara mental dan juga gangguan emosional. Kondisi ini membuat penderitanya sulit berpikir, mengingat, tidur, memusatkan perhatian, dan banyak lagi.
Linglung bisa dialami seseorang karena beberapa sebab, biasanya hanya bersifat sementara dan seringkali bisa diobati secara efektif.
Daftar isi
Linglung adalah memburuk atau berubahnya keadaan mental seseorang yang terjadi secara tiba-tiba, yaitu dalam satu hingga dua hari. Penderitanya bisa menjadi kebingungan, atau lebih bingung dari biasanya. Atau ia bisa jadi mudah mengantuk.
Kondisi ini bisa membuat penderita dan orang di sekitarnya terganggu bahkan tertekan, terutama bila mereka tidak tahu apa penyebab dari perubahan mendadak ini.
Linglung bisa menjadi tanda awal bahwa seseorang mulai tidak sehat, dan juga salah satu gejala awal infeksi virus corona pada orang-orang yang mengalami demensia. [3]
Istilah medis untuk kondisi ini adalah delirium, yang juga dikenal sebagai keadaan kebingungan yang akut dan merupakan gejala klinis yang biasanya berkembang pada orang lanjut usia. Linglung ditandai oleh perubahan kesadaran dan kognisi dengan menurunnya kemampuan untuk fokus, atau menjaga perhatian. [2, 3, 4]
Linglung bisa berkembang dalam jangka waktu pendek dan naik-turun di siang hari. Gejala klinis dari gangguan mental ini bisa berbeda-beda, tetapi biasanya berkembang bersamaan dengan gangguan sikap psikomotor seperti hiperaktivitas atau hipoaktivitas dengan meningkatnya aktivitas simpatetik dan gangguan tidur. [2]
Jika seseorang tiba-tiba menunjukkan salah satu dari gejala-gejala di bawah ini atau bersikap tidak seperti biasanya, konsultasikan hal ini dengan tenaga kesehatan. Orang yang mengalami delirium atau linglung mungkin tidak sadar bahwa dirinya berubah dan seringkali tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi pada diri mereka sendiri.
Gejala-gejala linglung bisa termasuk: [1, 3]
Gejala-gejala linglung seringkali berfluktuasi (datang dan pergi) sepanjang hari. Ahli kesehatan membagi kondisi ini menjadi tiga jenis berdasarkan gejala-gejala yang dialami seseorang. Ketiga jenis ini adalah hiperaktif, hipoaktif, dan campuran.
Diantara orang usia lanjut, termasuk yang mengalami demensia, delirium hipoaktif dan campuran lebih umum terjadi.
Orang dengan jenis linglung ini biasanya:
Penderita delirium tipe ini bisa dengan mudah mengalami tekanan karena tidak mengerti mereka ada dimana atau karena kehilangan jejak waktu. Mereka juga mungkin berhalusinasi bahwa orang-orang di sekitar mereka sedang berusaha menyakiti.
Orang dengan jenis linglung ini biasanya:
Linglung jenis ini sulit dikenali karena sangat tenang. Penderitanya mungkin juga akan makan lebih sedikit dari biasanya atau jadi lebih jarang beraktivitas. Mereka juga biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur.
Orang dengan gangguan jenis ini kadang-kadang menunjukkan gejala hiperaktivitas dan kemudian menjadi hipoaktif. Gejala-gejalanya akan berganti-ganti dari satu hari ke hari berikutnya atau bahkan dalam satu hari yang sama.
Penyakit yang menyebabkan peradangan dan infeksi, misalnya pneumonia, bisa mempengaruhi fungsi otak. Selain itu, minum beberapa jenis obat (misalnya obat tekanan darah) atau penyalahgunaan obat bisa juga mengganggu keseimbangan kimia di otak. [2, 3, 4]
Penyebab linglung bisa berbeda dan bersifat multi-faktor, serta seringkali terjadi akibat penyakit medis akut, komplikasi atau efek konsumsi obat. Diantara orang lanjut usia, salah satu faktor risiko terjadinya linglung adalah dementia. [1, 2, 3, 4]
Penyebab linglung yang pasti masih belum sepenuhnya dipahami, dan kondisi ini bisa terjadi melalui berbagai mekanisme patogen yang berbeda. Bukti-bukti penelitan yang sudah ada saat ini menunjukkan bahwa keracunan obat, peradangan dan respon stress akut bisa berkontribusi atas terjadinya gangguan neurotransmisi, dan, akhirnya, menyebabkan linglung atau delirium. [4]
Berlebihnya dopamin bisa menyebabkan delirium hiperaktif yang berhubungan dengan meningkatnya acetylcholine. Jalur dopaminergy dan cholinergy akan tumpang tindih di otak. Hal ini menjelaskan mengapa reseptor dopamin mempengaruhi kadar acetylcholine dan menjelaskan terjadinya kondisi linglung, termasuk dalam bentuk hiperaktif dan hipoaktif.
Ketidakseimbangan antara neurotransmitter dan jalur cholinergy bisa menyebabkan delirium atau linglung.
Semakin banyak bukti-bulti klinis yang menunjukkan bahwa benturan, infeksi atau pembedahan bisa menyebabkan meningkatnya produksi proinflammatory cytokine, yang mungkin, pada beberapa individu, bisa memicu terjadinya linglung.
Cytokine yang dihasilkan secara periferal bisa menyebabkan respon berlebih dari microglia, sehingga mengakibatkan peradangan berat di otak. Kadar proinflammatory cytokine pada tubuh orang-orang yang linglung terbukti naik kadarnya.
Stress berkepanjangan akan mengaktifkan sistem syaraf simpatetis dan axis kelenjar hipotalamus-hipofisis-suprarenal, yang akan meningkatkan kadar cytokine dan menyebabkan hiperkortisolisme kronis yang mengakibatkan berubahnya fungsi hippocampus.
Kortisol adalah hormon utama yang merespon stress dan memili efek merusak diantara reseptor 5HT1A. Hubungan antara reseptor-reseptor ini dan kondisi linglung masih terus diteliti.
Kadar kortisol tinggi yang berhubungan dengan stress akut juga diduga bisa menyebabkan linglung. Steroid bisa mengganggu fungsi kognitif, walaupun tidak semua pasien yang mendapat perawatan dengan steroid dosis tinggi akan mengalami kondisi ini.
Linglung yang berhubungan dengan cedera syaraf langsung bisa disebabkan oleh berbagai gangguan metabolis atau iskemis terhadap otak.
Hipoksemia, hipoglisemia dan kekacauan metabolisme lainnya bisa menyebabkan menurunnya energi, yang kemudian akan mengganggu sintesis dan pelepasan neurotransmitter, serta juga gangguan terhadap impuls syaraf di seluruh jaringan yang berhubungan dengan perhatian dan kognisi.
Orang yang berusia diatas 65 tahun atau memiliki beberapa masalah kesehatan biasanya lebih berisiko mengalami linglung.
Orang-orang dalam kelompok berikut juga termasuk berisiko: [1, 3]
Faktor-faktor berikut juga bisa berkontribusi pada terjadinya linglung: [1, 2, 3, 4]
Ahli kesehatan seperti dokter atau perawat akan memastikan apakah seseorang mengalami linglung atau tidak berdasarkan riwayat kesehatannya (bagaimana dan kapan gejala-gejala mulai muncul) kemudian melakukan pemeriksaan.
Jenis tes yang digunakan dikenal dengan istilah 4AT, dan dipakai untuk mengukur: [3]
Karena ada banyak faktor yang bisa menyebabkan perubahan pada keseimbangan kimiawi otak, maka dokter juga akan melakukan beberapa tes yang relevan dengan gejala-gejala dan riwayat kesehatan pasien, seperti:
Tergantung dari penyebab terjadinya linglung, pengobatan bisa termasuk menghentikan konsumsi beberapa jenis obat tertentu. [1, 2, 3, 4]
Pada pasien berusia lanjut, diagnosa yang akurat sangat penting untuk menentukan jenis perawatan yang akan dilakukan, karena gejala-gejala linglung mirip dengan demensia, tetapi perawatannya sangat berbeda.
Dokter akan meresepkan obat-obatan untuk mengobati penyebab terjadinya linglung. Misalnya, jika linglung disebabkan oleh serangan asma yang parah, maka dokter akan memberikan inhaler atau mesin bantu pernafasan untuk mengembalikan nafas ke kondisi normal.
Jika infeksi bakteri yang menyebabkan terjadinya linglung, maka dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin juga menyarankan pasien untuk berhenti minum alkohol atau mengonsumsi jenis obat-obatan tertentu (misalnya codeine atau obat lain yang bisa menekan sistem syaraf).
Jika linglung menyebabkan depresi atau kecemasan pada pasien, maka dokter mungkin akan memberikan dosis kecil dari beberapa obat berikut: [1]
Jika pasien mengalami disorientasi, konseling bisa membantu mengembalikan pikirannya yang terpencar.
Konseling juga digunakan sebagai perawatan bagi pasien yang linglungnya disebabkan oleh penggunaan obat atau alkohol. Pada kasus-kasus ini, konseling bisa membantu pasien berhenti dari kebiasaan menggunakan zat-zat yang menyebabkan linglung atau delirium.
Pada semua kasus linglung, konseling ditujukan untuk membuat pasien merasa nyaman dan menyediakan ruang yang aman bagi mereka untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan mereka.
1. Chitra Badii, Timothy J. Legg, Ph.D., CRNP. What’s Delirium and How Does It Happen? Healthline; 2019.
2. María de Lourdes Ramírez Echeverría, Manju Paul. Delirium. StatPearls Publishing; 2020.
3. Alzheimer's Society Team. Delirium. Alzheimer's Society; 2020.
4. Tamara G. Fong, Samir R. Tulebaev, Sharon K. Inouye. Delirium in elderly adults: diagnosis, prevention and treatment. Nature Reviews Neurology; 2009.